Kesimpulan Strategi Peningkatan Daya Saing Industri Nata de Coco Di Kota Bogor Dengan Pendekatan Fuzzy

VI I . KESI MPULAN DAN SARAN

5.4. Kesimpulan

Usaha pembuatan nata de coco di Kota Bogor dimulai sekitar tahun 80- an. Jumlah perusahaan nata de coco yang terdaftar di Dinas Perindag Kota Bogor sebanyak 23 perusahaan, namun yang masih aktif saat ini sebanyak 8 perusahaan. Berdasarkan hasil klaster cluster terdapat tiga kelompok perusahaan nata de coco, yaitu kelompok A – kinerja tinggi Perusahaan TK dan Perusahaan PT, kelompok B – kinerja sedang Perusahaan ST, Perusahaan IMM, Perusahaan ET dan Perusahaan UI dan kelompok C – kinerja rendah Perusahaan RS dan Perusahaan EB. Informasi mengenai kebutuhan dan keinginan konsumen terhadap produk nata de coco, dilihat dari berbagai atribut kualitas produk, yaitu warna, rasa, aroma, nilai gizi, teksturkekenyalan, bentuk, ukuran, kebersihan dan kemasan. Matriks HOQ memperlihatkan bahwa untuk meningkatkan kualitas produk atribut kualitas yang harus diperbaiki oleh Perusahaan EB adalah atribut rasa, warna, kemasan dan nilai gizi. Berkaitan dengan perbaikan kualitas ini, maka tiga aktivitas utama yang harus diperbaiki adalah aktivitas pembuatan sirop nata, perebusan potongan nata dan penanganan bahan baku. Selain itu aktivitas yang juga harus diperbaiki adalah penutupan gelas plastik dengan merek, pengisian nata ke dalam gelas plastik, pengisian sirop ke dalam gelas plastik, penyimpanan produk, distribusi pemasaran dan pengemasan ke dalam dus. Faktor-faktor lingkungan internal yang menjadi kekuatan perusahaan secara berurutan adalah lokasi usaha yang strategis 0.2376, sistem operasi dan produksi yang baku 0.1861, terjaminnya ketersediaan bahan baku 0.1567, modal yang digunakan milik sendiri 0.1011, pengiriman produk tepat waktu 0.0800, tenaga kerja produksi berpengalaman 0.0717, alat angkut pemasaran milik sendiri 0.0715, penanganan bahan baku yang baik 0.0710 dan kegiatan promosi produk melalui pameran 0.0243. Sedangkan yang menjadi kelemahan perusahaan adalah merek produk belum dikenal 0.3644, kualitas produk belum memuaskan 0.2244, harga jual produk yang belum sesuai 0.1613, keterbatasan dalam pendanaan 0.1287, teknologi produksi masih sederhana 0.0607 dan tenaga penjual yang terbatas 0.0605. Faktor-faktor lingkungan eksternal yang menjadi peluang perusahaan secara berurutan adalah peningkatan pola hidup sehat 0.2274, tersedianya pemasok bahan baku diberbagai lokasi 0.2131, ketersediaan kredit bagi IKM 0.2061, kebijakan tentang pengembangan IKM 0.1952, perkembangan teknologi 0.0802, jumlah penduduk Indonesia yang besar 0.0427 dan peningkatan tingkat pendidikan 0.0353. Sedangkan yang menjadi ancaman adalah loyalitas konsumen terhadap merek tertentu 0.3743, keberadaan perusahaan sejenis 0.2524, adanya produk substitusi 0.2029, kondisi perekonomian Indonesia 0.1209 dan kebijakan tentang perdagangan 0.0493. Kelembagaan yang terkait dengan peningkatan daya saing adalah industri nata de coco 0.2439, pemasok bahan baku 0.1128, distributor produk nata de coco 0.1737, perbankanlembaga keuangan 0.1293, pemerintah pemdadinas terkait 0.1053, industri produk substitusi 0.1024 dan pengguna produk nata de coco 0.1324. Prioritas kelembagaan ini, sangat berkaitan dengan faktor pemasaran, keuangan, produksi dan operasi, SDM, kondisi ekonomi, kebijakan pemerintah dan teknologi. Strategi yang dapat diterapkan oleh pihak perusahaan untuk peningkatan daya saing adalah memperluas jaringan distribusi 0.4287, meningkatkan kualitas produk 0.2007, meningkatkan teknologi produksi yang digunakan 0.2141, membangun kemitraan dengan pemasok 0.1563. Sedangkan strategi yang dapat dilaksanakan oleh pihak diluar perusahaan untuk peningkatan daya saing adalah melakukan pameran untuk industri kecil setiap triwulan 0.2911, transfer teknologi oleh instansi terkait 0.2219, memberikan pelatihan untuk industri nata de coco 0.2384 dan menyediakan paket kredit lunak untuk pembiayaan industri nata de coco 0.2484. Penggunaan metode Fuzzy AHP dengan variabel linguistik dan Triangular Fuzzy Number TFN memudahkan dalam hal penilaian, mampu mengatasi persoalan yang bersifat kualitatif dan memberikan konsistensi yang lebih tinggi pada agregasi penilaian pakar.

5.5. Saran