Perusahaan ST maka kualitas produk nata de coco Perusahaan EB lebih bagus dari pada produk Perusahaan ST.
5.2. Aktivitas Proses
Berdasarkan hasil brainstorming dengan pihak perusahaan, diskusi dengan para pakar serta studi literatur yang mendalam, diperoleh beberapa
aktivitas proses yang dilakukan oleh perusahaan EB dalam melakukan kegiatan perusahaan. Aktivitas proses tersebut akan mempengaruhi kualitas produk baik
secara langsung maupun tidak langsung. Aktivitas proses yang mempengaruhi kualitas produk nata de coco dalam kemasan dilihat mulai dari bahan baku
diterima oleh Perusahaan EB sampai produk jadi diterima oleh konsumen. Perusahaan EB tidak membuat lembaran nata sendiri, tapi membeli lembaran
nata dari perusahaan lain. Adapun aktivitas proses yang diamati adalah : 1. Pengadaan bahan baku, yaitu aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan
dalam memenuhi seluruh kebutuhan bahan baku selama operasi. 2. Penanganan bahan baku, yaitu aktivitas memberikan perlakuan tambahan
dan menyimpan bahan baku untuk sementara waktu di tempat tertentu sebelum diolah ke tahap selanjutnya.
3. Pemotongan lembaran nata, yaitu aktivitas memperkecil ukuran nata lembaran menjadi potongan nata berbentuk kotak berukuran 1x1x1 cm.
4. Perebusan potongan nata, yaitu aktivitas merebus potongan nata untuk membunuh kuman, menghilangkan bau dan rasa asam pada nata mentah.
5. Pembuatan sirop nata, yaitu aktivitas membuat cairan sebagai bahan pencampur nata kemasan. Pada aktivitas ini air direbus dengan
menambahkan gula, matrium benzoat, asam sitrat dan flavour yang sesuai dengan pesanan. Biasanya flavour yang sering dipesan oleh konsumen
adalah rasa lyche atau cocopandan. 6. Pengisian nata ke dalam gelas plastik, yaitu kegiatan mengisi gelas plastik
dengan potongan nata yang telah direbus. 7. Pengisian sirop ke dalam gelas plastik , yaitu kegiatan mengisi sirop panas
ke dalam gelas plastik , setelah gelas plastik diisi dengan potongan nata hasil rebusan.
8. Penutupan gelas plastik dengan merek, yaitu kegiatan menutup gelas plastik yang telah diisi nata dan sirop dengan merek perusahaan dengan
menggunakan sealer.
9. Pengemasan ke dalam dus, yaitu kegiatan menyusun nata de coco dalam gelas plastik ke dalam dus 24 gelas plastik dus, kemudian dus ditutup
menggunakan lakban besar. 10. Penyimpanan produk, yaitu kegiatan menyimpan produk yang telah dikemas
untuk sementara waktu sampai produk dijual ke pasaran. 11. Distribusi Pemasaran, yaitu kegiatan menyalurkan produk ke distributor atau
ke retail. Berdasarkan aktivitas proses diatas, dilakukan penilaian untuk melihat
kemampuan aktivitas proses perusahaan dalam membentuk atribut kualitas produk guna mencapai kepuasan konsumen. Hasil penilaian responden pakar
terhadap aktivitas proses produksi pada masing-masing perusahaan dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10. Penilaian Aktivitas Proses Produksi pada Masing-masing Perusahaan Nata de Coco
No Aktivitas Proses
Perusahaan EB
Perusahaan ST
Perusahaan IMM
Perusahaan PT
1. Pengadaan bahan baku
5 5
5 5
2. Penanganan bahan baku
4 5
5 5
3. Pemotongan lembaran nata
5 3
- -
4. Perebusan potongan nata
3 3
4 5
5. Pembuatan sirop nata
3 3
4 4
6. Pengisian nata kedalam gelas
plastik 3
3 4
4 7.
Pengisian sirop kedalam gelas plastik
3 3
4 5
8. Penutupan gelas plastik
dengan merek 3
3 5
5 9.
Pengemasan kedalam dus 4
4 4
4 10.
Penyimpanan produk 4
4 5
5 11.
