Prosedur Pelayanan Hasil Penelitian

pelayanan, trdapat prosedur tertentu yang merupakan pola dalam pelaksanaan rangkaian yang dapat melahirkan suatu sistem tertentu. Dalam pengurusan sertifikt hak milik, prosedur merupakan hal yang paling menentukan dalam prose pengurusan sertifikat. Masyarakat ingin mendaftarkan tanahnya untuk membuat sertifikat tanah yang pertama sekali dilakukan adalah meminta informasi ke loket informasi untuk meminta keterangan apa saja yang diperlukan dalam pengurusan pendaftaran hak milik. Hasil wawancara dengan petugas loket informasi, yaitu : A. Pelayanan Pendaftaran Tanah Pertama Kali Konversi Persyaratannya : 1. Surat Permohonan, dimana pemohon mengisi blanko permohonan yang telah disediakan pada Kantor Pertanahan Kabupaten Karo. 2. Identitas diri pemohon dan atau kuasanya fotocopy KTP dan KK yang berlaku, dengan menunjukkan aslinya. 3. Surat kuasa, jika pemohonnya dikuasakan. 4. Bukti tertulis yang membuktikn adanya hak yang bersangkutan, yaitu : a. Surat tanda bukti hak milik yang diterbitkan berdsarkan Peraturan Swapraja yang bersangkutan, atau b. Surat keputusan pemberian hak milik dari pejabat yang berwenang, baik sebelum ataupun sejak berlakunya UUPA, yang tidak disertai kewajiban untuk mendaftarkan hak yang diberikan, tetapi telah dipenuhi semua kewajiban yang disebut didalamnya, atau c. Petuk Pajak BumiLandrete, girik, pipil, kekitir dan Verponding Indonesia sebelum berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 10 tahun 1961, atau d. Akta pemindahan hak atas tanah yang dibuat dibawah tangan yang dibubuhi tanda kesaksian oleh kepala adatkepala desakelurahan yang dibuat sebelum berlakunya Peraturan Pemerintah ini disertai alas hak yang dialihkan, atau e. Akta pemindahan hak atas tanah yang dibuat oleh PPAT, yang tanahnya belum dibukukan dengan disertai alas hak yang dialihkan, atau f. Surat penunjukan atau pembelian kaveling tanah pengganti tanah yang diambil oleh pemerintah daerah, atau g. Surat keterangan riwayat tanah yang pernah dibuat oleh Kantor Pelyanan Pajak Bumi dan Bangunan dengan disertai alas hak yang lainnya, atau h. Surat-surat bukti kepemilikan lainnya yang terbit dan berlaku sebelum diberlakunya UUPA.\ 5. Fotocopy SPPT PBB tahun berjalan. 6. Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan BPHTB walauun nihil. B. Pelayanan Pendaftaran Tanah Pertama Kali PengakuanPenegasan Hak Persyaratannya : 1. Surat Permohonan, dimana pemohon mengisi blanko perohonan yang telah disediakan pada Kantor Pertanahan Kabupaten Karo. 2. Identitas diri pemohon danatau kuasanya Fotocopy KTP dan KK yang berlaku, dengan menunjukkan aslinya. 3. Surat kuasa, jika pemohonnya dikuasakan. 4. Bukti perolehan kepemilikan tanah disertai : a. Pernyataan pemohon bahwa telah menguasai secara fisik selama 20tahun terus-menerus, dengan disaksikan dua orang saksi dan diketahui oleh kepala desalurah. b. Keterangan kepala desalurah dengan saksi dua orang tertua adatpenduduk setempat yang membenarkan penguasaan tanah tersebut. c. Asli akta jual beliakta hibahakta pembagian hak bersama. d. Asli segel jual beliakta hibahakta pembagian hak bersama 5. Fotocopy SPPT PBB tahun berjalan. 6. Bea perolehan hak atas tanah dan bangunan yang sudah luas, walaupun nihil. 7. Surat keterangan warisan dan surat kematian. 8. Surat pernyataan. 9. Berita acara kesaksian. 10. Permohonan Pertimbangan Teknis Penatagunaan Tanah. 11. Surat pernyataan tidak melanggar ketentuan pemilikanpenguasaan tanah. Persyaratan tersebut disesuaikan dengan alas hak yang diajukan oleh pemohon. Misalnya pemohon pendaftaran tanah dikarenakan jual beli, mka harus disesuaikan dengan akta jual beli. Gambar 1. Antrian masyarakat saat memberikan berkas permohonan hak milik atas tanah pada loket penerimaan berkas. Berikut hasil wawancara penulis dengan beberapa informan mengenai prosedur pelayanan pengurusan sertifikat Hak Milik Atas Tanah pertama kali di Kantor Pertanahan Kabupaten Karo. “Prosedur yang harus ditempuh masyarakat jika ingin mengurus sertifikat Hak Milik Atas Tanah ialah masyarakat mengajukan permohonan hak milik ke kantor pertanahan dengan melampirkan berkas surat tanahalas hak, fotocopy KTP, Kartu Keluarga, SPPT PBB tahun berjalan, pemohon membayar biaya pengukuran, setelah itu kantor pertanahan memberitahukan kepada pemohon bahwa kantor pertanahan akan mengadakan pengukuran dan pemohon harus menghadirkan jiran spadan pemilik batas tanah serta memasang