3.3.4 Pengamatan Lapangan
Pengamatan lapangan dilakukan setelah citra selesai diidentifikasi awal dan setelah dilakukan pembuatan lokasi titik pengamatan. Lokasi titik pengamatan
dibuat dengan menggunakan Systematic Sampling with Random Start dengan bantuan Ekstensi IHMB-Jaya Versi 6 pada ArcView, yang kemudian di subset
dengan hasil buffer peta jaringan jalan selebar 1000 meter. Jumlah titik pengamatan pada masing-masing tutupan lahan disesuaikan berdasarkan luas
tutupan lahan. Setelah selesai, dibuatlah peta kerja sebagai alat bantu pengamatan di lapangan. Peta kerja dibuat dengan overlay citra ALOS PALSAR Resolusi 12,5
meter, lokai titik pengamatan, peta administrasi Kabupaten Bogor, Cianjur dan Sukabumi, dan hasil deliniasi penafsiran awal citra ALOS PALSAR Resolusi 12,5
meter Kabupaten Bogor, Cianjur dan Sukabumi. Peta kerja tersebut di cetak di kertas A3 dengan sakala 1:150.000. Beberapa hal yang diamati di lapangan
dicatat dalam Tally Sheet yang telah dibuat. Tally Sheet diisi dengan ID plot, jenis tutupan lahan, nomor foto, jenis vegetasi, tapak, topografi, fisiografi dan sketsa
lapangan Gambar 15.
Gambar 15Tally sheet.
3.3.3 Analisis Hasil Pengamatan Lapangan
Dalam mengevaluasi kemampuan penafsiran visual citra ALOS PALSAR resolusi 12,5 meter slope-corrected untuk mengidentifikasi penutupan lahan di
daerah penelitian digunakan metoda interpretasi secara manual dan digital. Analisis visual dilakukan berdasarkan penampakan citra dilihat dari elemen-
elemen interpretasi. Sedangkan untuk interpretasi secara digital, dilakukan dengan menggunakan analisis diskriminan dan analisis separabilitas. Analisis diskriminan
dilakukan dengan mengelempokan objek-objek penutupan lahan yg memiliki persamaan karakteristik ciri fisik dilapangan serta nilai digital pada polarisasi HH
dan HV. Analisis ini dilakukan hingga objek tidak dapat dikelompokan kembali. Sedangkan analisis separabilitas dilakukan untuk melihat kelas keterpisahan
antara hasil interpretasi visual dengan hasil observasi lapang yang diolah secara digital. Proses selanjutnya adalah analisis akurasi hasil interpretasi citra. Tujuan
dilakukannya akurasi ini adalah untuk mengetahui tingkat ketepatanhasil interpretasi citra terhadap kondisi yang sebenarnya di lapangan. Keakuratan
tersebut meliputi jumlah piksel area contoh yang diklasifikasikan dengan benar atau salah, pemberian, nama secara benar, dan persentase banyaknya piksel dalam
masing-masing kelas serta persentase kesalahan total.Untuk menghitung besarnya akurasi hasil klasifikasi dapat diuji dengan menggunakan matrik kesalahan
confusion matrix. R umus Kappa accuracy yang digunakan yaitu:
dimana: = nilai diagonal dari matrik kontingensi baris ke-i dan kolom ke-i
= jumlah piksel dalam kolom ke-i = jumlah piksel dalam baris ke-i
N = banyaknya piksel dalam contoh
BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
4.1 Letak Geografis
Lokasi penelitian secara geografis terletak antara 6°3145 - 7°1452 LS dan 106°3439 - 107°1749 BT, memiliki luas ±640.000 Ha. Secara administratif
meliputi Kabupaten Bogor, Cianjur dan Sukabumi dengan batasan wilayah yang ditunjukkan pada Tabel 3.
Tabel 3 Batas wilayah penelitian Batas Bagian
Daerah yang berbatasan Sebelah Utara
Kabupaten Tanggerang, Kota Bekasi, Kota Depok, Kabupaten Purwakarta
Sebelah Barat Kabupaten Lebak
Sebelah Timur Kabupaten Bandung dan kabupaten Garut
Sebelah Selatan Samudra Indonesia
4.2 Topografi
Lokasi penelitian berada di wilayah daratan dengan tipe morfologi yang bervariasi, dari dataran rendah hingga dataran tinggi, sehingga membentuk
bentangan-bentangan lereng. Lokasi ini terletak pada ketinggian 15 mdpl - 3000 mldp dengan klasifikasi keadan morfologi wilayah serta presentasenya sebagai
berikut. Klasifikasi topografi lokasi penelitian ditunjukkan pada Tabel 4. Tabel 4 Klasifikasi topografi di lokasi penelitian
Tipe Ketinggian
Kelerengan Luas
Morfologi m dpl
Bogor Cianjur Sukabumi
Dataran Rendah 15 - 100
0-2 29,28
18,7 9,4
Bergelombang 100 - 1000
2-15 42,62
25,3 22
Berbukit 1000 - 2000
15-40 19,53
41,8 42,7
Bergunung 2000 - 3000
40 8,05
24,2 25,9