Budidaya Perikanan Budidaya Kolam Air Deras Budidaya Karamba

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Perikanan

Menurut Departemen Kelautan dan Perikanan 2006, perikanan adalah kegiatan ekonomi dalam bidang penangkapan atau budidaya ikan , binatang air lainnya atau tanaman air. Perikanan adalah suatu kegiatan mulai dari penangkapan, budidaya sampai dengan pengolahan organisme akuatik yang mencakup ikan finfish, udang Crustasea, hewan bercangkang molusca, ekinodermata dan alga yang memiliki nilai ekonomis Effendi, 2004

2.1.1. Budidaya Perikanan

Menurut Departemen Kelautan dan Perikanan 2006, budidaya perikanan merupakan kegiatan memelihara ikan, binatang air atau tanaman air dengan menggunakan fasilitas buatan. Kegiatan budidaya perikanan terdiri atas kegiatan pembenihan, pendederan dan pembesaran yang memiliki keterkaitan satu sama lain. Oleh karena itu, kegiatan budidaya merupakan suatu mata rantai antara kegiatan pembenihan, pendederan dan pembesaran Susanto, 2002.

2.1.2. Budidaya Kolam Air Deras

Budidaya kolam air deras adalah budidaya yang dilakukan pada kolam yang didesain untuk memungkinkan terjadinya aliran air flowthrough dalam pemeliharaan ikan dengan dengan padat penebaran yang tinggi. Kolam air deras memiliki aliran air yang melimpah dan relatif deras, serta kaya akan oksigen untuk respirasi ikan dan juga membuang limbah metabolisme, terutama ammonia. Debit air di kolam air deras dapat ditentukan dengan patokan setiap 10 menit seluruh air kolam sudah berganti semua. Komponen-komponen kolam air deras sama dengan kolam air tenang, yaitu meliputi pematang atau dinding kolam, dasar kolam, pintu air masuk, pintu air keluar, saluran pembuangan dan saluran pemasukan. Fungsi setiap komponen tersebut sama dengan kolam air tenang. Demikian pula dengan sistem distribusi dan drainase airnya. Mengingat sifat aliran yang relatif deras maka desain kolam air deras biasanya terbuat umumnya memanjang seperti saluran, dengan panjang 5 – 10 m, lebar 2 – 4 m dan kedalaman 1 – 2 m. Dengan sifat aliran demikian maka dinding dan dasar kolam air deras terbuat dari beton. Kolam air deras dapat dibuat dari tanah, tetapi dinding dan dasar harus dilapisi plastik untuk mencegah tergerusnya dinding tersebut oleh aliran air Effendi, 2004.

2.1.3. Budidaya Karamba

Budidaya karamba adalah budidaya ikan yang dilakukan pada wadah budidaya berupa kandang yang terbuat dari kayu, papan atau bambu yang yang ditempatkan di dasar sungai. Karamba terdiri dari rangka kayu dan dinding yang terbuat dari kayu, bambu, papan atau kawat yang berukuran panjang 2 – 10 m, lebar 1 – 5 m dan tinggi 1 – 2 m. Dinding karamba harus dirancang sedemikian rupa sehngga aliran air sungai masih memungkinkan menerobos dinding untuk sirkulasi air pasokan oksigen terlarut dan pembuangan metabolisme dan sisa pakan dalam karamba. Supaya posisi karamba di sungai tersebut tidak berubah, maka karamba ditambatkan dengan menggunakan tambang pada patok kayu yang ditancapkan di dasar sungai atau pinggiran sungai. Pada bagian atas karamba terdapat bagian pintu yang dapat di buka dan ditutup untuk keperluan operasional budidaya penebaran benih, pemberian pakan dan pemanenan. Seringkali karamba ini ditempatkan di pinggiran badan sungai yang dekat atau melintasi kawasan urban, sehingga kandungan bahan organik di perairan tersebut relatif tinggi dan dapat dimanfaatkan oleh ikan kultur. Selain itu, ikan kultur juga dapat memanfaatkan potongan atau partikel organik dan buangan rumah tangga, restoran atau pabrik berbahan organik yang terdapat di air sungai secara langsung. Dengan kondisi tersebut, pemberian pakan bagi ikan kultur dalam karamba bias direduksi karena memungkinkan terdapat sumbangan pakan alami cacing sutera dan bahan organik. Pemberian pakan pelet bagi ikan dalam karamba bias mencapai kurang dari 1 dari bobot biomasa per hari, bahkan dapat tidak diberi pakan sama sekali. Dengan menggunakan sistem karamba, dapat diperoleh efisiensi produksi ikan yang tinggi. Keberadaan karamba dalam badan air sungai juga bisa menghambat aliran air, sedimentasi dan jebakan sampah. Sampah yang terdapat dalam air sungai tertahan oleh dinding karamba dan bila jumlahnya banyak dan semakin banyak maka pada akhirnya bisa menghambat aliran air. Kondisi demikian menyebabkan kualitas air dalam karamba menjadi jelek dan nafsu makan ikan kultur menjadi hilang sama sekali, sehingga ikan tidak tumbuh bahkan mati Effendi, 2004.

2.1.4. Usaha Pemancingan