Distribusi Pemasaran 3
4 5
5
Ket : 5 sangat bagus, 4 bagus, 3 cukup bagus, 2 kurang bagus, 1 tidak bagus
Berdasarkan hasil penilaian pada Tabel 10 memperlihatkan bahwa ada beberapa aktivitas proses yang belum bagus, hal ini mengindikasikan bahwa
Perusahaan EB harus melakukan perbaikan terhadap aktivitas proses tersebut, karena setiap karakeristik proses tersebut sangat besar pengaruhnya untuk
membentuk seluruh atribut kualitas produk. Aktivitas proses yang harus diperbaiki adalah penanganan bahan baku, perebusan potongan nata,
pembuatan sirop nata, pengisian nata kedalam gelas plastik , pengisian sirop
kedalam gelas plastik , penutupan gelas plastik dengan merek dan distribusi pemasaran. Jika dibandingkan dengan pesaingnya, aktivitas proses tersebut
pada Perusahaan EB berada dibawah pesaingnya Perusahaan IMM dan Perusahaan PT, hal ini sangat dipengaruhi oleh teknologi produksi yang
digunakan dan cara melakukan aktivitas proses tersebut. Namun jika dibandingkan dengan Perusahaan ST, hasil penilaian aktivitas proses
Perusahaan EB hampir sama, bahkan pada aktivitas proses pemotongan lembaran nata Perusahaan EB lebih bagus karena menggunakan mesin potong,
sedangkan Perusahaan ST menggunakan pisau karena pesanan tidak terlalu banyak, namun jika pesanan banyak baru menggunakan pisau. Hal ini dilakukan
oleh Perusahaan ST dengan alasan untuk menghemat biaya listrik. Setiap aktivitas proses yang dilakukan perusahaan akan berpengaruh
terhadap pembentukan atribut kualitas produk baik langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, analisa keterkaitan antara aktivitas proses dengan
atribut produk perlu dilakukan untuk mengetahui sejauh mana keterkaitan atau hubungan antara masing-masing aktivitas proses dengan atribut kualitas produk
nata de coco. Dengan diketahuinya keterkaitan ini diharapkan dapat diketahui akar permasalahan yang menyebabkan rendahnya kualitas produk atau kualitas
produk pada suatu perusahaan. Matriks interaksi hubunganketerkaitan antara atribut kualitas produk dengan aktivitas proses didapatkan dengan brainstorming.
Empat atribut utama yaitu kebersihan, rasa, aroma dan warna sangat berkaitan erat dengan aktivitas proses pembuatan sirop nata, aktivitas proses ini
juga merupakan aktivitas proses yang secara total paling besar pengaruhnya untuk membentuk seluruh atribut kualitas produk. Hal ini mengindikasikan
bahwa aktivitas proses ini merupakan aktivitas proses yang pertama harus diperhatikan dan diperbaiki oleh perusahaan. Aktivitas proses lain yang juga
sangat besar pengaruhnya dalam membentuk atribut kualitas produk adalah perebusan potongan nata, penanganan bahan baku dan penutupan gelas plastik
dengan merek perusahaan. Matriks keterkaitan antara atribut kualitas produk dengan aktivitas proses dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel 11. Hubungan Keterkaitan antara Atribut Kualitas Produk dengan Aktivitas Proses
Aktivitas Proses
Atribut Kualitas
Produk Pengadaan bahan baku
Penanganan bahan baku Pemotongan lembaran nata
Perebusan potongan nata Pembuatan sirop nata
Pengisian nata ke dalam gelas plastik Pengisian siro
p ke dalam gelas plastik
P e
nutupan gelas plastik dengan merek Pengemasan ke dalam dus
Penyimpanan produk Distribusi pemasaran
Kebersihan
1 10
5 5
10 10
10 10
1 5
5
Rasa
1 5
10 1
Aroma
5 5
10 1
1 1
Warna
5 10
10 1
1 1
1
TeksturKekenyalan
5 10
1 1
Kemasan
5 5
10 10
5 10
Nilai Gizi
5 5
5
Bentuk nata
10 5
Ukuran nata
10
Usaha perusahaan EB untuk melakukan perbaikan proses berkaitan dengan seluruh aktivitas proses yang terdapat pada perusahaan, karena aktivitas
proses tersebut saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya. Bahkan jika dilihat aktivitas proses yang ada pada perusahaan tidak dapat terputus ataupun
berdiri sendiri karena aktivitas proses tersebut berkelanjutan satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu dilakukan analisa aktivitas proses untuk mengetahui
sejauh mana keterkaitan antara masing-masing proses untuk menghasilkan produk nata de coco dalam kemasan gelas plastik . Hubungan keterkaitan antar
aktivitas proses yang diperoleh dari hasil brainstorming dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12. Hubungan Keterkaitan antar Aktivitas Proses
Aktivitas proses yang
dinilai Aktivitas proses terkait
Hubungan dan alasan
Pengadaan bahan baku
Penanganan bahan baku ++ Semakin banyak pengadaan
bahan baku akan menyebabkan semakin banyaknya kegiatan
penanganan bahan baku, dan penyimpanan bahan baku
Pemotongan lembaran nata + Semakin banyak pengadaan
bahan baku akan menyebabkan semakin banyaknya kegiatan
pemotongan lembaran nata. Namun bisa saja bahan baku
yang berupa lembaran nata tidak langsung dipotong, tapi diberi
perlakuan tambahan memberikan cuka dan sedikit
gula jika ditunda pemotongannya.
