Hasil Penafsiran Visual Awal Citra ALOS PALSAR Resolusi 12,5 Meter

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penafsiran Visual Awal Citra ALOS PALSAR Resolusi 12,5 Meter

Slope corrected dan 50 meter Penafsiran awal dilakukan pada citra ALOS PALSAR tahun perekaman 2009 dengan luasan 80 km × 80 km dengan berpedoman kepada manual penafsiran citra ALOS PALSAR untuk mengenali penutupan lahanhutan di Indonesia JICA Fahutan IPB 2010 dan juga dibantu dengan Google Earth. Penafsiran visual pada kedua citra meghasilkan 10 kelas penutupan lahan yang sama. Hasil penafsiran visual awal citra dapat dilihat pada Gambar 16 dan 17 serta luasan nya dapat dilihat pada Tabel 5. Gambar 16 Peta hasil penafsiran awal citra ALOS PALSAR resolusi 12,5 meter slope corrected. Gambar 17 Peta hasil penafsiran awal citra ALOS PALSAR resolusi 50 meter. Tabel 5 Luasan hasil interpretasi visual penutupan lahan Kelas Penutupan Lahan Resolusi 12,5 meter Resolusi 50 meter Luas Ha Persentase Luas Ha Persentase Badan air 3.607,776 0,564 1.995,782 0,312 Badan udara 45,725 0,007 54,725 0,009 Hutan 127.991,149 19,999 118.803,278 18,563 Kebun campuran 222.037,447 34,693 236.983,164 37,029 Lahan terbuka 980,174 0,153 11.23,473 0,176 Permukiman 34.421,392 5,378 374.71,793 5,855 Perkebunan karet 5.680,506 0,888 6.680,506 1,044 Perkebunan kelapa sawit 7.960,720 1,244 8.260,720 1,291 Pertanian lahan kering 128.850,246 20,133 113.395,920 17,718 Sawah 108.424,865 16,941 115.230,639 18,005 Jumlah 640.000 100 640.000 100 Dalam interpretasi citra, interpreter akan selalu dihadapkan pada target atau objek yang terekam pada citra. Target-target tersebut umumnya berbentuk fitur-fitur yang menggambarkan kondisi lapangan dan jenis objek yang bersangkutan. Fitur-fitur yang ditemukan umumnya berupa titik, garis atau polygon. Untuk mendefinisikan atau memberikan nama terhadap objek-objek tersebut diperlukan sebuah aturan sehingga diperoleh hasil identifikasi yang konsisten. Megenali objek adalah kunci keberhasilan dalam interpretasi dan mendapatkan informasi melalui interpretasi visual. 5.2 Hasil Verifikasi Objek di Lapangan dan Hasil Penafsiran Visual Citra ALOS PALSAR Resolusi 12,5 Meter Slope corrected Setelah citra selesai diidentifikasi, kemudian didapat titik pengamatan yang dilakukan pada objek-objek yang telah ditentukan. Dengan menggunakan Systematic Random Sampling Methods , didapat titik awal verifikasi sebanyak 403 titik. Berikut ditampilkan rincian titik verifikasi lapangan pada Tabel 6 dan peta titik verifikasi awal pada Gambar 18. Tabel 6 Titik verifikasi awal No Jenis Penutupan Lahan Jumlah 1 Badan air 5 2 Bandar udara 2 3 Hutan 72 4 Kebun campuran 72 5 Lahan terbuka 2 6 Pemukiman 86 7 Perkebunan karet 5 8 Perkebunan kelapa sawit 8 9 Pertanian lahan kering 50 10 Sawah 101 Jumlah 403 Gambar 18 Peta sebaran titik rencana verifikasi citra ALOS PALSAR 12,5 meter Slope Corrected. Beberapa hal yang diamati di lapangan dicatat dalam Tally Sheet yang telah dibuat. Pemotretan bentangan titik pengamatan yang menggambarkan kondisi penutupan lahan juga dilakukan sebagai alat bantu argumen hasil verifikasi. Setelah verifikasi lapangan ternyata hanya didapat 182 titik dari 403 titik yang direncanakan. Tidak tercapainya target verifikasi dalam penelitian ini disebabkan karena beberapa hal yaitu kendala waktu dan letak topografi dari titik-titik tersebut. Peta jalan yang digunakan ketika melakukan perencanaan titik verifikasi sedikit berbeda dengan jalan sebenarnya di lapangan sehingga menyebabkan beberapa titik verifikasi tidak memiliki akses yang cukup untuk dikunjungi. Untuk mengatasi hal tersebut, maka dilakukan penambahan titik secara purposive pada tiap penutupan lahan ketika dibutuhkan. Rincian titik verifikasi lapangan dapat dilihat pada Tabel 7, peta sebaran titik verifikasi lapangan ditampilkan pada Gambar 19 dan deskripsi tutupan lahan yang ditemukan di lapangan di tampilkan pada Tabel 8. Tabel 7 Titik verifikasi lapangan No. Penutupan Lahan Jumlah 1 Badan air 3 2 Bandar udara 1 3 Hutan