Kompetensi Petugas Pemberi Pelayanan
Peneliti kemudian melakukan wawancara dengan masyarakatpegawai PPAT yang sedang mengurus sertifikat tanah hak milik dengan menanyakan
apakah pegawai yang terlibat dalam pengurusan sertifikat hak milik sudah sopan, ramah, profesional serta memiliki tanggung jawab terhadap pekerjaannya.
“Mereka sopan dan ramah dalam memberikan pelayanan. Akan tetapi, jika dilihat dari cara kerja mereka, mereka kurang profesional
dikarenakan penerbitan sertifikat hak milik tidak sesuai dengan yang dijadwalkan Kantor Pertanahan Kabupaten Karo”.
Hasil wawancara dengan pegawai PPAT, Metehsa Kemit, S.H Hal diatas juga dikuatkan oleh salah seorang masyarakat yang mengurus
sertifikat tanah, Ibu Rosida Karo Sekali, yaitu : “Mereka sudah sopan dan ramah. Namun, mereka belum bisa dikatakan
profesional karena proses penerbitan sertifikat yang lama dan tidak sesuai dengan yang dijadwalkan”.
Peneliti kemudian mempertanyakan pendidikan formal pegawai yang ada di Kantor Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Karo.
“Rata-rata pendidikan formal aparatur di Kantor Pertanahan Kabupaten Karo adalah Diploma, Sarjana, dan beberapa Sekolah Menengah Atas”.
Hasil wawancara dengan Kepala Pertanahan Kabupaten Karo, Bapak Reinar Manurung, S.H
Hal diatas juga kurang lebih sama diungkapkan oleh Kepala Seksi Survei Pengukuran dan Pemetaan, Bapak M. Edi Syahputra, A. Ptnh, yaitu :
“Di bagian seksi pengukuran dan pemetaan, rata-rata para pegawai berpendidikan Diploma D-III dan Sarjana. Sebagian dari mereka
memiliki latar belakang berpendidikan Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional”.
Untuk memperkuat data diatas berikut akan dipaparkan tingat pendidikan formal pegawai Kantor Pertanahan Kabupaten Karo.
Tabel.5 Tingkat Pendidikan Formal Pegawai Kantor Pertanahan Kabupaten Karo No.
Tingkat Pendidikan Jumlah
1 Sekolah Menengah Atas SMA Sekolah
Menengah Kejuruan SMK 1
2 Diploma-I
4 3
Diploma-III 8
4 Diploma-IV
5 5
Sarjana 9
Jumlah 27
Sumber : Kantor Pertanahan Kabupaten Karo 2015
Peneliti kemudian menanyakan kondisi sumber daya manusian yang ada di Kantor Pertanahan Kabupaten Karo.
“Akan tetapi, kompetensi pegawai yang ada di kantor ini kurang memadai. Hal ini dapat dilihat dari cara mereka bekerja dimana dalam
lamanya waktu penerbitan sertifikat tanah tidak sesuai dengan jadwal yang ditentukan”.
Hasil wawancara dengan pegawai PPAT, Ralim Tarigan, S.H
“Masalah sumber daya manusia di kantor pertanahan ini belum memadai dikarenakan mereka belum mau mereformsi diri mereka. Hal ini dapat
dilihat dari cara mereka bekerja yakni penyelesaian penerbitan sertifikat yang tidak bisa tepat waktu sesuai yang dijadwalkan. Selain itu, masih ada
beberapa pegawai yang belum terampil menggunakan komputer. Selain itu, jumlah pegawainya belum memadai”.
Hasil wawancara dengan Kepala Seksi Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah, Bapak Roni Sitanggang, S. Sos
Hal diatas juga kurang lebih sama diungkapkan oleh Kepala Seksi Survei Pengukuran dan Pemetaan, Bapak M. Edi Syahputra, A. Ptnh
“Jumlah sumber daya manusia yang ada di seksi pengukuran dan pemetaan belum memadai. Jumlah pegawai tetap masih sangat sedikit
sementara pekerjaan yang harus kami selesaikan cukup banyak”. Peneliti kemudian mempertanyakan bagaimana cara mengatasi kekurangan
diatas. Adapaun jawaban beberapa informan adalah sebagai berikut : “Cara mengatasinya adalah tentunya dengan menambah jumlah pegawai
dari tenaga sukarela, menerima pegawai magang dai Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional dan melakukan pendidikan dan pelatihan dikalt
kepada para pegawai tetap dan studi banding ke kantor pertanahan yang memiliki pelayanan yang bagus. Akan tetapi, frekuensi diklat di kantor
pertanahan sangat rendah dan tidak semua pegawai berkesempatan mengikuti diklat karena tergantung diklat apa yang dilaksanakan.
