Konsep Fuzzy Konsep AHP

Menurut David 1998, matriks SWOT merupakan alat pencocokan yang penting dan membantu manajer mengembangkan empat tipe strategi, dimana matriks ini dapat mengembangkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Keempat strategi tersebut adalah : 1. Strategi S-O, strategi ini menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk meraih peluang-peluang yang ada di luar perusahaan. 2. Strategi W-O, strategi ini bertujuan untuk memperkecil kelemahan-kelemahan internal perusahaan dengan memanfaatkan peluang-peluang eksternal. 3. Strategi S-T, strategi ini berusaha untuk menghindari atau mengurangi dampak dari ancaman-ancaman eksternal dengan menggunakan kekuatan yang dimilikinya. 4. Strategi W-T, strategi ini merupakan suatu cara untuk bertahan dengan mengurangi kelemahan internal serta menghindari ancaman. Strategi yang dirumuskan dari matriks SWOT merupakan bentuk keputusan kompleks dalam organisasi yang dibuat oleh sekelompok manusia. Dengan meningkatnya kekompleksan dari pembuat keputusan organisasi, meningkat pula keperluan untuk mengadakan pertemuan dan bekerja dalam kelompok. Hal ini menyebabkan ketidakefisienan waktu. Untuk mengatasi masalah tersebut, sistem penunjang keputusan kelompok merupakan sarana penunjang yang tepat.

2.9. Konsep Fuzzy

Sistem fuzzy merupakan penduga numerik yang terstruktur dan dinamik. Sistem ini mempunyai kemampuan untuk mengembangkan sistem intelijen dalam lingkungan yang tidak pasti dan tidak tepat. Sistem ini menduga suatu fungsi dengan logika fuzzy. Logika fuzzy sering menggunakan informasi linguistik dan verbal Marimin, 2002. Variabel linguistik adalah ketika konsep linguistic fuzzy number direpresentasikan seperti sangat kecil, menengah, besar dan sebagainya Yudhistira, 2000. Gugus fuzzy merupakan pengembangan dari struktur biasa. Representasi abstrak dari anak gugus fuzzy dari sebuah gugus universal X tampak seperti Gambar 2. Gambar 2. Anak Gugus Fuzzy Marimin, 2002 Bingkai persegi panjang mempresentasikan gugus universal X dan lingkaran yang terputus-putus menggambarkan batas ambiguous dari elemen yang terdapat di dalam atau di luar X, sedangkan A adalah gugus fuzzy dalam X. Teori gugus fuzzy mendefinisikan derajat dimana elemen X berada tercakup didalam gugus fuzzy A. Fungsi yang memberikan derajat terhadap sebuah elemen mengenai keberadaannya dalam sebuah gugus disebut fungsi keanggotaan. Salah satu bentuk fungsi keanggotaan adalah Triangular Fuzzy Number TFN Marimin, 2002 . µ A x a 1 a 2 a 3 Gambar 3. Triangular Fuzzy Number TFN A= a 1 , a 2 , a 3 Fungsi keanggotaan dari gambar di atas adalah sebagai berikut : µ A x = 0, x a 1 a x a a a a x 2 1 1 2 1 , ≤ ≤ − − = a x a a a x a 3 2 2 3 3 , ≤ ≤ − − = a x 3 , = Pemrosesan bilangan fuzzy pada representasi selang Marimin, 2002 adalah : • Penjumlahan : [a 1 ,a 3 ] + [b 1 ,b 3 ] = [a 1 + b 1 , a 3 + b 3 ] • Pengurangan : [a 1 ,a 3 ] - [b 1 ,b 3 ] = [a 1 - b 1 , a 3 - b 3 ] • Perkalian : [a 1 ,a 3 ] . [b 1 ,b 3 ] = [a 1 . b 1 , a 3 . b 3 ] a 1 a 3 • Pembagian : [a 1 ,a 3 ] ÷ [b 1 ,b 3 ] = , b 3 b 1 A x X

