Tahap Pemanenan HASIL DAN PEMBAHASAN

produk ikan, sehingga mencegah adanya kematian pada produk. 3 Pemeriksaan Hama dan Penyakit Pemeriksaan hama dan penyakit yang dilakukan oleh pemancingan Tirta Salak adalah dengan cara menjaga masuk dan keluarnya air, serta debit air yang masuk ke kolam. Apabila produk telah terserang penyakit, maka yang perlu dilakukan adalah memisahkan produk dari kolam. Hal ini bertujuan agar penyakit tidak menyebar ke produk yang lain. Setelah pemisahan, produk disimpan di dalam kolam penampungan dan diberikan obat. Obat yang digunakan adalah Blicth Ich. 4 Pemeriksaan Mutu Air Pemeriksaan mutu dilakukan dengan cara memeriksa saluran air. Kadangkala saluran air seringkali terjadi pemampatan oleh sampah yang bertumpuk. Pemeriksaan mutu air dilakukan dengan cara menjaga debit air pada kolam dan memeriksa pH air pada kolam. pH air yang baik untuk ikan adalah 6,5 - 7.

d. Tahap Pemanenan

Lama waktu budidaya kolam air deras dan karamba yang dibutuhkan hingga produk mencapai ukuran pasar di wilayah pemancingan Tirta Salak adalah satu bulan. Dalam hal ini, pemancingan Tirta Salak melakukan pemanenan setiap bulan sekali, jadi siklus proses produksi yang diterapkan oleh pemancingan Tirta Salak adalah satu bulan sekali dengan proses penanaman bahan baku per minggu setelah kolam dikosongkan. Awal periode terhitung sejak pemancingan Tirta Salak melakukan tahap penebaran benih bahan baku dan berakhir setelah panen dilakukan. Jadwal pemanenan dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Rencana jadwal tanam panen pemancingan Tirta Salak Tahun Bulan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 2009 - p p p p p P p p p p p 2010 p p p p p p P p p p p p 2011 p p p p p p P p p p p p 2012 p p p p p p P p p p p p 2013 p p p p p p p p p p p p Sumber : Data Primer Diolah, 2008 Proses pemanenan di pemancingan Tirta Salak dilakukan pada waktu pagi hari atau sore hari dengan memperhatikan beberapa faktor. Misalnya, ketika sedang hujan, maka proses pemanenan tidak dilakukan, karena akan mempengaruhi kondisi ikan. Tidak hanya itu, kedalaman air juga perlu dipertahankan setinggi 20 – 30 cm dan penangkapan dilakukan dengan hati-hati, agar tidak menyebabkan lepasnya sisik, terutama sisik pada bagian punggung Badan Riset Kelautan dan Perikanan, 2003. Biasanya proses pemanenan dilakukan oleh pembeli ikan, yaitu pihak pemancingan atau pihak tengkulak untuk di jual ke pengecer, yang langsung datang ke pemancingan Tirta Salak. Pemanenan dapat pula dilakukan oleh pihak pemancingan Tirta Salak. Menurut pihak pemancingan Tirta Salak, sebelum ikan dipanen biasanya dilakukan pemberokan kembali dan dipuasakan selama satu hari, tujuannya agar perut ikan menjadi kosong, sehingga tidak dapat mengeluarkan kotoran ketika berada di bak penampungan. Wadah penampungan yang kotor akan mengakibatkan ikan menjadi stress, sehingga mati sebelum sampai ke tangan konsumen Diyaniati, 2005. Pada usaha ini, pemancingan Tirta Salak memperkirakan mortalitas bahan baku ikan mas dan ikan bawal kolam air deras sebesar 10. Dengan demikian, ikan dapat dipanen sebanyak 8.100 ikan atau 2.700 kg untuk ikan mas kolam air deras dan 3.600 ikan atau 1.200 kg ikan bawal kolam air deras. Sedangkan untuk karamba, diperkirakan tingkat mortalitas bahan baku 5. Oleh sebab itu, pada waktu pemanenan produk ikan karamba sebesar 570 ikan atau 190 kg untuk ikan mas dan 760 ikan atau 253 kg untuk ikan bawal.

e. Tahap Pasca Panen