agathis 1 4 Hutan pinus 7 5 Hutan rasamala 1 6 Hutan tanaman campuran 3 7 Kebun campuran 38 Tabel 7 Lanjutan No. Penutupan Lahan Jumlah 8 Kebun kacangpanjang 2 9 Kebun singkong 4 10 Lahan Terbuka 2 11 Padang rumput 2 12 Pemukiman 40 13 Perkebunan cokelat 2 14 Perkebunan karet 2 15 Perkebunan sawit muda 2 16 Perkebunan sawit tua 3 17 Perkebunan the 6 18 Pertanian lahan kering 15 19 Sawah bera 8 20 Sawah olah 15 21 Sawah siap panen 2 22 Sawah vegetative 19 23 Semak belukar 4 Jumlah 182 Gambar 19 Peta sebaran titik verifikasi lapangan citra ALOS PALSAR 12,5 m slope corrected. Tabel 8 Penutupan lahan yang ditemui di lapangan No Penutupan Lahan Deskripsi Foto lapangan 1 Badan air Badan air memiliki fisiografis yang datar dan tapak berair. Badan air yang ditemui dilapangan yakni sungai dan danau. Danau yang dikunjungi adalah danau di kawasan LIDO, waduk yang dikunjungi adalah sekitar waduk jatiluhur sedangkan sungai yang dikunjungi yakni sungai yang berada di daerah Jampang Tengah. 2 Bandar udara Titik verifikasi lapangan di letakkan di sekitar Bandar udara Atang Sanjaya. Penutupan lahan bandar udara memiliki fisiografis datar dan tapak kering Bandar udara. 3 Hutan aghatis Titik verifikasi lapangan berada pada TNGGP dan TNGHS dan dataran tingi lainya. Hutan Aghatis termasuk salah satu jenis hutan ttanaman. Hutan ini emiliki fisiografis datar-bergelombang dan tapak kering. Tabel 8 Lanjutan No Penutupan Lahan Deskripsi Foto lapangan 4 Hutan pinus Titik verifikasi lapangan berada pada perumahan Megamendung, TNGGP dan TNGHS dan dataran tingi lainya. Hutan Pinus termasuk salah satu jenis hutan ttanaman. Hutan ini emmiliki fisiografis datar-bergelombang dan tapak kering. 5 Hutan rasamala Titik verifikasi lapangan berada pada Hutan Gunung Bentang dan Jampang Hengah. Hutan Rasamala ini termasuk salah satu jenis hutan tanaman. Hutan ini emmiliki fisiografis datar-bergelombang dan tapak kering. 6 Hutan tanaman campuran Hutan tanaman campuran yang terdapat dalam titik verifikasi lapangan berada pada perumahan Megamendung, Hutan Wisata Alam Gunung Pancar, TNGGP, TNGHS dan dataran tingi lainya. Hutan tanaman campuran memiliki fisiografis datar- bergelombang dan tapak kering. Tabel 8 Lanjutan No Penutupan Lahan Deskripsi Foto lapangan 7 Kebun Campuran Objek lain yang banyak ditemui di lapangan adalah kebun campuran. Umumnya kebun campuran berada pada daerah dengan fisiografis datar hingga bergelombang, mempunyai tapak kering. Ciri lainya yaitu luasan tidak terlalu besar, serta terdiri dari jenis tanaman musiman seperti pisang, kelapa, duren, papaya, jeruk dan lain-lain. 8 Kebun kacang panjang Di lapangan ditemukan lahan kebun kacang panjang. Pada areal ini, ditemukan di lapangan hanya satu jenis pertanian lahan kering dengan areal yg cukup luas sehingga kebun kacang panjang dipisahkan dari kelas pertanian lahan kering di lapangan. Fisiografis dari kebun kacang panjang yaitu datar. 9 Kebun singkong Di lapangan banyak ditemukan lahan kebun singkong. Pada areal ini, ditemukan di lapangan hanya satu jenis pertanian lahan kering dengan areal yg cukup luas sehingga kebun singkong dapat dipisahkan dari kelas pertanian lahan kering di lapangan. Fisiografis dari kebun singkong yaitu datar. Tabel 8 Lanjutan No Penutupan Lahan Deskripsi Foto lapangan 10 Lahan Terbuka Lahan Terbuka yang ditemui di lapangan adalah areal pertambangan tanah kosong dan padang rumput. Pada lahan terbuka tidak ada tumbuhan bawah yang tumbuh. Fisiografis tanah kosong dari datar hingga curam, dengan tapak kering.. 11 Padang rumput Ditemukan padang rumput di lapangan yakni berupa tanah kosong yang ditumbuhi oleh rerumputan seperti lapangan golf. Fisografis lapangan rumput yaitu datar dengan tapak kering 12 Pemukiman Ciri-ciri pemukiman yang ditemui di lapangan adalah lokasi yang selalu berdekatan dengan jaringan jalan, sehingga akses menuju lahan terbangunperumahan sangat mudah. Lahan terbangun perumahan mempunyai fisiografi datar, dan tapak kering. 