Perebusan potongan nata Tidak ada
Pembuatan sirop nata Tidak ada
Pengisian nata kedalam gelas plastik
Tidak ada Pengisian sirop kedalam gelas
plastik Tidak ada
Penutupan gelas plastik dengan merek
Tidak ada Pengemasan gelas plastik
kedalam dus Tidak ada
Penyimpanan produk Tidak ada
Pengadaan bahan baku
Distribusi pemasaran Tidak ada
Pemotongan lembaran nata ++ Penanganan bahan baku
dalam jumlah besar akan mengakibatkan kegiatan jumlah
lembaran nata yang akan dipotong juga semakin besar.
Tapi bisa saja bahan baku tersebut disimpan tanpa harus
langsung dipotong pada saat setelah diterima.
Perebusan potongan nata Tidak ada
Pembuatan sirop nata Tidak ada
Pengisian nata kedalam gelas plastik
Tidak ada Pengisian sirop kedalam gelas
plastik Tidak ada
Penanganan bahan baku
Penutupan gelas plastik dengan merek
Tidak ada
Pengemasan gelas plastik kedalam dus
Tidak ada Penyimpanan produk
Tidak ada Distribusi pemasaran
Tidak ada Perebusan potongan nata
++ Pemotongan lembaran nata dalam jumlah yang besar akan
mengakibatkan kegiatan perebusan potongan nata juga
semakin besar. Tapi bisa saja bahan baku tersebut disimpan
tanpa harus langsung direbus pada saat setelah dipotong.
Pembuatan sirop nata + Semakin banyak nata yang
telah dipotong, maka semakin banyak diperlukan sirop nata
untuk campuran nata kemasan.
Pengisian nata kedalam gelas plastik
Tidak ada Pengisian sirop kedalam gelas
plastik Tidak ada
Penutupan gelas plastik dengan merek
Tidak ada Pengemasan gelas plastik
kedalam dus Tidak ada
Penyimpanan produk Tidak ada
Pemotongan lembaran nata
Distribusi pemasaran Tidak ada
Pembuatan sirop nata ++ Jumlah pembuatan sirop
nata disesuaikan dengan jumlah nata yang sudah direbus.
Pengisian nata kedalam gelas plastik
++ Semakin banyak nata yang sudah direbus maka akan
semakin banyak kegiatan pengisian nata kedalam gelas
plastik .
Pengisian sirop kedalam gelas plastik
Tidak ada Penutupan gelas plastik
dengan merek Tidak ada
Pengemasan gelas plastik kedalam dus
Tidak ada Penyimpanan produk
Tidak ada Perebusan
potongan nata
Distribusi pemasaran Tidak ada
Pengisian nata kedalam gelas plastik
++ Semakin banyak gelas
plastik yang telah diisi dengan nata maka akan semakin banyak
sirop nata yang harus dibuat. Pembuatan
sirop nata Pengisian sirop kedalam gelas
plastik ++ Jumlah sirop nata yang
dibuat disesuaikan dengan jumlah gelas plastik yang akan
diisi sirop nata atau jumlah kemasan gelas plastik .
