15.36 Papua dan Kep. Maluku

Tabel 88, Tabel 89, dan Tabel 90 serta Gambar 88 juga memperlihatkan bahwa akibat perubahan investasi kelautan tersebut berdampak terhadap tendensi output dan pendapatan rumahtangga yang semakin konvergen di semua wilayah nasional untuk sebanyak lima sektor, yaitu: sektor-1 perikanan tangkap laut, sektor-8 bangunan kelautan, sektor-2 perikanan budidaya laut dan payau, sektor-3 pertambangan minyak, gas dan panas bumi di laut atau lepas pantai, dan sektor-4 pertambangan bijih timah, bijih pasir besi dan garam kasar dari laut. Sementara terhadap nilai tambah bruto hanya untuk sebanyak 4 sektor yang sama seperti dampak terhadap output dan pendapatan rumahtangga di atas, sedangkan untuk sektor-3 justru memberikan dampak sebaliknya, yakni tendensi yang divergen untuk semua wilayah di Indonesia. -0.15 -0.10 -0.05 0.00 0.05 0.10 0.15 0.20 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 P e ru b a h a n K o e fi si e n V a ri a si Sektor-sektor Kelautan Tendensi Konvergensi Divergensi Output Tendensi Konvergensi Divergensi Nilai Tambah Bruto Tendensi Konvergensi Divergen Pendapatan Sumber: Disusun berdasarkan Tabel 88, Tabel 89, dan Tabel 90 Gambar 88. Tendensi KonvergensiDivergensi Perekonomian Sektoral Akibat Perubahan Investasi Kelautan sebesar 100 di Indonesia Keterangan: Perubahan koefisien variasi yang bertanda negatif - menunjukkan kondisi yang semakin timpang dan mengindikasikan terdapat tendensi perubahan semakin konvergen dan sebaliknya tanda positif + semakin kurang timpang dan mengindikasikan terdapat perubahan semakin divergen Dampak Sektoral Akibat Perubahan Ekspor Kelautan Hasil simulasi dampak sektoral terhadap output, nilai tambah bruto dan pendapatan rumahtangga perekonomian Indonesia nasional akibat adanya peningkatan ekspor kelautan sebesar dua-kali lipat 100 dari sebelumnya, sebagaimana disajikan pada Tabel 91 menunjukkan bahwa peningkatan ekspor sektor-sektor yang tercakup dalam bidang kelautan tersebut akan meningkatkan output, nilai tambah bruto dan pendapatan rumahtangga secara agregat untuk seluruh sektor perekonomian, yaitu masing-masing sebesar 2,96, 3,25, dan 2,70; pada sektor kelautan masing-masing sebesar 20,93, 18,31, dan 17,98; dan pada sektor non kelautan sektor lainnya masing-masing sebesar 0,54, 0,96, dan 0,56. Lima sektor kelautan yang mempunyai kenaikan output, nilai tambah dan pendapatan rumahtangga terbesar akibat meningkatnya ekspor kelautan nasional sebesar 100, adalah: sektor-5 pengilangan minyak bumi dari laut atau lepas pantai, sektor-7 industri alat angkut laut dan sungai, perbaikan dan peralatannya, sektor-12 jasa kelautan lainnya, sektor-1 perikanan tangkap laut, dan sektor-6 industri pengolahan hasil perikanan laut dan payau. Di samping terdapat tiga sektor berikutnya yang mengalamai kenaikan output, nilai tambah dan pendapatan rumahtangga terbesar, yaitu: sektor-10 hotel dan restoran di sekitar pantaipesisir, sektor-2 perikanan budidaya laut dan payau, dan sektor-9 angkutan laut dan sungai. Kenaikan output terbesar dari lima sektor tersebut masing-masing sebesar 34,13, 31,05, 25,09, 24,54, dan 21,16; dan diikuti tiga sektor berikutnya masing-masing sebesar 19,17, 18,89, dan 16,76. Sementara kenaikan nilai tambah bruto terbesar dari lima sektor tersebut masing-masing sebesar 32,96, 31,073, 27,84, 25,49, dan 25,30; dan selanjutnya diikuti oleh tiga sektor berikutnya masing-masing sebesar 21,55, 20,93, dan 19,84. Kemudian kenaikan pendapatan rumahtangga dari lima sektor terbesar tersebut masing-masing sebesar 34,25, 31,07, 27,84, 25,49, dan 25,30; di samping diikuti oleh tiga sektor berikutnya masing-masing sebesar 22,16, 20,92 dan 19,92. Berdasarkan Tabel 92,Tabel 93 dan Tabel 94 diketahui bahwa untuk sektor- sektor kelautan, akibat adanya peningkatan ekspor kelautan sebesar dua-kali lipat 100 dari sebelumnya memberikan dampak terhadap tendensi output, nilai tambah dan pendapatan rumahtangga yang semakin konvergen pada nilai tambah bruto dan pendapatan rumahtangga, sedangkan pada nilai output justru memberikan dampak yang samin divergen. Hal ini ditunjukkan oleh perubahan koefisien variasi output, nilai tambah bruto dan pendapatan rumahtangga akibat perubahan ekspor kelautan sebesar 100 tersebut masing-masing sebesar 0,12, -0,18, dan -0,09. Tendensi- tendensi konvergensi dapat ditunjukkan perubahan koefisien variasi yang bertanda negatif - dari setiap output, nilai tambah bruto dan pendapatan rumahtangga, sedangkan tendensi-tendensi divergensi ditunjukkan dari perubahan koefisien variasi yang bertanda positif + dari setiap output, nilai tambah bruto dan pendapatan rumahtangga setelah peningkatan ekspor kelautan. Bila diamati menurut perubahan koefisien variasi ketimpangan khususnya untuk sektor-sektor yang tercakup dalam bidang kelautan secara agregat, derajat tendensi konvergensi yang ditimbulkan akibat perubahan ekspor kelautan relatif lebih besar pada nilai tambah bruto dibandingkan pada output dan pendapatan rumahtangga. Hal ini menunjukkan bahwa perubahan ekspor kelautan lebih respons terhadap perubahan nilai tambah bruto dibandingkan terhadap perubahan output dan pendapatan rumahtangga yang dihasilkan dari sektor-sektor kelautan secara agregat. Perbedaaan respons perubahan ekspor terhadap perubahan derajat tendensi konvergensi output, nilai tambah bruto dan pendapatan rumahtangga pada sektor- sektor yang tercakup dalam bidang kelautan tersebut berkaitan dengan dampaknya pada setiap sektor kelautan yang ternyata memiliki tendensi konvergensi yang berbeda-beda, sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 89 yang disusun berdasarkan Tabel 92, Tabel 93, dan Tabel 94.