3. Aspek Teknis Produksi
Studi teknis akan mengungkapkan kebutuhan apakah yang diperlukan dan bagaimana secara teknis proses produksi
akan dilaksanakan. Beberapa hal umum yang perlu diperhatikan adalah mengenai kapasitas produksi, pemakaian
peralatan dan mesin, lokasi dan tata letak usaha yang paling menguntungkan.
4. Aspek Manajemen
Studi aspek manajemen meliputi penyusunan rencana kerja, siapa saja yang terlibat, bagaimana mengkoordinasi dan
mengawasi pelaksanaan usaha, jenis-jenis pekerjaan, struktur organisasi dan pengadaan tenaga kerja yang dibutuhkan.
2.2.2. Manfaat Studi Kelayakan Bisnis
Manfaat studi kelayakan bisnis Umar, 2003 adalah : 1.
Pihak Investor. Calon investor memiliki kepentingan langsung
terhadap keuntungan yang akan diperoleh dan jaminan keselamatan atas modal yang ditanamnya.
2.
Pihak Kreditor. Pihak Bank sebagai pemberi pinjaman perlu
mengkaji ulang studi kelayakan bisnis yang telah dibuat, misalnya mengenai bonafiditas dan tersedianya agunan yang
dimiliki perusahaan. 3.
Pihak Manajemen. Pihak manajemen perlu mempelajari studi
kelayakan bisnis yang dibuat, misalnya dalam hal pendanaan, berapa yang dialokasikan dari modal sendiri, serta rencana
pendanaan dari investor dan kreditor. 4.
Pihak Pemerintah dan Masyarakat. Penyusunan studi
kelayakan bisnis memperhatikan dan membantu kebijakan pemerintah dalam prioritas yang akan dibantu, misalnya dengan
subsidi dan keringanan lain. 5.
Bagi Tujuan Pembangunan Ekonomi. Dalam penyusunan
studi kelayakan bisnis perlu dianalisis manfaat yang akan
didapat dan biaya yang akan ditimbulkan terhadap perekonomian nasional.
2.3. Penelitian Terdahulu
Tahmid 2005 meneliti mengenai studi kelayakan pendirian industri gelatin berbasis tulang sapi di Indonesia. Hasil dari penelitian ini
menunjukan bahwa pendirian industri gelatin tipe b berbasis tulang sapi di Indonesia layak untuk diimplementasikan bila dilihat pada aspek pasar dan
keuangannya, karena berdasarkan analisis keuangan diperoleh nilai dari beberapa parameter kelayakan yang meliputi Net Present Value NPV
Rp 402.927.007.574,87, Internal Rate of Return IRR 53,70 , Net BenefitCost BC 4,06 dan Payback Period PBP 2,91 tahun.
Keseluruhan penilaian kriteria kelayakan tersebut menunjukan bahwa pendirian pabrik gelatin tipe b di Indonesia layak untuk diimplementasikan.
Hasil analisis sensitivitas untuk proyek ini menunjukan bahwa ketika terjadi kenaikan harga bahan baku sebesar 121,10 dan ketika terjadi
penurunan harga produk gelatin 43,45, maka industri ini tidak layak, karena NPV proyek menjadi negatif.
Perdana 2007 melakukan penelitian mengenai Analisis Kelayakan Usaha secara Partisipatif pada Usaha Pembesaran Ikan Gurame Studi
Kasus Kelompok Tani Tirta Maju di Desa Situ Gede. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa usaha keseragaman Kelompok Tani Tirta Maju
layak untuk diimplementasikan bila dilihat pada aspek pasar dan keuangan, karena pada analisis usaha tani menunjukan keuntungan Rp. 16.238.500,00
dan RevenueCost RC 1,29, pada analisis penilaian investasi usaha diperoleh NPV, Net BC, IRR dan PBP, masing-masing Rp. 10.433.612,00;
1,67; 28,9 dan 2,9 tahun periode. Namun demikian, usaha ini masih tergolong kurang menguntungkan dan menarik bagi bankinvestor untuk
menanamkan modalnya, hal tersebut dikarenakan keuntungan per bulan usaha ini selama 5 tahun berjalan hanya Rp. 260.838,00. Selain itu,
pendapatan per bulan setiap anggota yang terlibat berdasarkan nilai