Penutupan gelas plastik dengan merek
Tidak ada Pengemasan gelas plastik
kedalam dus Tidak ada
Penyimpanan produk Tidak ada
Distribusi pemasaran Tidak ada
Pengisian sirop nata ++ Semakin banyak nata yang
sudah diisikan kedalam gelas plastik maka akan semakin
banyak kegiatan pengisian sirop nata kedalam gelas plastik
Penutupan gelas plastik dengan merek
+ Jumah gelas plastik yang telah diisi nata akan
mempengaruhi jumlah gelas
plastik yang akan ditutup dengan merek perusahaan.
Pengemasan gelas plastik kedalam dus
Tidak ada Penyimpanan produk
Tidak ada Pengisian nata
kedalam gelas plastik
Distribusi pemasaran Tidak ada
Penutupan gelas plastik dengan merek
++ Semakin banyak gelas plastik yang telah diisi siro nata,
maka akan semakin banyak gelas plastik yang harus ditutup
dengan merek.
Pengemasan gelas plastik kedalam dus
Tidak ada Penyimpanan produk
Tidak ada Pengisian sirop
nata
Distribusi pemasaran Tidak ada
Pengemasan gelas plastik kedalam dus
++ Semakin banyak nata dalam gelas plastik
yang sudah
dikemas maka akan semakin banyak pengemsan ke dalam dus
untuk dipasarkan. Penyimpanan produk
Tidak ada Penutupan
gelas plastik dengan merek
Distribusi pemasaran Tidak ada
Penyimpanan produk ++ Semakin banyak produk
yang telah dikemas dalam dus, maka semakin banyak kegiatan
penyimpanan produk untuk sementara sebelum dipasarkan
Pengemasan gelas plastik
kedalam dus Distribusi produk
+ Produk yang telah dikemas membutuhkan kegiatan distribusi
produk. Tapi bisa saja produk yang sudah dikemas ke dalam
dus disimpan untuk sementara waktu menunggu
pendistribusiannya.
Penyimpanan produk
Distribusi produk ++ Semakin banyak produk
yang disimpan untuk dipasarkan, maka semakin banyak kegiatan
distribusi produk untuk konsumen.
Setiap aktivitas proses yang terdapat pada perusahaan EB diatas, memiliki tingkat kepentingan yang berbeda satu dengan yang lainnya. Tingkat
kepentingan ini didasarkan pada hubungan keterkaitan antara atribut Kualitas produk dengan aktivitas proses tersebut. Perhitungan tingkat kepentingan
aktivitas proses dapat dilihat pada Lampiran 15. Hasil perhitungan nilai relatif dan tingkat kepentingan proses terlihat
memperlihatkan bahwa pembuatan sirop nata, perebusan potongan nata dan penanganan bahan baku, secara berurutan merupakan tiga aktivitas proses yang
memiliki tingkat kepentingan tertinggi di dalam aktivitas proses Perusahaan EB untuk menghasilkan produk nata de coco. Oleh karena itu aktivitas proses
tersebut sangat perlu diperhatikan dan harus terus dilakukan penyempurnaan guna memperoleh kualitas produk yang diinginkan oleh konsumen. Hasil
perhitungan tingkat kepentingan proses dan nilai relatifnya dapat dilihat pada Tabel 13.
Tabel 13. Tingkat Kepentingan dan Nilai Relatif Aktivitas Proses
No Proses
Tingkat Kepentingan
Nilai relatif
1. Pengadaan bahan baku
9 0.006
2. Penanganan bahan baku
203 0.138
3. Pemotongan lembaran nata
75 0.051
4. Perebusan potongan nata
255 0.174
5. Pembuatan sirop nata
315 0.214
6. Pengisian nata kedalam gelas plastik
121 0.082
7. Pengisian sirop kedalam gelas plastik
121 0.082
8. Penutupan gelas plastik dengan merek
143 0.097
9. Pengemasan kedalam dus
56 0.038
10. Penyimpanan produk
86 0.059
11. Distribusi Pemasaran
85 0.058
T O T A L 1469
1.000 5.3.
House of Quality HOQ atau Rumah Kualitas
House of Quality HOQ atau Rumah Kualitas dibuat dengan tujuan agar
perusahaan dapat memeriksa informasi dari berbagai aspek untuk dapat memenuhi harapan konsumen dan memberikan kepuasan kepada konsumen.
