Hasil analisis
pendapatan usahatani di atas menunjukan
bahwa secara teori dalam jangka pendek pengembangan usaha pemancingan Tirta Salak dikategorikan layak diimplementasikan.
Hal ini dikarenakan kriteria TR TC dan RC 1 sebagai syarat suatu usaha yang menguntungkan atau layak dapat dipenuhi.
Dalam analisis pendapatan usahatani, pemancingan Tirta Salak menggunakan data per tahun, yaitu pada tahun pertama
pengembangan usaha pemancingan Tirta Salak hanya menggunakan data biaya variabel selama 11 bulan dalam 1 tahun.
Data biaya variabel tersebut antara lain adalah data biaya pengadaan bahan baku, pakan dan isi ulang tabung oksigen.
Untuk lebih rinci mengenai analisis usaha dapat dilihat pada Lampiran 6 dan 7.
g. Kriteria Kelayakan Investasi
Asumsi-asumsi yang digunakan dalam pengembangan usaha pemancingan Tirta Salak melalui penyusunan cash flow
berikut : 1
Umur usaha yang direncanakan adalah 5 tahun yang telah disepakati oleh pihak pemancingan Tirta Salak.
2 Usaha dimulai pada bulan Desember 2008 sampai dengan
Desember 2013, yaitu pada tahun ke nol sampai dengan tahun ke lima. Sedangkan untuk periode produksi berlangsung
setiap 1 bulan sekali. Untuk tahun ke nol tidak dilakukan proses produksi. Proses produksi berjalan pada tahun ke 1
dan berlangsung 11 kali periode produksi, untuk tahun selanjutnya berlangsung 12 kali periode produksi.
3 Biaya investasi untuk investasi barang-barang tidak bergerak
dikeluarkan pada tahun ke nol, yaitu sebelum proses produksi dimulai.
4 Luas lahan yang digunakan untuk pengembangan usaha
pemancingan Tirta Salak adalah lahan milik pemancingan Tirta Salak. Lahan yang digunakan adalah seluas ± 1.900 m
2
.
Luas kolam air deras yang digunakan adalah seluas 6 m x 3 m, dengan kedalaman 1 m. Sedangkan untuk kolam
pengobatan dan kolam penampungan adalah seluas 4m x 2m dan 5 m x 3 m, dengan kedalaman 50 cm. Untuk karamba
yang digunakan oleh pemancingan Tirta Salak, lahan yang digunakan adalah di pinggiran sungai yang mengapit lahan
pemancingan Tirta Salak. 5
Kolam produksi pemancingan Tirta Salak kolam air deras membutuhkan bahan baku ikan mas ukuran 1 kg6 ekor
sebanyak 500 kg. Untuk ikan bawal dibutuhkan sebanyak 500kg juga, tetapi untuk ikan bawal digunakan ukuran
1 kg8 ekor. Sedangkan untuk karamba, satu karamba membutuhkan 100 kg bahan baku ikan mas dan ikan bawal.
6 Produksi pada awal tahun dianggap konstan, yaitu 900 kg per
kolam untuk ikan mas setiap periodenya dan 1.200 kg untuk ikan bawal setiap periodenya. Sedangkan untuk produksi
karamba adalah 190 kg untuk ikan mas per periode dan 253 kg untuk ikan bawal.
7 Harga-harga yang digunakan adalah harga yang berlaku pada
saat ini harga tahun 2008 dengan asumsi harga konstan selama umur usaha.
8 Penjualan diasumsikan selalu habis sesuai dengan jumlah
produksi yang dihasilkan. 9
Jumlah tenaga kerja yang terlibat adalah seluruh tenaga kerja pemancingan Tirta Salak, yaitu 10 orang.
10 Pemberian pakan per hari untuk produksi disepakati adalah
1 dari bobot ikan untuk pakan buatan dan 2 untuk pakan alami. Pakan yang digunakan berupa pellet, keong mas dan
sampah sisa rumah tangga atau rumah makan. 11
Setiap kolam dan karamba memiliki waktu tebar dan waktu panen yang sama sesuai kesepakatan Tirta Salak. Semua
kolam dan karamba memiliki massa tanam hingga 1 bulan,
sehingga diasumsikan masing-masing kolam dan karamba memiliki 12 kali waktu panen setiap tahunnya.
