Jenis data Metode pengumpulan data

31 terhadap distribusi muatan dilakukan berdasarkan pada aturan Code on Intact Stability for All Type of Ships IMO 1995 serta pertimbangan kondisi yang sering dialami kapal saat dioperasikan. Beberapa hal yang harus diperhitungkan dalam melakukan simulasi distribusi muatan diantaranya adalah : 1 Jenis dan berat muatan yang dapat dipindahkan; 2 Jenis dan berat muatan yang tidak dapat dipindahkan; 3 Total berat muatan di bagian sisi kanan dan kiri centre line serta di bagian depan dan belakang midship, tidak berbeda signifikan; 4 Kondisi eksisting seperti posisi nelayan yang duduk atau berdiri; 5 Kenyamanan kerja nelayan faktor ergonomis; dan 6 Keberadaan titik berat G secara vertikal.

3.3.1 Jenis data

Jenis data yang dikumpulkan untuk mencapai tujuan pertama adalah dimensi utama kapal meliputi panjang total L OA panjang antara dua garis tegak Lpp, lebar kapal B dan dalam kapal D. Selain itu, data kelengkungan badan kapal yang telah dipindahkan dalam bentuk lines plan digunakan untuk menghitung parameter hidrostatis kapal. Hasil perhitungan parameter hidrostatis selanjutnya digunakan sebagai data dasar dalam perhitungan stabilitas kapal untuk mencapai tujuan kedua. Data lainnya yang digunakan antara lain draft, trim dan KG. Kualitas stabilitas yang dimaksud adalah stabilitas statis kapal dalam kondisi kosong kasko dan stabilitas statis kapal pada kondisi muatan yang berbeda. Oleh karena itu dibutuhkan data berat muatan, jarak titik berat muatan secara vertikal KZ dan jarak titik berat muatan secara longitudinal LZ. Ilustrasi pengukuran LZ dan KZ ditunjukkan pada Gambar 28. Hasil analisis stabilitas dan parameter hidrostatis kemudian dijadikan sebagai data pendukung untuk melakukan redesign Kapal PSP 01 tujuan ketiga. Data lain yang digunakan untuk mencapai tujuan ketiga adalah nilai periode oleng yang dihitung berdasarkan nilai dimensi utama dan nilai GM kapal hasil simulasi perubahan dimensi utama. 32

3.3.2 Metode pengumpulan data

Tujuan pertama dari penelitian ini adalah mengkaji kesesuaian desain kapal PSP 01 dilihat dari rasio dimensi utama kapal LB, LD dan BD dan parameter hidrostatis dengan alat tangkap yang digunakan. Oleh karena itu untuk mencapai tujuan tersebut maka langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut : 1 Mengukur dimensi utama kapal L, B, D dan membagi panjang total kapal L OA menjadi 11 ordinat 0-10; 2 Mengukur kelengkungan badan kapal pada setiap ordinat; 3 Mengidentifikasi jenis alat tangkap yang digunakan; 4 Menggambar lines plan kapal dari data kelengkungan badan kapal yang diperoleh; 5 Menghitung nilai rasio dimensi utama kapal meliputi LB, LD dan BD; 6 Menghitung nilai parameter hidrostatis kapal; 7 Membandingkan nilai rasio dimensi utama dan parameter hidrostatis dengan nilai acuan. Nilai KG, draft dan ton displacement merupakan parameter hidrostatis yang diperlukan untuk perhitungan stabilitas kapal dalam rangka mencapai tujuan kedua. Tujuan kedua adalah menghitung stabilitas Kapal PSP 01 dalam kondisi kosong kasko dan stabilitas kapal dengan berbagai kondisi muatan. Tahap ini merupakan lanjutan dari tahap-tahap sebelumnya. Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghitung stabilitas kapal kosong kasko adalah: 1 Menghitung nilai GZ kapal dengan menggunakan data parameter hidrostatis yang telah diperoleh dengan bantuan program maxsurf versi 9.6; 2 Membuat kurva stabilitas statis yang menunjukkan nilai lengan penegak GZ pada sudut oleng tertentu; 3 Membandingkan nilai lengan penegak GZ yang diperoleh dengan nilai standar yang dikeluarkan oleh International Maritime Organization IMO; 4 Menganalisis dan menginterpretasikan nilai lengan penegak GZ yang diperoleh setelah dibandingkan dengan kriteria IMO. Setelah kualitas stabilitas kasko Kapal PSP 01 diketahui, maka selanjutnya adalah mengkaji stabilitas Kapal PSP 01 dalam berbagai simulasi distribusi 33 muatan. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui kondisi stabilitas kapal baik pada saat akan berangkat ke daerah penangkapan maupun saat kembali dari operasi penangkapan. Kondisi ini sangat penting untuk diketahui karena berhubungan erat dengan keselamatan kapal di perairan. Kondisi muatan yang disimulasikan antara lain mengacu pada IMO 1995 : Kondisi 1 : Kapal berangkat ke fishing ground dengan kondisi bahan bakar penuh, perbekalan, es, alat tangkap dan lain-lain; Kondisi 2 : Kapal berangkat dari fishing ground dengan hasil tangkapan penuh 50 perbekalan dan BBM; Kondisi 3 : Kapal tiba di fishing base dengan hasil tangkapan penuh, 10 perbekalan, bahan bakar dan lain-lain; Kondisi 4 : Tiba di fishing base dengan 20 hasil tangkapan, 10 perbekalan, bahan bakar dan lain-lain. Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghitung stabilitas kapal dalam 4 kondisi muatan tersebut adalah : 1 Mengukur berat tiap muatan kapal, diperoleh melalui wawancara dan pengukuran langsung; 2 Menentukan posisi tiap muatan kapal, diperoleh melalui pengamatan secara langsung untuk kondisi eksisting, dan simulasi distribusi muatan untuk kondisi yang lain. 3 Menghitung jarak titik berat tiap muatan secara vertikal, diukur dari badan kapal paling bawah K sampai ke titik berat pada masing-masing muatan Z Gambar 28. 4 Menghitung jarak titik berat tiap muatan secara longitudinal, diukur dari midship kapal ฀ sampai ke titik berat pada masing-masing muatan Z Gambar 28. 5 Menghitung nilai GZ kapal menggunakan soft ware maxsurf versi 9.6 untuk setiap kondisi yang disimulasikan; 6 Membuat kurva stabilitas statis untuk setiap kondisi yang disimulasikan; 7 Membandingkan kriteria stabilitas kapal pada setiap kondisi muatan dengan kriteria IMO dan melakukan analisis terhadap nilai yang diperoleh. 34 Gambar 28 Ilustrasi pengukuran jarak titik berat tiap muatan kapal secara vertikal dan longitudinal. Hasil yang diperoleh dari tujuan pertama dan kedua merupakan dasar untuk mencapai tujuan ketiga. Proses redesign dilakukan dengan merubah ukuran dimensi utama kapal dalam hal ini ukuran lebar B dan dalam kapal D. Kapal yang telah mengalami perubahan dimensi kemudian dianalisis rasio dimensi utama, parameter hidrostatis, stabilitas dan periode olengnya. Selanjutnya keempat nilai parameter tersebut dibandingkan dengan nilai Kapal PSP 01 untuk mendapatkan dimensi kapal yang lebih ideal berdasarkan parameter teknis tersebut.

3.3.3 Pengolahan data