tanda batas pancang. Setelah hasil pengukuran selesai, kemudian diterbitkan surat keputusan pemberian haknya. Setelah itu, pemohon mengajukan permohonan pendaftaran dengan melampirkan berkas Asli surat, fotocopy KTP, dan Kartu Keluarga, SPP tahun berjalan, apabila kena BPHTB harus dibayar BPHTBPPH. Kemudian sertifikat akan diterbitkan sesuai dengan waktu yang dijadwalkan oleh kantor pertanahan yakni selama 2 bulan. Akan tetapi, pada kenyataannya penerbitan sertifikat lebih dari 2 bulan. Dalam hal mengikuti prosedur ini, pemohon harus datang minimal 3 kali ke kantor pertanahan. Pertama, pemohon melengkapi berkas. Kedua, tahap pengukuran. Ketiga, melengkapi berkas kembali dan terakhir mengambil sertifikat yang telah diterbitkan oleh kantor pertanahan”. Hasil wawancara dengan Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Karo, Bapak Reiner Manurung, S.H Melihat prosedur tersebut kemudian timbul pertanyaan dari peneliti mengapa pemohon harus datang lagi untuk membawa berkas yang sama. Berikut hasil wawancara peneliti dengan Kepala Kantor Badan Pertanahan Kabupaten Karo, Bapak Reiner Manurung, S.H. “Alasannya adalah untuk menghindari jika ada permasalahan yang muncul seperti jika berkas si pemohon hilang sehingga kami bisa dapat mengambil langkah antisipasi. Panitia yang terlibat dalam pengurusan sertifikat hak milik yakni seksi pengukuran dan pemetaan dengan seksi hak atas tanah dan pendaftaran hak atas tanah membutuhkan berkas yang sama seerti fotocopy KTP, Kartu Keluarga, surat alas hak dan lain-lain. Oleh karena itu, masyarakat harus datang lagi untuk membawa berkas tersebut”. Melihat prosedur yang bisa dikatakan panjang, apalagi masyarakat harus datang lagi untuk membawa kelengkapan berkas yang sama membuat masyarakat cenderung menganggap prosedurnya rumit dan lama. Berikut ini hasil wawancara dengan pegawai PPAT yang mengurus sertifikat hak milik atas tanah di Kantor Pertanahan Kabupaten Karo. “Prosedur pengurusan sertifikat hak milik tidak termasuk lama. Saya sering datang kesini untuk memeriksa berkas saya sudah sampai bagian mana untuk mengantisipasi berkas tidak diperdulukan oleh mereka. Hal ini dikarenakan masyarakat sudah mempercayakan kepada kami PPAT untuk mengurus sertifikat tanahnya, otomatis mereka ingin berkasnya lebih cepat selesai karena mereka sudah membayar jasa kami”. Hasil wawancara dengan pegawai PPAT yang sedang menguruskan sertifikat hak milik masyarakat, Ibu Beta Tarigan Salah satu informan utama lainnya yaitu pekerja biro jasa calo, Safaruddin Barus mengatakan : “prosedurnya termasuk cepat, tetapi berkasnya harus sering dipantau. Sudah sampai dimana berkas itu dan meminta agar berkas tersebut cepat diselesaikan oleh kantor pertanahan”. Kondisi di atas menimbulkan suatu anggapan dari masyarakat bahwa prosedur pengurusan sertifikat hak milik di Kantor Pertanahan Kabupaten Karo cenderung cepat apabila berkas sering dipantau sampai bagian mana. Kemudian peneliti menanyakan tenteng bagaimana kejelasan informasi mengenai mekanismeprosedur pengurusan sertifikat hak milik “Saya memperoleh kejelasan informasi mengenai pengurusan sertifikat hak milik dari petugas loket. Saya akan melakukan pendaftaran tanah pertama kali, saya bertanya kepada mereka tentang berkas-berkas apa saja yang perlu dibawa seperti fotokoi KTP, KK, SPPT tahun berjalan, surat alas hak dan lain-lain”. Hasil wawancara dengan masyarakat pemohon langsung, Bapak Maslan Tarigan Hal diatas juga dikuatkan oleh Ibu Marilin Ginting, yakni: “Saya memperoleh kejelasan informasi mengenai berkas-berkas apa saja yang dibawa dari pegawai loket dan juga teman satu kantor saya”. Hal diatas juga kurang lebih sama diungkapkan oleh pegawai loket, Nurdin Sembiring, yaitu: “Mereka sering bertanya tentang mekanisme pengurusan sertifikat hak milik misalnya mempertanyakan berkas-berkas apa saja yang harus dibawa. Saya kemudian memberitahu mereka bahwa mereka harus membawa fotokopi KTP, KK, SPPT tahun berjalan, BPHTP, surat keterangan dari kepala desa jika diperlukan, surat alas dan lain-lain”. Dari hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa, prosedur pengurusan sertifikat termasuk lama dan berkas harus sering dipantau sudah sampai bagian mana. Semua informan utama dalam penelitian ini sudah mengerti mengenai mekanisme pengurusan sertifikat hak milik dari petugas loket seperti misalnya berkas apa saja yang perlu dibawa jika ingin mengurus sertifikat hak milik atas tanah.