12 Manfaat bersih lahan tanpa proyek adalah nol, karena lahan
tersebut tidak digunakan atau tidak terpakai. 13
Sumber modal adalah modal sendiri. 14
Tingkat suku bunga yang digunakan adalah 5,5, yaitu tingkat suku bunga deposito berjangka bulan Agustus 2008
www.bni.co.id , 2008.
15 Perhitungan pajak dilakukan melalui analisis rugi laba
berdasarkan Undang-undang no 17 tahun 2000. Apabila laba bersih 0 - 50 juta Rupiah, maka besarnya pajak yang harus
dibayarkan 10 dari laba bersih. Bila laba bersih antara 50 juta - 100 juta Rupiah, maka pajak yang harus dibayarkan
10 dari 50 juta Rupiah ditambah sisa labanya dikalikan sebesar 15. Bila nilai laba bersih di atas 100 juta Rupiah,
maka pajak yang dibayarkan sejumlah 50 juta Rupiah dikalikan 10 ditambah 100 juta Rupiah dikalikan 15
ditambah dengan sisa laba yang dicatat dikalikan 30. 16
Analisis sensitivitas dilakukan dengan dua perubahan, yaitu peningkatan harga input produksi 15 dan penurunan
volume penjualan 5. Hal ini disebabkan pada tingkat kenaikan harga input produksi sebesar 15 dan penurunan
volume penjualan sebesar 5 merupakan batas dari kelayakan pengembangan usaha pemancingan Tirta Salak.
Empat kriteria umum yang digunakan untuk menilai kelayakan investasi suatu usaha, yaitu NPV, Profitability Index
PI, IRR, dan PBP Keown, et al, 2001. Nilai dari kriteria investasi pengembangan usaha pemancingan Tirta Salak dapat
dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8. Nilai kriteria penilaian investasi pengembangan usaha pemancingan Tirta Salak
Kriteria Investasi Nilai
Net Present Value NPV 270.890.336 Profitability Index PI 3,117
Internal Rate of Return IRR 57 Payback Periode PBP 2,5
tahun
1 NPV
Analisis ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keuntungan yang diperoleh selama umur usaha yang
direncanakan. Net present value atau manfaat bersih sekarang merupakan perbandingan antara PV kas bersih dengan PV
investasi selama umur ekonomis. Net present value NPV diperoleh dari selisih antara PV kas dengan PV investasi.
Berdasarkan hasil
perhitungan, diperoleh
NPV Rp 270.890.336,00. Nilai tersebut menunjukan bahwa arus
masuk pengembangan usaha pemancingan Tirta Salak lebih besar dari pada arus kas keluarnya, sehingga pengembangan usaha
yang dilakukan ini menguntungkan dan layak diimplementasikan dalam jangka panjang. Perhitungan kriteria NPV dapat dilihat
pada Lampiran 11.
2 PI
Profitability index atau disebut juga Net BC, merupakan perbandingan nilai sekarang dari keuntungan bersih masa depan
pada tahun-tahun dimana keuntungan bersih bernilai positif dengan keuntungan bersih bernilai negatif, yaitu biaya investasi
awalnya. Nilai PI atau Net BC pada pengembangan usaha pemancingan Tirta Salak 3,117. Nilai ini menunjukan bahwa
kontribusi keuntungan bersih terhadap biaya investasi awal pada pengembangan usaha 3,117. Nilai PI 1, maka pengembangan
usaha ini menguntungkan dan layak diimplementasikan. Kriteria ini berhubungan erat dengan Kriteria NPV dimana
jika nilai NPV suatu usaha dikatakan layak NPV 0, maka
menurut Kriteria PI juga layak PI 1. Hal ini disebabkan karena kedua kriteria ini menggunakan variabel yang sama
Umar, 2003.