Meskipun demikian diklat dan studi banding tidak memberikan perubahan
akan kinerja pelayanan pengurusan sertifikat hak milik atas tanah. Untuk mengatasi hal tersebut, saya sebagai pimpinan hanya bisa bertindak
sebatas wewenang saya. Wewenang saya sebagai kepala kantor tidak dapat memutasikan pegawa yang kinerjanya kurang bagus. Saya hanya
bisa mengusulkan untuk memutasi saja. Oleh karena itu, saya sering menghimbau kepada para pegawai ketika apel pagi agar mereka
meningkatkan kinerjanya”. Hasil wawancara dengan kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Karo, Bapak
Reinar Manurung, S.H Hal diatas juga kurang lebih sama diungkapkan oleh Kepala Seksi Survei
Pengukuran dan Pemetaan, M. Edi Syahputra, A. Ptnh “Untuk mengatasi kurangnya jumlah sumber daya di seksi pengukuran
dan pemetaan, kami melakukan perekrutan melalui tenaga sukarela dan menerima pegawai magang dari Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional”.
Kemudian peneliti mempertanyakan kebenaran pernyataan dari kedua informan diatas kepada pegawai yang bekerja di Kantor Pertanahan Kabupaten
Karo. Adapun pernyataan mereka adalah sebagai berikut : “Saya pernah mengikuti pendidikan dan pelatihan diklat Teknis
Pengaturan Agraria Jurusan Landreform yang diadakan oleh pemerintah pusat. Pendidikan dan pelatihan ini meliputi pelatihan teknis mengenai
peraturan di bidang pertanahan. Dengan adanya diklat tersebut menambah pengetahuan saya dan membuat saya semakin terampil di
bidang pekerjaan saya”.
Hasil wawancara dengan Kepala Sub Seksi Pengukuran dan Pemetaan, Bapak M. Edi Syahputra, A. Ptnh
Hal ini dikuatkan oleh pernyataan Seksi Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah, Bapak Roni Sitanggang, S. Sos
“Saya pernah mengikuti pendidikan dan pelatihan sebanyak tiga kali. Diklat yang saya ikuti yaitu diklat teknis dalam on the job trainging, diklat
struktural dan Diklat PIM IV yakni diklat kepemimpinan tingkat IV. Dalam on the job training saya mendapat pengetahuan di bidang teknis
pekerjaan saya dan dalam Dikalt PIM IV merupakan diklat untuk mendapatkan Eselon IV”.
Untuk memerkuat data diatas, berikut akan dipaparkan diklat yang diikuti oleh pegawai Kantor Pertanahan Kabupaten Karo.
Tabel.6 Diklat yang diikuti oleh Pegawai Kantor Pertanahan Kabupaten Karo Rentang Waktu 1972-2013
No Jenis Diklat
Diklat PIM Diklat Teknis
Nama Diklat Frekuensi
Nama Diklat Frekuensi
1 ADUM
5 Diklat Dasar Pertanahan
2 2
ADUMLA 1
OJT Pemetaan Teknis Tematik dan Potensi
Tanah 1
3 PIM I
- Pengatur Ukur
1 4
PIM II -
Pengaturan Agraria Jurusan Landreform
1 5
PIM III Diklat untuk mendapatkan
jabatan eselon IV 1
STTPL-KDP Tk.I 1
6 PIM IV Diklat
untuk mendapatkan jabatan eselon IV
2 Kursus Bendahara
3
7 KPA
1 KPAL
1 8
Adjudikasi 5
9 Kuasa Hukum
1 10
Latsarmil 1
11 KPLR
2 12
KPU 2
13 PPNS
1 14
KPA-HHT 1
15 PPILH-PTUN
1 Jumlah
10 Jumlah
24
Dari hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa para pegawa sudah ramah dan sopan dlam memberikan pelayanan. Akan tetapi, mereka belum bisa
dikatakan profesional karena cara kerja pegawai dalam pengurusan sertifikat hak milik atas tanah masih membutuhkan waktu lama dan tidak sesuai dengan
dijadwalkan kantor pertanahan. Selain itu, kondii sumber daya manusia di Kantor Pertanahan Kabupaten Karo belum memadai baik dari segi kuantitas maupun
kualitas. Untuk mengatai hal tersebut, Kantor Pertanahan Kabupaten Karo melakukan perekrutan dari tenaga sukarela dan menerima pegawai magang dari
Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional. Untuk mengatasi kualitas sumber daya manusia yang belum memadai, Kantor Pertanahan Kabupaten Karo
mengusahakan pegawainya untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan diklat yang dilaksanakan pemerintahan pusat dan melakukan studi banding ke kantor
pertanahan yang memiliki pelayanan yang lebik baik. Pemberian diklat memang menambah pengetahuan dan keterampilan mereka di bidang pekerjaannya. Akan
tetapi, diklat dan studi banding tidak membawa perubahan pada peningkatan kinerja pegawai. Wewenang kepala kantor yang tidak dapat memutasikan pegawai
yang kinerjanya kurang bagus. Kepala kantor hanya bisa mengusulkan untuk
memutasikan saja. Dalam hal ini kepala kantor sering menghimbau kepada para pegawai ketika apel pagi agar mereka meningkatkan kinerjanya.