didapat dan biaya yang akan ditimbulkan terhadap perekonomian nasional.
2.3. Penelitian Terdahulu
Tahmid 2005 meneliti mengenai studi kelayakan pendirian industri gelatin berbasis tulang sapi di Indonesia. Hasil dari penelitian ini
menunjukan bahwa pendirian industri gelatin tipe b berbasis tulang sapi di Indonesia layak untuk diimplementasikan bila dilihat pada aspek pasar dan
keuangannya, karena berdasarkan analisis keuangan diperoleh nilai dari beberapa parameter kelayakan yang meliputi Net Present Value NPV
Rp 402.927.007.574,87, Internal Rate of Return IRR 53,70 , Net BenefitCost BC 4,06 dan Payback Period PBP 2,91 tahun.
Keseluruhan penilaian kriteria kelayakan tersebut menunjukan bahwa pendirian pabrik gelatin tipe b di Indonesia layak untuk diimplementasikan.
Hasil analisis sensitivitas untuk proyek ini menunjukan bahwa ketika terjadi kenaikan harga bahan baku sebesar 121,10 dan ketika terjadi
penurunan harga produk gelatin 43,45, maka industri ini tidak layak, karena NPV proyek menjadi negatif.
Perdana 2007 melakukan penelitian mengenai Analisis Kelayakan Usaha secara Partisipatif pada Usaha Pembesaran Ikan Gurame Studi
Kasus Kelompok Tani Tirta Maju di Desa Situ Gede. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa usaha keseragaman Kelompok Tani Tirta Maju
layak untuk diimplementasikan bila dilihat pada aspek pasar dan keuangan, karena pada analisis usaha tani menunjukan keuntungan Rp. 16.238.500,00
dan RevenueCost RC 1,29, pada analisis penilaian investasi usaha diperoleh NPV, Net BC, IRR dan PBP, masing-masing Rp. 10.433.612,00;
1,67; 28,9 dan 2,9 tahun periode. Namun demikian, usaha ini masih tergolong kurang menguntungkan dan menarik bagi bankinvestor untuk
menanamkan modalnya, hal tersebut dikarenakan keuntungan per bulan usaha ini selama 5 tahun berjalan hanya Rp. 260.838,00. Selain itu,
pendapatan per bulan setiap anggota yang terlibat berdasarkan nilai
keuntungan satu periode hanya Rp. 225.535,00 dan lebih rendah dari kebutuhan rumah tangga yang mencapai Rp. 450.000,00 per bulan.
Hasil analisis sensitivitas menunjukan bahwa kelayakan usaha Tirta Maju cukup peka terhadap perubahan yang terjadi pada faktor harga jual
ikan gurame dan volume produksi. Sementara itu, perubahan pada faktor harga pakan buatan pellet tidak terlalu berpengaruh terhadap kelayakan
usaha ini. Namun, kenaikan harga pellet 61 dapat menyebabkan usaha ini tidak layak.
III. METODE PENELITIAN
3.1. Kerangka Penelitian
Pemancingan Tirta Salak didirikan agar dapat memenuhi keinginan pemilik usaha yang mempunyai hobi memncing dan mengambil peluang
yang ada. Akan tetapi dari mulai pertengahan usaha, usaha pemancingan Tirta Salak mengalami penurunan penerimaan sejak bulan November sampai
saat. Hal terjadi karena adanya faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pihak manajemen pemancingan Tirta Salak. Faktor-faktor yang
mempengaruhi penurunan penerimaan adalah 1 langkanya ikan untuk bahan baku pemancingan, 2 mahalnya harga ikan yang disebabkan
kegagalan panen di Cirata, 3 manajemen pemancingan Tirta salak yang kurang dapat mengatasi permasalahan dan 4 terjadinya tindak penggelapan
olah tenaga kerja pemancingan Tirta Salak. Sejak hal tersebut terjadi, pemilik pemancingan Tirta Salak
mendapatkan suatu gagasan dari pihak keluarga untuk melakukan pengembangan usaha. Pengembangan usaha itu dimaksudkan, bahwa
pemancingan Tirta Salak harus membuat suatu terobosan usaha. Terobosan usaha itu adalah melakukan pembuatan usaha budidaya kolam air deras dan
karamba, serta melakukan penataan ulang pada manajerial pemancingan Tirta Salak dan juga mengganti karyawan. Pembuatan usaha baru tersebut
dimaksudkan agar pemancingan Tirta Salak dalam menghadapi kelangkaan dan mahalnya harga ikan, serta memperbaiki sistem manajerialnya agar
dapat meningkatkan penerimaannya. Selain itu, rencana pengembangan ini juga dimaksudkan agar dapat membantu program pemerintah dalam rangka
mengatasi jumlah angka pengangguran yang semakin hari semakin meningkat, karena pada lokasi berdirinya pemancingan Tirta Salak terdapat
banyak sekali penduduk yang kurang mampu dan memiliki jumlah warga yang menganggur cukup banyak.
Disamping hal tersebut, rencana pendirian kegiatan usaha budidaya ikan air deras dan karamba oleh pemancingan Tirta Salak tentu akan
mendapatkan atau akan menghadapi masalah-masalah dan tantangan, seperti