Pembuatan House of Quality HOQ atau Rumah Kualitas didasarkan pada data dan informasi yang telah diperoleh sebelumnya.
HOQ Perusahaan EB menggambarkan hubungan antara harapan dan
keinginan konsumen dengan aktivitas perusahaan serta mengevaluasi kemampuan perusahaan dalam memenuhi harapan dan keinginan konsumen.
Berdasarkan HOQ tersebut terlihat bahwa ada tiga alternatif kegiatan utama yang harus dilakukan perusahaan, yaitu memperbaiki bagian yang kurang
memberikan kualitas yang baik, mempertahankan dan meningkatkan bagian yang dianggap telah memberikan kualitas yang baik. Hal yang diperbaiki terkait
dengan peningkatan kualitas produk yang dihasilkan. Perusahaan EB sebagai salah satu perusahaan nata de coco yang
berada di Kota Bogor dapat melakukan upaya untuk menciptakan kepuasan konsumen dengan memenuhi harapan dan keinginan konsumen berdasarkan
spesifikasi atribut kualitas produk nata de coco. Berdasarkan hasil penilaian kepuasan konsumen terhadap atribut kualitas produk kolom evaluasi produk
pada HOQ terlihat bahwa produk nata de coco pada Perusahaan EB masih memerlukan perbaikan pada bagian tertentu, terutama untuk atribut yang rasio
perbaikannya diatas satu rasa, warna, kemasan dan nilai gizi. Hal ini menjadi indikasi bagi pihak perusahaan untuk meningkatkan atau melakukan perbaikan
terhadap aktivitas proses yang berhubungan dengan atribut tersebut. Harapan konsumen yang paling utama adalah atribut kebersihan dari
produk nata de coco dalam kemasan gelas plastik , karena memiliki tingkat kepentingan atau bobot konversi tertinggi, atribut ini pada Perusahaan EB sudah
dapat dipenuhi. Hasil analisis terhadap hubungan atau pengaruh antara atribut kualitas produk dengan aktivitas proses memperlihatkan bahwa aktivitas
pembuatan sirop nata memiliki tingkat kepentingan paling tinggi dengan nilai 315 dan nilai relatif 0.214. Nilai tersebut menunjukkan bahwa aktivitas dengan
peringkat tiga tertinggi yaitu aktivitas pembuatan sirop nata, perebusan potongan nata dan penanganan bahan baku memiliki tingkat kepentingan yang relatif lebih
tinggi dibandingkan aktivitas lainnya terhadap pencapaian kualitas produk nata de coco.
Berkaitan dengan upaya untuk menciptakan produk yang sesuai dengan harapan dan keinginan konsumen, maka perbaikan yang harus dilakukan adalah
terhadap aktivitas yang membentuk atribut kualitas yang belum memuaskan konsumen. Atribut rasa dipengaruhi oleh aktivitas penanganan bahan baku,
perebusan potongan nata, pembuatan sirop nata dan penyimpanan produk. Atribut warna dipengaruhi oleh aktivitas penanganan bahan baku, perebusan
potongan nata, pembuatan sirop nata, pengisian nata ke dalam gelas plastik, pengisian sirop ke dalam gelas plastik, penutupan gelas plastik dengan merek
dan penyimpanan produk. Atribut kemasan dipengaruhi oleh aktivitas pengisian nata ke dalam gelas plastik, pengisian sirop ke dalam gelas plastik, penutupan
gelas plastik dengan merek dan penyimpanan produk, pengemasan ke dalam dus, penyimpanan produk dan distribusi pemasaran. Atribut nilai gizi dipengaruhi
oleh penanganan bahan baku, perebusan potongan nata dan pembuatan sirop nata.