13 Perkebunan cokelat Perkebunan cokelat adalah areal yang ditanami tanaman cokelat. Ciri-ciri fisik dari perkebunan karet yaitu luasanya cukup besar dan jarak tanam teratur. Fisiografis perkebunan cokelat datar dan tapak kering. Tabel 8 Lanjutan No Penutupan Lahan Deskripsi Foto lapangan 14 Perkebunan karet Perkebunan karet adalah areal yang ditanami tanaman karet. Ciri-ciri fisik dari perkebunan karet yaitu luasanya cukup besar dan jarak tanam teratur. Perkebunan ini dipanen dalam kurun waktu tertentu untuk dimanfaatkan. Fisiografis perkebunan karet datar hingga bergelombang dan tapak kering. 15 Perkebunan sawit muda Perkebunan sawit muda adalah areal yang ditanami tanaman sawit yang umur tanamannya kurang dari 3 tahun. Ciri-ciri fisik dari perkebunan sawit muda yaitu luasanya cukup besar dan jarak tanam teratur. Fisiografis perkebunan sawit muda datar hingga bergelombang dan tapak kering. 16 Perkebunan sawit tua Perkebunan sawit tua adalah areal yang ditanami tanaman sawit yang umur tanamannya tiga tahun ke atas hingga masa panen. Ciri-ciri fisik dari perkebunan sawit tua yaitu luasanya cukup besar dan jarak tanam teratur. Fisiografis perkebunan sawit tua datar hingga bergelombang dan tapak kering. Tabel 8 Lanjutan No Penutupan Lahan Deskripsi Foto lapangan 17 Perkebunan teh Perkebunan teh adalah areal yang ditanami tanaman teh. Ciri-ciri fisik dari perkebunan teh yaitu luasanya cukup besar, ditanam disekitar kaki gunung dan jarak tanam teratur. Perkebunan ini dipanen dalam kurun waktu tertentu untuk dimanfaatkan. Fisiografis perkebunan teh datar hingga bergelombang dan tapak kering. 18 Pertanian lahan kering Pertanian lahan kering yang ditemui di lapangan yaitu cabe, jagung, sawi, tomat, dll. Fisiografis pertanian lahan kering datar. 19 Sawah bera Sawah bera yaitu sawah selesai masa panen. Ciri-ciri fisik dari sawah bera yaitu ditandai lahan sawah dengan tapak yang kering. Tabel 8 Lanjutan No Penutupan Lahan Deskripsi Foto lapangan 20 Sawah olah Sawah olah adalah sawah setelah masa sawah bera yaitu siap ditanami padi. Ciri fisik sawah olah yaitu ditandai tapak basah. 21 Sawah siap panen Sawah siap panen memiliki ciri fisik tapak yang kering. Fisiografis dari sawah yaitu datar hingga bergelombang. 22 Sawah vegetatif Sawah vegetasi adalah sawah masa penghijau. Ciri fisik dari sawah vegetasi yaitu lahannya selalu basah karena terus diairi. Tabel 8 Lanjutan No Penutupan Lahan Deskripsi Foto lapangan 23 Semak Belukar Semak belukar merupakan areal terbuka yang ditumbuhi semakbelukar. Tidak ada ciri khusus di lapangan, selain itu, luasannya terbilang kecil sehingga dikhawatirkan akan menyulitkan proses identifikasi di citra. Semak belukar memiliki fisiografi datar hingga curam, dengan tapak kering. Hasil identifikasi petupan lahan setelah dilakukan verifikasi lapangan berkurang menjadi 11 kelas, yaitu: badan air, Bandar udara, hutan, kebun campuran, lahan terbuka, pemukiman, perkebunan karet, perkebunan kelapa sawit, perkebunan teh, pertanian lahan kering, dan sawah. Sementara hasil penafsiran visual setelah verifikasi ditampilkan pada Gambar 20 dan Gambar 21 dengan luasan masing-masing penutupan lahan disajikan pada Tabel 9. Gambar 20 Peta hasil penafsiran setelah verifikasi Citra ALOS PALSAR resolusi 12,5 meter slope corrected. Gambar 21 Peta hasil penafsiran setelah verifikasi Citra ALOS PALSAR resolusi 50 meter Tabel 9 Luas penutupan lahan setelah verifikasi Kelas Penutupan Lahan Resolusi 12,5 meter Resolusi 50 meter Luas Ha Persentase Luas Ha Persentase Badan air 3607.7760 0.563715 2.185,782 0,342 Bandar udara 45.7250 0.007145 54,725 0,009 Hutan 114491.2140 17.88925 118.803,278 18,563 Kebun campuran 215822.0670 33.7222 227.983,354 35,622 Lahan terbuka 980.1740 0.153152 1.123,473 0,176 Permukiman 36421.3920 5.690843 46.471,793 7,261 Perkebunan karet 6680.5060 1.043829 6.870,506 1,074 Perkebunan kelapa sawit 8160.7200 1.275113 8.260,720 1,291 Perkebunan teh 4515.3150 0.705518 113.005,920 17,657 Pertanian lahan 130850.2460 20.44535 115.240,639 18,006 Sawah 118424.8650 18.50389 Jumlah 640000 100 640000 100

