Biaya Pelayanan Hasil Penelitian
Gambar 2. Biaya Pengurusan Sertifikat yang dipajang di Papan Pengumuman pada Ruang Tunggu Kantor Pertanahan Kabupaten Karo
Dalam kaitannya dengan penyelenggaraan pelayanan pengurusan sertifikat tanah hak milik, maka kepastian biaya menurut ketentuan yang digariskan secara
implisit adalah sebagai upaya mencegah timbulnya maniulasi data yang menguntungkan secara sepihak pribadi. Maka tunggalnya bahwa biaya yang
dikenakan secara adil dan merata pada semua stratifikasi masyarakat yang berkepentingan dengan pengurusan sertifikat tanah hak milik, jelasnya kepastian
biaya tidak mengandung unsur segmentasi masyarakat berdasarkan kelas sosial kemasyarakatan sehingga nantinya seseorang atau sekelompok orang dapat
mendapatkan rasa keadiln dan pelayanan. Berikut hasil wawancara peneliti dengan beberapa informan mengenai
biaya yang dikenakan untuk pengurusan pengurusan sertifikat tanah hak milik.
“Biaya pengurusan sertifikat tanah hak milik tergantung dari luas tanah, letak tanah, BPHTBPPH yang dikenakan. Selain itu, pemohon juga
dikenakan pengurukuran yang meliputi transportasi dan akomodasi. Jadi setiap orang biaya yang dikenakan berbeda-beda”.
Hasil wawancara dengan Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Karo, Bapak Reinan Manurung, S.H
Pernyataan diatas juga dikuatkan oleh salah seorang informan lain, Bapak Maslan Tarigan, yaitu :
“Biaya yang dikenakan dalam pengurusan sertifikat hak milikn sesuai dengan luas tanah kita, letak tanah dan BPHTBPPH yang dikenakan.
Selain itu, informasi penjelasan tentang biaya yang dikenakan sudh dipajang di kantor pertanahan ini sehingga saya sudah mengerti. Biaya
yang dikenakan juga tidak memberatkan bagi saya”. Hal diatas juga dikuatkan oleh pegawai PPAT, Marilin Ginting, yaitu :
“Mengenai biaya yang dikenakan dalam mengurus sertifikat tanah hak milik ini, klien saya tidak merasa keberatan. Saya juga memberitahukan
tentang rincian biayanya dan mereka mengerti serta tidak merasa keberatan karena memang sudah ada aturannya”.
Hal diatas juga kurang lebih sama diungkapkan oleh pegawai PPAT Bapak Edo Perangin-angin, S.H, yaitu :
“Untuk masalah biaya saya sudah tahu dari papan pengumuman biaya yang dipajang di kantor pertanahan ini sehingga saya paham berapa
biaya yang dikenakan. Akan tetapi, ada klien saya petani merasa biaya yang dikenakan berat dan mahal”.
Kemudian peneliti menanyakan kepada informan utama apakah ada biaya yang dipungut selain biaya yang ditetapkan. Berikut hasil wawancara dengan
pemohon langsung Ibu Rosida Karo Sekali, yakni : “Tidak ada biaya yang dipungut dalam pengurusan sertifikat hak milik
selain biaya yang telah ditetapkan. Saya membayar sesuai dengan ketentuan biaya yang ada di papan pengumuman”.
Hal diatas dikuatkan oleh pernyataan dari pegawai PPAT Bapak Ralim Tarigan, S.H.
“Dalam pengurusan sertifikat hak milik tidak ada biaya lain yang diminta oleh pegawai Kantor Pertanahan Kabupaten Karo selain biaya yang telah
didtetapkan di papan pengumuman”. Hal diatas juga kurang lebih sama diungkapkan oleh pegawai PPAT, Ibu
Beta Tarigan. “Pungutan liar selama pengurusan sertifikat memang tidak ada. Akan
tetapi, saya juga sering memberi uang minum kepada pegawai sukarela sebagai ucapan terima kasih saya karena sudah membantu saya dalam
mempercepat proses pengurusan sertifikat hak milik dan itu merupakan kerelaan dari saya sehingga saya ttidak merasa diberatkan”.
Dari hasil wawancara diatas, rata-rata masyarakat sudah mengerti dan paham mengenai besarnya biaya yang dikenakan karena informasi tentang rincian
biaya pengurusan sertifikat sudah dipajang pada papan pengumuman di ruang tunggu kantor pertanahan sehingga tidak merasa keberatan tentang biaya yang
dipungut. Akan tetapi, masyarakat petani yang memiliki ekonomi menengah kebawah merasa biaya yang dikenakan cukup mahal dan memberatkan.