3 IRR
IRR merupakan tingkat suku bunga dari suatu usaha dalam jangka waktu tertentu yang membuat nilai NPV dari usaha
tersebut sama dengan nol. Analisis ini dilakukan untuk mengetahui tingkat pengembalian investasi yang dihasilkan dari
investasi pada usaha yang bersangkutan. Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh nilai IRR dari pengembangan usaha
pemancingan Tirta Salak sebesar 57, Nilai ini lebih besar dari nilai suku bunga deposito yang digunakan dalam perhitungan,
yaitu 5,5. Hal ini berarti, tingkat pengembalian yang dihasilkan dari investasi pada pengembangan usaha ini lebih
besar nilainya dibandingkan tingkat pengembalian yang dihasilkan dari investasi yang dilakukan pada bank. Dengan
demikian, pemilik atau investor lebih baik menginvestasikan modalnya pada pengembangan usaha ini dari pada ke bank.
Nilai IRR diperoleh dengan mengunakan metode coba-coba trial and error. Caranya adalah dengan menghitung jumlah
nilai sekarang dari arus kas bersih masa depan selama umur usaha dengan menggunakan tingkat suku bunga tertentu.
Kemudian, nilainya dibandingkan dengan biaya investasi awal. Jika nilai investasi awal lebih kecil , maka dicoba lagi dengan
tingkat suku bunga yang lebih tinggi. Sebaliknya, apabila nilai investasi awal lebih besar, maka dicoba lagi dengan tingkat suku
bunga yang lebih rendah. Begitu seterusnya hingga mencapai atau ditemukan nilai yang sama besar atau mendekati
Umar, 2003. Perhitungan kriteria IRR dapat dilihat pada Lampiran 12.
4 PBP
PBP merupakan jumlah lama tahun yang dibutuhkan bagi suatu usaha untuk menutupi biaya investasi awal dengan jumlah
keuntungan bersih yang telah didiskontokan. Berdasarkan hasil perhitungan, nilai PBP pada pengembangan usaha ini adalah 2,5
tahun atau dibulatkan 3 tahun. Artinya pada pengembangan usaha ini baru dapat menutupi pengeluaran biaya investasi
dengan jumlah keuntungan bersih yang telah didiskontokan setelah pengembangan usaha ini berjalan selama 3 tahun.
Pengembangan usaha pemancingan Tirta Salak ini mampu menutupi biaya investasi awal sebelum umur usaha berakhir,
maka pengembangan usaha ini layak untuk diimplementasikan. Berdasarkan hasil empat kriteria penilaian investasi
pengembangan usaha di atas, dapat disimpulkan bahwa secara analisis bahwa pengembangan usaha pemancingan Tirta Salak
layak untuk diimplementasikan pada kondisi atau asumsi yang telah disepakati bersama. Hal ini ditunjukan dari nilai NPV 0,
PI 1, IRR tingkat suku bunga deposito yang dijadikan dasar perhitungan, yaitu 5,5, dan PBP lebih pendek waktunya dari
periode pembayaran maksimum atau tertutupi sebelum umur pengembangan usaha pemancingan Tirta Salak berakhir.
5 BEP
BEP merupakan keadaan pulang pokok dimana penerimaan total TR perusahaan adalah sama dengan biaya total TC yang
ditanggungnya. BEP dapat dilihat berdasarkan periode analisis , volume produksi Q, dan penerimaan Rp. Pada pengembangan
usaha pemancingan Tirta Salak ini, BEP dilihat berdasarkan penerimaan Rp, hal tersebut dilakukan karena pada
pengembangan usaha yang dilakukan oleh pemancingan Tirta Salak memiliki 4 jenis produk. BEP dapat dicapai setelah usaha
mencapai penerimaan sebesar Rp 401.734.903,00. Artinya, pengembangan usaha pemancingan Tirta Salak harus
menghasilkan penerimaan dan berproduksi sejumlah minimal nilai tersebut dalam setiap tahun agar dapat menutupi biaya
produksinya.
h. Analisis Sensitivitas