5.3 Perbandingan Hasil Interpretasi Visual Citra ALOS PALSAR

Dokumen yang terkait

Pendugaan biomassa atas permukaan pada tegakan pinus (Pinus merkusii Jungh et de Vriese) menggunakan citra alos palsar resolusi spasial 50 M dan 12,5 M (studi kasus di KPH Banyumas Barat)

0 3 69

Evaluasi Akurasi Klasifikasi Penutupan Lahan Menggunakan Citra Alos Palsar Resolusi Rendah Studi Kasus Di Pulau Kalimantan

0 22 94

Aplikasi dan evaluasi citra ALOS PALSAR resolusi 50 m dan 12,5 m untuk identifikasi tutupan lahan: studi kasus di Kabupaten Brebes, Cilacap, Banyumas dan Ciamis

2 15 87

Perbandingan penafsiran visual antara Citra Alos Palsar Resolusi 50 m dengan Citra Landsat Resolusi 30 m dalam mengidentifikasi penutupan lahan (Studi Kasus di Kabupaten Bogor, Kabupaten Sukabumi, dan Kabupaten Cianjur)

0 5 180

Evaluasi manual penafsiran visual citra alos palsar dalam mengidentifikasi penutupan lahan menggunakan citra alos palsar resolusi 50 M

3 12 72

Aplikasi dan Evaluasi Citra ALOS PALSAR Resolusi 50 m, Resolusi 12,5 m, dan Resolusi 6 m untuk Identifikasi Tutupan Lahan (studi kasus di Kabupaten Humbang Hasundutan, Kabupaten Tapanuli Utara, dan Kabupaten Samosir)

0 3 145

Identifikasi Hutan Lahan Basah Menggunakan Citra ALOS PALSAR di Kalimantan Selatan

1 5 55

Aplikasi Citra ALOS PALSAR Multiwaktu Resolusi 50 m dalam Identifikasi Tutupan Lahan di Provinsi Lampung

0 2 136

Klasifikasi dan Detektsi Perubahan Tutupan Hutan dan Lahan Menggunakan Citra ALOS PALSAR Resolusi 50 Meter di Wilayah Barat Provinsi Jambi.

0 9 70

Model Penduga Biomassa Hutan Alam Lahan Kering Menggunakan Citra ALOS PALSAR Resolusi 50 M di Areal Kerja PT. Trisetia Intiga

0 5 165