Kondisi kapal kosong Kondisi muatan eksisting

78 nilai C ฀ maka kapasitas muatnya juga akan semakin besar. Kapal PSP 01 memiliki nilai C ฀ yang besar mendekati 1 sehingga memiliki kapasitas muat yang besar. Tentunya hal ini juga tidak terlepas dari pengaturan ruangan diatas kapal sehingga ruangan yang tersedia dapat dimanfaatkan dengan optimal. Selain koefisien tengah kapal, koefisien garis air waterplan coefficient juga dapat digunakan untuk memprediksi kapasitas muat suatu kapal. Nilai Cwp yang besar menunjukkan bahwa ruangan muat kapal cukup luas, tetapi berimplikasi pada bersarnya tahanan yang akan dialami kapal. Oleh karena itu, pada kapal-kapal yang memiliki kecepatan tinggi biasanya memiliki bentuk yang tajam yang diwakili oleh nilai koefisien tengah kapalnya yang relatif kecil. Koefisien prismatik melintang Cvp merupakan salah satu koefisien yang memiliki pengaruh sedikit terhadap gaya hidrodinamik yang dialami kapal. Akan tetapi, nilai Cvp berpengaruh terhadap nilai fraksi gelombang, tahanan gesekan dan pengurangan daya dorong kapal. Semakin tinggi nilai Cvp maka nilai ketiganya akan semakin meningkat HydroComp 2007. Apabila nilai coefficient of fineness yang diperoleh dibandingkan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Iskandar dan Pujiati 1997 menunjukkan bahwa Kapal PSP 01 lebih condong sebagai kapal static gear. Hal ini senada dengan alat tangkap yang digunakan yaitu gillnet, jodang dan pancing. Sementara itu, bila dibandingkan dengan kapal static gear hasil penelitian Darmawan et al. 1999 Kapal PSP 01 dapat dikategorikan sebagai kapal static gear karena bila dilihat dari nilai Cb, Cp dan C ฀ masih berada pada kisaran yang sama .

5.3 Stabilitas

5.3.1 Kondisi kapal kosong

Kondisi stabilitas kasko Kapal PSP 01 termasuk dalam kategori kondisi stabilitas positif. Hal ini menunjukkan bahwa ketika kapal miring akibat pengaruh gaya luar baik angin maupun gelombang, kapal memiliki lengan pengembali GZ yang positif. Adanya lengan pengembali tersebut kemudian menimbulkan momen penegak yang mengembalikan kapal ke posisi semula. Hasil analisis terhadap kondisi stabilitas kapal yang dibandingkan dengan kriteria IMO menunjukkan bahwa Kapal PSP 01 telah memenuhi kriteria yang 79 disyaratkan. Nilai GZ maksimum sebesar 0,33 m terjadi pada sudut kemiringan 41,4º dengan nilai GM awal 0,63 m. Kapal PSP 01 memiliki selang stabilitas antara 0º - 98º, artinya meskipun kapal miring hingga mendekati 98º, kapal masih dapat kembali ke posisi semula. Apabila dilihat dari nilai margin antara nilai Kapal PSP 01 dengan nilai kriteria yang dikeluarkan oleh IMO maka hasil perhitungan menunjukkan selisih yang cukup besar, yaitu antara 54,55 - 86,67 . Hal ini menunjukkan bahwa meskipun Kapal PSP 01 dibangun tanpa memperhitungkan faktor teknis sesuai dengan kaidah arsitek perkapalan, kualitas stabilitas kapal yang dihasilkan tidak lebih buruk dengan kapal hasil pembuatan di galangan modern. Hal ini tidak terlepas dari pengetahuan turun-temurun dan pengalaman yang dimiliki oleh pengrajin kapal.

5.3.2 Kondisi muatan eksisting

Hasil perhitungan terhadap kondisi muatan eksisting dengan jumlah yang berbeda menunjukkan bahwa Kapal PSP 01 cukup aman digunakan untuk operasi penangkapan ikan. Hal ini dapat dilihat dari nilai hasil perhitungan yang dibandingkan dengan kriteria IMO. Seluruh kriteria memenuhi persyaratan minimum bagi suatu kapal penangkap ikan yang stabil. Kondisi 4 merupakan kondisi muatan kapal yang memiliki tingkat stabilitas paling baik dari 4 kondisi yang disimulasikan. Hal ini terkait dengan nilai VCG yang lebih rendah dari kondisi yang lain. Dengan demikian, untuk meningkatkan kondisi stabilitas kapal pada nilai ton displacement yang sama dapat dilakukan dengan cara sederhana, yaitu meletakkan muatan pada posisi yang paling rendah. Pada sudut oleng 50º nilai GZ untuk kondisi 1-3 relatif sama, namun kondisi 4 memiliki nilai GZ yang lebih besar. Fenomena menarik terjadi pada sudut oleng 50º dimana nilai GZ untuk kondisi 1 mengalami penurunan bila dibandingkan dengan kondisi 2 dan 3. Hal ini disebabkan oleh nilai VCG pada kondisi 1 lebih besar dari kondisi 2 dan 3 yang relatif sama. Sementara itu, nilai VCG pada kondisi 4 jauh lebih rendah dari kondisi yang lain sehingga memiliki stabilitas yang lebih baik. 80 Kondisi stabilitas kapal juga dipengaruhi oleh tinggi sarat air kapal draft. Peningkatan draft kapal tergantung pada nilai TPC dan bobot tambahan yang diakibatkan oleh hasil tangkapan yang diperoleh. Semakin besar bobot yang ditambahkan maka draft kapal juga akan semakin besar. Distribusi muatan yang tepat diletakkan serendah mungkin akan menghasilkan VCG yang kecil dan stabilitas kapal akan tetap baik. Sementara apabila distribusi muatan diletakkan diatas dek kapal, maka besar kemungkinan akan berdampak negatif terhadap stabilitas kapal.

5.4 Evaluasi Kesesuaian Desain