80 Kondisi stabilitas kapal juga dipengaruhi oleh tinggi sarat air kapal draft.
Peningkatan draft kapal tergantung pada nilai TPC dan bobot tambahan yang diakibatkan oleh hasil tangkapan yang diperoleh. Semakin besar bobot yang
ditambahkan maka draft kapal juga akan semakin besar. Distribusi muatan yang tepat diletakkan serendah mungkin akan menghasilkan VCG yang kecil dan
stabilitas kapal akan tetap baik. Sementara apabila distribusi muatan diletakkan diatas dek kapal, maka besar kemungkinan akan berdampak negatif terhadap
stabilitas kapal.
5.4 Evaluasi Kesesuaian Desain
5.4.1 Kesesuaian panjang kapal
Hasil simulasi dengan merubah nilai L
OA
B yang juga merubah nilai L
OA
D menunjukkan bahwa penambahan ukuran panjang kapal tidak berpengaruh
terhadap nilai KG dan KB. Begitu pula dengan nilai periode olengnya. Meskipun periode oleng semakin lambat seiring dengan semakin pendeknya kapal, namun
pengurangannya relatif kecil. Tetapi, perubahan panjang kapal berpengaruh
terhadap tahanan gerak yang dialami kapal. Umumnya, semakin panjang kapal maka tahanan gerak yang dialami akan semakin kecil. Hal ini disebabkan oleh
semakin rampingnya bentuk badan kapal yang terendam air. Kondisi stabilitas kapal hasil simulasi perubahan panjang juga cukup baik.
Hal ini disebabkan oleh nilai KG dan KB yang tetap sehingga nilai parameter stabilitasnya tidak banyak mengalami perubahan.
Berdasarkan pada pertimbangan tersebut maka dapat dikatakan bahwa ukuran panjang kapal saat ini
dapat dikategorikan telah layak sebagai kapal static gear yang membutuhkan stabilitas yang tinggi sehingga apabila akan dilakukan pembuatan kapal sejenis
maka kisaran panjang 14-15 meter dapat dipertimbangkan.
5.4.2 Kesesuaian lebar kapal
Lebar kapal akan mempengaruhi nilai KG dan stabilitas kapal. Semakin lebar ukuran kapal maka nilai KG akan semakin tinggi dan berpengaruh negatif
terhadap stabilitas kapal pada ukuran panjang dan dalam yang sama. Hal ini berhubungan dengan luas permukaan air yang semakin besar seiring dengan
81 pertambahan ukuran lebar kapal. Kapal yang lebih lebar akan memiliki luas
permukaan basah yang lebih besar pula sehingga dengan jarak KB yang tetap maka posisi titik G akan semakin bergeser ke atas.
Perubahan ukuran lebar kapal juga menyebabkan perubahan periode oleng dimana kapal yang lebar akan memiliki periode oleng yang lebih lambat. Ketika
kapal mengalami oleng, perpindahan titik B dari posisi oleng ke posisi semula akan lebih lambat karena jaraknya yang semakin jauh.
Hasil simulasi menunjukkan bahwa penambahan lebar kapal hingga menjadi 4 meter
menyebabkan periode oleng yang semakin lambat. Nilai periode oleng pada desain kapal dengan lebar 4 m berubah menjadi 4,55 detik. Namun perubahan
lebar yang tidak diikuti perubahan dalam kapal menyebabkan terjadinya penurunan stabilitas kapal sehingga dapat mengancam keselamatan kapal selama
berlangsungnya operasi penangkapan ikan. Sementara itu, nilai tahanan gerak juga berbanding lurus dengan nilai BD,
dimana semakin kecil ukuran lebar kapal BD kecil maka tahanan yang dialami akan semakin kecil. Hal ini terkait dengan ukuran penampang melintang kapal
yang semakin kecil seiring dengan berkurangnya ukuran lebar kapal. Pada ukuran dalam dan panjang yang sama, penambahan lebar kapal akan menyebabkan
tahanan gerak yang dialami akan semakin besar. Adanya pengaruh perubahan ukuran lebar kapal terhadap kondisi stabilitas
kapal dapat dilihat pada desain kapal 1 hingga 5. Desain kapal tersebut memiliki stabilitas yang lebih rendah dibandingkan Kapal PSP 01. Meskipun memiliki
periode oleng yang lebih lambat, namun kondisi stabilitasnya lebih buruk. Oleh karena itu, penambahan ukuran lebar kapal juga harus diikuti oleh penambahan
ukuran dalam sehingga stabilitas kapal menjadi semakin baik.
5.4.3 Kesesuaian dalam kapal