Aktivitas perebusan sirop nata sebagai aktivitas yang memiliki tingkat kepentingan tertinggi harus diperbaiki. Hal yang harus diperhatikan adalah jenis
bahan baku, peralatan dan proses yang terjadi dalam melakukan aktivitas tersebut. Bahan baku gula yang digunakan sebaiknya bewarna putih bersih
sehingga sirop yang dihasilkan juga bersih, bahan pengawet yang digunakan harus sesuai dengan SNI 01-0222-1995, air yang digunakan sebaiknya air PAM
atau air sumur yang telah disaring guna menjamin kebersihan. Peralatan yang digunakan selama proses pembuatan sirop nata harus benar-benar bersih,
seperti panci perebusan, sendok pengaduk dan wadah penampungan sirop. Sedangkan dalam hal proses, tenaga kerja yang membuat sirop sebaiknya
menggunakan sarung tangan dan panci perebusan jangan terlalu sering dibuka karena hal ini akan mempengaruhi cemaran dari sirop yang akan dihasilkan.
Aktivitas perebusan potongan nata yang harus diperbaiki berkaitan dengan proses dan peralatan yang digunakan. Proses perebusan potongan nata
dilakukan sampai warna nata benar-benar putih dan penggantian air selama proses harus diperhatikan, yaitu dengan melakukan penggantian air jika warna
air rebusan sudah keruh. Selain itu, selama proses perebusan, panci harus ditutup jika telah selesai melakukan pengadukkan, jangan dibiarkan terbuka
karena peluang untuk masuknya kotoran akan tinggi jika panci dibiarkan terbuka. Peralatan yang digunakan seperti panci, sendok pengaduk dan wadah
penampung nata yang sudah direbus harus benar-benar bersih. Aktivitas penanganan bahan baku yang harus diperbaiki berkaitan
dengan wadah penampungan bahan baku dan aliran air selama bahan baku menunggu untuk di proses. Wadah penampungan yang berupa drum besar
sebaiknya ditutup, jangan dibiarkan terbuka, karena hal ini akan memberi peluang masuknya kotoran yang tidak diinginkan. Aliran air untuk bahan baku
lembaran nata ataupun potongan nata yang belum atau menunggu untuk
diproses, jangan sampai berhenti, karena hal ini sangat mempengaruhi aroma, warna dan kekenyalan dari nata de coco yang akan diproses.
Aktivitas pengisian nata ke dalam gelas plastik dilakukan oleh perusahaan secara manual, dalam proses ini hal yang harus diperbaiki adalah
jenis sendok yang digunakan sebaiknya ukurannya sesuai dengan ukuran gelas plastik agar tidak ada nata yang tertumpah. Jumlah nata yang dimasukkan harus
sesuai untuk semua kemasan, jangan sampai ada kemasan yang jumlah natanya lebih sedikit dibandingkan kemasan lainnya. Selain itu, potongan nata harus
sudah dikemas setelah nata hasil rebusan agak dingin, jangan ditunggu dalam waktu yang lama, karena hal ini akan mempengaruhi kekenyalan nata tersebut.
Aktivitas pengisian sirop ke dalam gelas plastik harus lebih hati-hati, jangan sampai tertumpah mengenai sisi luar gelas, karena hal ini akan
mempengaruhi tampilan dari kemasan gelas plastik tersebut. Sirop yang diisikan harus dalam keadaan panas agar rasa yang dihasilkan meresap ke dalam
potongan nata. Sirop yang diisikan terlebih dahulu harus disaring agar kotoran dapat tersaring dan tidak terbawa ke dalam kemasan.
Aktivitas penutupan gelas plastik dengan merek dilakukan perusahaan dengan sealer manual. Tenaga kerja pada bagian ini harus benar-benar teliti,
sehingga merek produk pas letaknya dengan lingkaran gelas plastik karena hal ini sangat mempengaruhi tampilan produk perusahaan. Selain itu, sablon untuk
merek perusahaan harus diganti agar tidak mudah luntur dan lebih tajam, jika diperlukan perusahaan harus mengganti variasi warna sablon seperti kombinasi
antara hijau dengan putih sehingga akan lebih jelas dan menarik serta tampilan kemasan terlihat lebih bersih. Jenis gelas plastik yang digunakan harus yang
lebih tebal sehingga tidak mudah penyok jika tertekan. Aktivitas pengemasan ke dalam dus harus dilakukan dengan lebih teliti
dan hati-hati sehingga dapat terhindari terjadinya penyok pada gelas kemasan nata de coco. Selain itu, jumlah sendok yang diisikan harus sesuai dengan
jumlah gelas dalam kemasan yaitu sebanyak 24 buah. Perusahaan bisa juga menempelkan langsung sendok ke gelas plastik karena akan memudahkan bagi
pengecer dalam memasarkan produk. Dus yang digunakan untuk kemasan jangan terlalu tipis karena akan mempengaruhi tampilan kemasan dan dus
gampang rusak. Sablon pada dus harus diperbaiki agar lebih jelas, karena terlihat bahwa sablon tidak bagus sehingga merek perusahaan tidak terlihat jelas.
