5 PEMBAHASAN
5.1 Dimensi Utama
Keterbatasan pengetahuan yang dimiliki oleh pengrajin kapal tradisional menyebabkan proses pembuatan kapal dilakukan tanpa mengindahkan kaidah-
kaidah arsitek perkapalan. Dasar utama pembuatan kapal di galangan tradisional adalah pengetahuan turun-temurun yang diperoleh pengrajin dari pengalaman dan
warisan generasi terdahulu. Meskipun demikian, kapal hasil pembuatan di
galangan tradisional memiliki kualitas yang baik sehingga menjadi pilihan utama bagi nelayan untuk memperoleh armada penangkapan dengan harga yang lebih
terjangkau. Salah satu parameter sederhana yang dapat digunakan untuk menentukan
ukuran kapal yang akan dibangun adalah rasio dimensi utama. Nilai rasio dimensi utama merupakan pendekatan yang paling mudah dan sederhana untuk
menentukan ukuran kapal yang sesuai dengan alat tangkap yang akan digunakan dan daerah penangkapan yang akan dituju. Penggunaan data rasio dimensi utama
akan lebih baik bila diikuti dengan perhitungan stabilitas, sehingga kapal yang dihasilkan memiliki kualifikasi sesuai dengan tujuan pembuatannya.
Rasio dimensi utama yang umum digunakan adalah LB, LD dan BD. Rasio antara panjang dan lebar kapal LB memiliki pengaruh terhadap kecepatan
dan tahanan gerak kapal karena terkait dengan luas permukaan badan kapal yang bersentuhan dengan air ketika kapal bergerak. Semakin besar luas permukaan
kapal yang bersentuhan bergesekan dengan air, maka tahanan geraknya akan semakin besar. Hal inilah yang kemudian menjadi faktor penentu kecepatan kapal
ketika bergerak. Semakin besar nilai lebar suatu kapal B maka akan
menyebabkan nilai LB semakin kecil. Hal ini berarti, luas lambung kapal yang bergesekan dengan air akan semakin besar sehingga tahanan gerak yang dialami
juga semakin besar. Meskipun demikian, semakin kecil nilai LB, maka kondisi stabilitas kapal akan semakin baik BPPI 2006.
Demikian pula sebaliknya, apabila nilai lebar B kapal semakin kecil, maka nilai LB semakin besar. Hal ini
berarti tahanan yang dialami akan semakin kecil, tetapi memberikan pengaruh yang kurang baik terhadap stabilitas dan kemampuan olah gerak kapal.
76 Rasio antara panjang dan dalam LD merupakan parameter yang dapat
digunakan untuk melihat kekuatan memanjang kapal. Kekuatan memanjang kapal akan bertambah apabila nilai LD semakin kecil. Artinya, pada panjang kapal
yang sama, semakin besar nilai D maka kekuatan memanjangnya akan semakin baik dan begitu pula sebaliknya. Penambahan ukuran dalam kapal juga akan
memberikan ruang penyimpanan yang lebih besar. Sebaliknya apabila nilai LD besar maka akan mengurangi kekuatan memanjang kapal. Hal ini disebabkan
oleh nilai dalam kapal yang semakin kecil sehingga panjang kapal jauh lebih besar dari pada dalamnya. Kapal PSP 01 beroperasi di sekitar lintang 7ยบ yang memiliki
gelombang cukup besar sehingga membutuhkan kekuatan memanjang yang baik. Oleh karena itu nilai LD sebesar 10,34 dianggap sudah cukup memadai untuk
beroperasi pada perairan dengan ketinggian gelombang 1-2 meter. Nilai BD merupakan nilai rasio yang sangat berpengaruh terhadap stabilitas
kapal, dimana semakin besar nilainya maka stabilitas kapal akan semakin baik. Nilai ini juga menunjukkan kapasitas muat kapal. Kapal yang memiliki kapasitas
muat yang besar tentunya akan memiliki nilai BD yang besar dan stabilitas yang baik.
Nilai BD yang berada di bagian bawah dari nilai acuan menunjukkan bahwa stabilitasnya masih dapat ditingkatkan. Untuk meningkatkan stabilitas
kapal secara melintang tersebut maka ukuran lebar B kapal harus ditambah. Penambahan ukuran lebar kapal juga akan menyebabkan penambahan kapasitas
muat kapal sehingga efisiensi penangkapan menjadi lebih baik. Apabila nilai rasio dimensi utama Kapal PSP 01 dibandingkan dengan nilai
acuan untuk kapal static gear menurut Iskandar dan Pujiati 1995, maka seluruh nilainya masih berada pada kisaran yang direkomendasikan. Artinya, meskipun
pembangunan kapal ini dilakukan secara tradisional, tetapi apabila dilihat dari rasio dimensi utamanya telah sesuai sebagai kapal static gear.
Meskipun demikian, efisiensi dan kondisi stabilitas perlu ditingkatkan sehingga dapat
digunakan sebagai pedoman bagi pembangunan kapal sejenis dimasa mendatang. Hasil yang berbeda ditunjukkan apabila nilai rasio dimensi utama Kapal
PSP 01 dibandingkan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Darmawan et al. 1999. Nilai BD merupakan rasio dimensi utama yang nilainya lebih besar
dari nilai yang diperoleh. Hal ini menunjukkan bahwa kapal static gear yang ada
77 di Pantai Selatan Jawa Timur memiliki ukuran dalam D yang lebih besar.
Perbedaan nilai BD tersebut dapat disebabkan oleh variasi ukuran kapal yang tinggi. Setiap daerah memiliki ukuran dimensi yang berbeda-beda tergantung
pada pengalaman dan kecenderungan pesanan nelayan. Kebiasaan pengrajin
masing-masing daerah yang berbeda-beda dalam menentukan ukuran kapal tersebut menjadi faktor lain yang dapat mempengaruhi perbedaan nilai BD.
5.2 Parameter Hidrostatis