Batuan Tanah Tutupan Lahan

4.3 Iklim

Iklim wilayah Kabupaten Bogor termasuk iklim tropis yang sangat basah di bagian selatan dan iklim tropis basah di bagian utara, dengan rata-rata curah hujan tahunan 2.500-5.000 mmtahun, kecuali di wilayah bagian utara dan sebagian kecil wilayah timur curah hujan kurang dari 25°C. Kelembaban uddara 70. Kecepatan angin cukup rendah dengan rata-rata 1,2 mdetik. Secara umum Kabupaten Cianjur memiliki iklim tropis lembab dengan suhu udara minimum sebesar 18 C Maret-April sedangkan suhu maksimal adalah 24 C Oktober-November dengan kelembaban nisbih antara 80-90 . Pada bulan November-Maret, angin bertiup ke arah tenggara yang biasanya berkaitan dengan musim hujan dan pada bulan Mei-September angin bertiup ke arah barat laut yang menandai terjadinya musim kemarau. Puncak musim kemarau terjadi pada bulan Agustus, sedangkan puncak musim hujan terjadi pada bulan Desember-Januari. Kabupaten Sukabumi mempunyai iklim tropik dengan tipe iklim B oldeman dengan curah hujan rata-rata tahunan sebesar 2.805 mm dan hari hujan 144 hari. Suhu udara berkisar antara 20-30 ⁰C dengan kelembaban udara 85-89 . Curah hujan antara 3000-4000 mmtahun terdapat di daerah utara, sedangkan curah hujan antara 2000-3000 mmtahun terdapat di bagian tengah sampai selatan Kabupaten Sukabumi

4.4 Batuan

Secara umum wilayah daerah penelitian terbentuk oleh batuan vulkanik yang bersifat piroklastik, yang berasal dari endapan batuan sedimen dua gunung berapi, yaitu Gunung Pangrango dan Gunung Salak. Endapan permukaan umumnya berupa alluvial yang tersusun oleh tanah, pasir, dan kerikil hasil dari pelapukan endapan. Bahan induk geologi tersebut menghasilkan tanah-tanah yang relative subur.

4.5 Tanah

Wilayah Kabupaten Bogor memiliki jenis tanah yang cukup subur untuk kegiatan pertanian, perkebunan, dan kehutanan. Tanahnya terdiri dari Aluvial, Andosol, Grumosol, Laterit, Latosol, Podsolik, dan Regosol. Wilayah Kabupaten Cianjur memiliki jenis tanah yang beragam antara lain: Alluvial, Andosol, Grumosol, Latosol, dan Podsolik. Sebagian besar wilayah Kabupaten Cianjur memiliki jenis tanah Latosol sedangkan jenis tanah dengan persentase terkecil adalah tanah Andosol. Jenis tanah yang tersebar di Kabupaten Sukabumi sebagian besar didominasi oleh tanah Latosol dan Podsolik yang terutama tersebar pada wilayah bagian selatan dengan tingkat kesuburan yang rendah. Sedangkan jenis tanah Andosol dan regosol umumnya terdapat di daerah pegunungan terutama daerah Gunung Salak dan Gunung Gede, dan pada daerah pantai dan tanah alluvial umumnya terdapat didaerah lembah dan daerah sungai.

4.6 Tutupan Lahan

Berdasarkan hasil interpretasi citra Landsat TM tahun 2005 Skala 1:100.000 oleh Bapeda Propinsi Jawa Barat 2007, penutupan lahan Kabupaten Bogor memiliki wilayah hutan seluas 48.403,7914 ha dan non hutan seluas 248.698,0763 ha. Berdasarkan hasil interpretasi citra Landsat TM tahun 2005 Skala 1:100.000 oleh Bapeda Propinsi Jawa Barat 2007, penutupan lahan Kabupaten Cianjur memiliki wilayah hutan seluas 83.033,32 Ha dan non hutan seluas 267.114,68 ha. Berdasarkan hasil interpretasi citra Landsat TM Tahun 2005 skala 1:100.000 oleh Bapeda Propinsi Jawa Barat 2007, penutupan lahan Kabupaten Sukabumi memiliki hutan seluas 62.118,6381 ha dan non hutan seluas 292.742,4162 ha. BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penafsiran Visual Awal Citra ALOS PALSAR Resolusi 12,5 Meter

Dokumen yang terkait

Pendugaan biomassa atas permukaan pada tegakan pinus (Pinus merkusii Jungh et de Vriese) menggunakan citra alos palsar resolusi spasial 50 M dan 12,5 M (studi kasus di KPH Banyumas Barat)

0 3 69

Evaluasi Akurasi Klasifikasi Penutupan Lahan Menggunakan Citra Alos Palsar Resolusi Rendah Studi Kasus Di Pulau Kalimantan

0 22 94

Aplikasi dan evaluasi citra ALOS PALSAR resolusi 50 m dan 12,5 m untuk identifikasi tutupan lahan: studi kasus di Kabupaten Brebes, Cilacap, Banyumas dan Ciamis

2 15 87

Perbandingan penafsiran visual antara Citra Alos Palsar Resolusi 50 m dengan Citra Landsat Resolusi 30 m dalam mengidentifikasi penutupan lahan (Studi Kasus di Kabupaten Bogor, Kabupaten Sukabumi, dan Kabupaten Cianjur)

0 5 180

Evaluasi manual penafsiran visual citra alos palsar dalam mengidentifikasi penutupan lahan menggunakan citra alos palsar resolusi 50 M

3 12 72

Aplikasi dan Evaluasi Citra ALOS PALSAR Resolusi 50 m, Resolusi 12,5 m, dan Resolusi 6 m untuk Identifikasi Tutupan Lahan (studi kasus di Kabupaten Humbang Hasundutan, Kabupaten Tapanuli Utara, dan Kabupaten Samosir)

0 3 145

Identifikasi Hutan Lahan Basah Menggunakan Citra ALOS PALSAR di Kalimantan Selatan

1 5 55

Aplikasi Citra ALOS PALSAR Multiwaktu Resolusi 50 m dalam Identifikasi Tutupan Lahan di Provinsi Lampung

0 2 136

Klasifikasi dan Detektsi Perubahan Tutupan Hutan dan Lahan Menggunakan Citra ALOS PALSAR Resolusi 50 Meter di Wilayah Barat Provinsi Jambi.

0 9 70

Model Penduga Biomassa Hutan Alam Lahan Kering Menggunakan Citra ALOS PALSAR Resolusi 50 M di Areal Kerja PT. Trisetia Intiga

0 5 165