IV.2.2 Waktu Penyelesaian

Kepastian waktu pengurusan sertifikat hak milik pada Kantor Pertanahan Kabupaten Karo sangat menentukan penilaian masyarakat mengenai baik tidaknya pelayanan yang diberikan tapakah sudah sesuai dengan waktu yang ditetapkan. Waktu merujuk mulai dari pemohon datang untuk melengkapi berkas sampai kepada mereka datang lagi untuk mengabil sertifikat yang telah diterbitkan oleh Kantor Pertanahan Kabupaten Karo. Berikut hasil wawancara peneliti dengan informan mengenai waktu penyelesaian sertifikat hak milik. “Penerbitan sertifikatnya cenderung lama, berkas saya sudah hampir 3 bulan tapi belum selesai. Padahal jadwal yang ditentukan 2 bulan oleh Kantor Pertanahan”. Hasil wawancara dengan pegawai PPAT yang sedang menguruskan sertifikat hak milik masyarakat, Ibu Beta Tarigan Hal diatas juga diperkuat oleh masyarakat yang menggunakan jasa PPAT, Bapak Iwan. “Lama karena biasanya pengurusan balik nama sertifikat itu lebih cepat dibandingkan pendaftaran tanah pertama kali. Tapi sudah hampir 1 bulan sertifikat saya belum keluar juga sampai sekarang. Oleh karena itu, Saya datang untuk meminta tolong kepada kantor pertanahan untuk mempercepat penyelesaian sertifikat saya”. Hal diatas kurang lebih sama diungkapkan oleh pegawai PPAT, Ibu Arjuli Sabrina Sinaga, S.H “Saya kurang puas dengan lamanya waktu penerbitan sertifikat tanah hak milik. Sudah 3 bulan tetapi belum keluar. Sementara jadwal yang dikatakan oleh pihak kantor pertanahan, sertifikatnya akan keluar dalam waktu 4 bulan. Padahal klien saya ingin agar sertifikatnya cepat keluar”. Hal diatas juga kurang lebih sama dikatakan oleh kepala kantor pertanahan, Bapak Reinan Manurung, S.H, yaitu : “Penerbitan sertifikat hak milik sesuai dengan peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia No. 6 tahun 2008 mengenai standar operasional prosedur adalah 38 hari kerja. Akan tetapi, pada kenyataannya kami belum mampu untuk mengikuti sesuai ketentuan. Oleh karena itu, penerbitan sertifikat bisa mencapai 2 bulan lebih”.

Dokumen yang terkait

Kualitas Pelayanan Pengurusan sertifikat Hak Milik Atas Tanah (Studi pada Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Humbang Hasundutan)

9 110 122

Implementasi Program LARASITA (Layanan Rakyat Sertifikasi Atas Tanah) di Kota Padangsidimpuan (Studi Pada Kantor Badan Pertanahan Nasional Kota Padangsidimpuan)

4 96 98

Problematika Pelaksanaan Pendaftaran Peralihan Hak Milik Di Kantor Pertanahan Kabupaten Karo

2 45 112

Implementasi Program LARASITA (Layanan Rakyat Sertifikasi Atas Tanah) di Kota Padangsidimpuan (Studi Pada Kantor Badan Pertanahan Nasional Kota Padangsidimpuan)

1 44 98

Kualitas Pelayanan Sertifikat Tanah Hak Milik Dalam Program Layanan Rakyat Untuk Sertifikat Tanah (Larasita) Pada Kantor Pertanahan Kabupaten Bandung.

0 0 2

Kualitas Pelayanan Sertifikat Tanah Hak Milik Dalam Program Layanan Rakyat Untuk Sertifikat Tanah (Larasita) Pada Kantor Pertanahan Kabupaten Bandung.

0 0 1

A. Defenisi Pelayanan Publik - Kualitas Pelayanan Pengurusan sertifikat Hak Milik Atas Tanah (Studi pada Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Humbang Hasundutan)

0 0 25

Kualitas Pelayanan Pengurusan sertifikat Hak Milik Atas Tanah (Studi pada Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Humbang Hasundutan)

0 0 10

Kualitas Pelayanan Pengurusan sertifikat Hak Milik Atas Tanah (Studi pada Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Humbang Hasundutan)

0 2 10

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang - Kualitas Pelayanan Pengurusan Sertifikat Hak Milik Atas Tanah (Studi Pada Kantor Pertanahan Kabupaten Karo)

0 1 37