2.10. Konsep AHP

Prinsip kerja AHP adalah penyederhanaan suatu persoalan kompleks yang tidak terstruktur, strategik dan dinamik menjadi bagian-bagiannya, serta menata dalam suatu hirarki. Kemudian tingkat kepentingan setiap variabel diberi nilai numerik secara subjektif tentang arti penting variabel tersebut secara relatif dibandingkan dengan variabel yang lain. Dari berbagai pertimbangan tersebut kemudian dilakukan sintesa untuk menetapkan variabel yang memiliki prioritas tinggi dan berperan untuk mempengaruhi hasil pada sistem tersebut Marimin, 2004. Ide dasar prinsip kerja AHP adalah : 1. Penyususan struktur hirarki Persoalan yang akan diselesaikan diuraikan menjadi unsur-unsurnya, yaitu kriteria dan alternatif, kemudian disusun menjadi struktur hirarki. 2. Penilaian kriteria dan alternatif Kriteria dan alternatif dinilai melalui perbandingan berpasangan. Menurut Saaty 1993, untuk berbagai persoalan skala 1 sampai 9 adalah skala terbaik dalam mengekspresikan pendapat. Nilai dan definisi pendapat kualitatif dari skala perbandingan Saaty dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Skala Penilaian Perbandingan Berpasangan Identitas Kepentingan Defenisi Nilai 1 Kedua elemen sama penting 3 Elemen yang satu sedikit lebih penting kebalikannya 13 5 Elemen yang satu esensial atau sangat penting kebalikannya bernilai 15 7 Satu elemen jelas lebih penting kebalikannya 17 9 Satu elemen mutlak lebih penting kebalikannya 19 2,4, 6,8 Nilai-nilai antara dua pertimbangan yang berdekatan kebalikannya 12, 14, 16, 18 Sumber : Saaty, 1993 3. Penentuan prioritas. Untuk setiap kriteria dan alternative, perlu dilakukan perbandingan berpasangan pairwise comparisons . Nilai-nilai perbandingan relatif kemudian diolah untuk menentukan peringkat relatif dari seluruh alternatif. Baik kriteria kualitatif, maupun kriteria kuantitatif, dapat dibandingkan sesuai dengan judgement yang telah ditentukan untuk menghasilkan bobot dan prioritas. Bobot atau prioritas dihitung dengan manipulasi matriks atau melalui penyelesaian persamaan matematik. 4. Konsistensi logis. Semua elemen dikelompokkan secara logis dan diperingkatkan secara konsisten sesuai dengan suatu kriteria yang logis. Untuk menentukan bobot atau prioritas dengan jalan menentukan nilai eigen eigenvalue, dapat diselesaikan melalui dua cara, yaitu : 1. Penyelesaian dengan manipulasi matriks Prosedur untuk mendapatkan nilai eigen adalah : a. Kuadratkan matriks tersebut. b. Hitung jumlah nilai dari setiap baris, kemudian lakukan normalisasi. c. Hentikan proses ini, bila perbedaan antara jumlah dari dua perhitungan berturut-turut lebih kecil dari suatu nilai batas tertentu. 2. Penyelesaian dengan persamaan matematik Langkah-langkah untuk menentukan besarnya bobot adalah : a. Langkah 1 : ,.... 2 , 1 , n j i j i a w w ij = = w i = bobot input dalam baris w j = bobot input dalam lajur b. Langkah 2: ,.... 2 , 1 , n j i w a w j ij i = = Untuk kasus-kasus umum mempunyai bentuk : ∑ = = = n j j ij i n i n w a w 1 ,... 2 , 1 1 w i = rataan dari a i1 w 1 ,…, a in w n c. Langkah 3: Bila perkiraan a ij baik akan cenderung untuk dekat dengan nisbah w i w j . Jika n juga berubah maka n diubah menjadi ? maks sehingga diperoleh : n i maks w a w j n j ij i ,..., 2 , 1 1 1 = = ∑ = λ Pengolahan Horizontal Pengolahan horizontal dilakukan untuk menyusun prioritas elemen keputusan setiap tingkat hierarki keputusan. Tahapannya menurut Saaty 1983 adalah sebagai berikut : a. Perkalian baris z dengan rumus n i a Z ij j π 1 = = b. Perhitungan vektor prioritas eVPi = ∑ = = = n i ij n j n ij a a n j 1 1 1 π π eVPi adalah elemen vektor prioritas ke- i c. Perhitungan nilai eigen maksimum VA = a ij X VP dengan VA = V ai VB = VP VA dengan VB = V bi ? max = ∑ = n i ij a n 1 1 VA = VB = Vektor antara Vb i untuk i = 1, 2, ..., n d. Perhitungan indeks konsistensi CI 1 max − − = n n CI λ Pengolahan Vertikal Pengolahan ini digunakan untuk menyusun prioritas setiap elemen dalam hierarki terhadap sasaran utama. NPpq = ∑ = s t 1 NPH pq t, q-1 NPTtq-1 NPpq = nilai prioritas pengaruh elemen ke-p pada tingkat ke-q terhadap sasaran utama p = 1, 2, ..., r T = 1, 2, ..., r NPH pq = nilai prioritas elemen ke-p pada tingkat ke-q NPTt = nilai prioritas pengaruh elemen ke-t pada tingkat q-1 Perhitungan Consistency Ratio CR RI CI CR = 1 − − = n n p CI Dimana : CI = konsistensi indeks RI = indeks random yang didapat dari tabel Oarkridge p = nilai rata-rata consistency vector n = banyaknya alternatif atau kriteria Tabel 4. Nilai Indeks Random RI Ukuran Matriks Indeks Random RI Ukuran Matriks Indeks Random RI 1 0,00 8 1,41 2 0,00 9 1,45 3 0,58 10 1,49 4 0,90 11 1,51 5 1,12 12 1,48 6 1,24 13 1,56 7 1,32 Penggabungan pendapat responden Pada dasarnya AHP dapat digunakan untuk mengolah data dari satu responden ahli. Namun demikian dalam aplikasinya penilaian kriteria dan alternatif dilakukan oleh beberapa ahli multi disipliner. Konsekuensinya pendapat beberapa ahli tersebut perlu dicek konsistensinya satu persatu. Pendapat yang konsisten tersebut digabungkan dengan menggunakan rata-rata geometrik Marimin, 2004. n i n G x X π = Dimana : X G = rata-rata geometrik n = jumlah responden x i = penilaian oleh responden ke- i

2.11. Konsep Fuzzy AHP