Hal ini mengakibatkan kemasan kurang bagus dan tidak menarik bagi konsumen.
Aktivitas penyimpanan produk harus dialas dengan kayu agar kualitas kemasan dan produk terjaga. Penyimpanan harus dipisahkan dengan produk
perusahaan yang lain agar tidak ada kontaminan bau. Selain itu, kebersihan ruangan penyimpanan harus diperhatikan agar tidak mempengaruhi kemasan
produk dan terjaganya kebersihan tampilan kemasan serta produk perusahaan. Aktivitas distribusi pemasaran produk harus memperhatikan jumlah
tumpukan yang diperbolehkan 10 dus sehingga kemasan produk dapat terjaga. Perusahaan harus menghindari kontaminan produk pada saat distribusi karena
hal ini akan mempengaruhi kebersihan produk, jangan sampai produk terkontaminasi dengan adanya kebocoran baik oleh produk sejenis maupun oleh
produk lain yang dipasarkan oleh perusahaan bersamaan dengan produk nata de coco. Penempatan produk di distributor ataupun pengecer jangan terkena
matahari langsung karena akan mempengaruhi daya tahan produk dan kemasan produk.
Seluruh keterkaitan antara atribut kualitas produk dengan aktivitas proses, tingkat kepentingan atribut kualitas produk, penilaian konsumen terhadap
kualitas produk, rasio perbaikan serta hubungan antara aktivitas proses dapat dilihat pada matriks House of Quality HOQ atau Rumah Kualitas yang terdapat
pada Gambar 11.
P e
m b
o b
o
t a
n
+ + ++ ++ + + ++ ++ ++ ++ ++ ++ ++ ++ ++ ++
Bobot Konversi Pengadaan bahan baku
Penanganan bahan baku Pemotongan lembaran nata
Perebusan potongan nata Pembuatan sirop nata
Pengisian nata ke dalam gela
s plastik
Pengisian sirop ke dalam gelas plastik
Pnutupan gelas plastik
dengan merek
Pengemasan ke dalam dus Penyimpanan produk
Distribusi pemasaran Perusahaan EB
Perusahaan ST Perusahaan IMM
Perusahaan PT Target
Rasio perbaikan
Kebersihan 9
4 3
4 4
4 1.00
Rasa 8
3 3
4 4
4 1.33
Aroma 7
4 3
4 4
4 1.00
Warna 6
3 3
4 4
4 1.33
TeksturKekenyalan 5
4 3
4 4
4 1.00
Kemasan 4
3 3
4 4
4 1.33
Nilai gizi 3
3 3
3 4
4 1.33
Bentuk nata 2
4 3
4 4
4 1.00
Harapan Konsumen
Ukuran nata 1
4 3
4 4
4 1.00
Perusahaan EB 5
5 5
3 3
3 3
3 4
4 3
Perusahaan ST 5
5 3
3 3
3 3
3 4
4 4
Perusahaan IMM 5
5 -
4 4
4 4
5 4
5 5
Perusahaan PT 5
5 -
5 4
4 5
5 4
5 5
Tingkat kepentingan 9
203 75
255 315
121 121
143 56
86 85
Nilai relatif 0.006
0.1 38
0.05 1
0.17 4
0.2 14
0.082 0.0
82 0.
097 0.03
8 0.0
59 0.05
Gambar 11. Matriks House of Quality atau Rumah Kualitas Perusahaan EB
= hub. kuat =10 = hub. sedang =5
= hub.lemah =1 ++ = hub. kuat positif
+ = hub. positif
Atribut kualitas produk
VI . STRATEGI DAYA SAI NG I NDUSTRI NATA DE COCO
Berdasarkan hasil analisis klaster, maka perusahaan yang menjadi fokus untuk dianalisa faktor lingkungan, kelembagaan terkait dan strategi peningkatan
daya saingnya adalah Perusahaan EB.
6.1. Faktor-faktor Lingkungan Internal