Akibat Perubahan Investasi Kelautan sebesar 100 di Semua Wilayah KBI dan KTI

2,71, dan 2,34; kemudian simulasi-2 meningkat sebesar 2,22, 2,39, dan 1,99; dan simulasi-3 meningkat sebesar 0,45, 0,52, dan 0,47 Tabel 105. 0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 Simulasi-1 Simulasi-2 Simulasi-3 P e rub aha n N ila i O ut pu t Sumatera Jawa Kalimantan Sulawesi Bali- Nusteng Papua - Kep. Maluku 0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 Simulasi-1 Simulasi-2 Simulasi-3 P e ruba ha n N ila i N TB Sumatera Jawa Kalimantan Sulawesi Bali- Nusteng Papua - Kep. Maluku 0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 Simulasi-1 Simulasi-2 Simulasi-3 P e ruba ha n N ila i P e nda pa ta n Sumatera Jawa Kalimantan Sulawesi Bali- Nusteng Papua - Kep. Maluku Gambar 94. Perubahan Nilai Output, Nilai Tambah Bruto dan Pendapatan Rumahtangga Sektor Kelautan akibat Perubahan Ekspor Kelautan di NKRI Simulasi-1, KBI Simulasi-2, dan KTI Simulasi-3 Sumber: disusun berdasarkan Tabel 105 Tabel 105. Dampak Spasial Perubahan Ekspor Kelautan terhadap Perekonomian dan Tendensi Konvergensi Ekonomi Wilayah di Indonesia Nilai Rp. Juta Perubahan Nilai Rp. Juta Perubahan Nilai Rp. Juta Perubahan 1. Sumatera 2,691,087,979 2,744,251,721 1.98 1,223,125,927 1,252,556,290 2.41 400,325,206 409,496,081 2.29 2. Jawa 7,377,611,227 7,614,234,855 3.21 3,074,256,816 3,185,875,417 3.63 1,066,527,109 1,096,967,410 2.85 3. Kalimantan 1,095,241,864 1,145,842,883 4.62 484,847,971 503,975,947 3.95 94,049,200 97,498,466 3.67 4. Sulawesi 530,614,803 543,452,853 2.42 239,504,986 245,670,235 2.57 80,740,361 82,748,472 2.49 5. Bali dan Nusteng 356,496,282 363,935,901 2.09 122,868,747 126,109,952 2.64 47,932,431 48,886,293 1.99 6. Papua dan Kep. M 261,943,001 265,858,044 1.49 128,131,992 130,012,523 1.47 42,558,098 43,276,595 1.69 Jumlah Rp. Juta 12,312,995,155 12,677,576,256 2.96 5,272,736,439 5,444,200,365

3.25 1,732,132,404

1,778,873,317 2.70 Koefisien Variasi 1.34

1.35 0.003

1.311 1.316 0.005 1.400 1.402 0.002 Tendensi Konvergensi Divergen Divergen Divergen 1. Sumatera 2,691,087,979 2,741,645,976 1.88 1,223,125,927 1,250,906,651 2.27 400,325,206 408,693,656 2.09 2. Jawa 7,377,611,227 7,614,234,855 2.98 3,074,256,816 3,178,201,746 3.38 1,066,527,109 1,094,440,808 2.62 3. Kalimantan 1,095,241,864 1,145,842,883 4.55 484,847,971 503,644,758 3.88 94,049,200 97,438,837 3.60 4. Sulawesi 530,614,803 543,452,853 0.87 239,504,986 241,482,462 0.83 80,740,361 81,446,248 0.87 5. Bali dan Nusteng 356,496,282 363,935,901 0.73 122,868,747 124,056,654 0.97 47,932,431 48,299,800 0.77 6. Papua dan Kep. M 261,943,001 265,858,044 0.43 128,131,992 128,702,124 0.44 42,558,098 42,782,173 0.53 Jumlah Rp. Juta 12,312,995,155 12,641,908,077 2.67 5,272,736,439 5,426,994,395

2.93 1,732,132,404

1,773,101,523 2.37 Koefisien Variasi 1.34

1.35 0.004

1.31 1.32

0.006 1.40

1.40 0.004

Tendensi Konvergensi Divergen Divergen Divergen 1. Sumatera 2,691,087,979 2,698,346,089 0.27 1,223,125,927 1,227,518,059 0.36 400,325,206 401,556,671 0.31 2. Jawa 7,377,611,227 7,397,383,797 0.27 3,074,256,816 3,086,145,884 0.39 1,066,527,109 1,069,865,661 0.31 3. Kalimantan 1,095,241,864 1,099,607,898 0.40 484,847,971 486,349,279 0.31 94,049,200 94,371,382 0.34 4. Sulawesi 530,614,803 541,074,507 1.97 239,504,986 244,966,071 2.28 80,740,361 82,499,395 2.18 5. Bali dan Nusteng 356,496,282 362,095,288 1.57 122,868,747 125,359,821 2.03 47,932,431 48,652,936 1.50 6. Papua dan Kep. M 261,943,001 265,546,606 1.38 128,131,992 129,455,454 1.03 42,558,098 43,219,381 1.55 Jumlah Rp. Juta 12,312,995,155 12,364,054,184 0.41 5,272,736,439 5,299,794,567

0.51 1,732,132,404

1,740,165,426 0.46 Koefisien Variasi 1.34

1.27 -0.070

1.311 1.112 -0.199 1.400 1.239 -0.161 Tendensi Konvergensi Konvergen Konvergen Konvergen I. Akibat Perubahan Ekspor Kelautan di Semua Wilayah sebesar 100 di Semua Wilayah KBI dan KTI Wilayah Output Awal Rp. Juta

II. Akibat Perubahan Ekspor Kelautan sebesar 100 di KBI

III. Akibat Perubahan Ekspor Kelautan sebesar 100 di KTI Dampak terhadap Output

Nilai Tambah Bruto Awal Rp. Juta Dampak terhadap Nilai Tambah Bruto Pendapatan Awal Rp. Juta Dampak terhadap Pendapatan Sumber: Tabel IRIO 2010 diolah Keterangan: tanda negatif - menunjukkan tendensi perubahan ketimpangan yang semakin konvergen dan sebaliknya tanda positif + semakin divergen Secara spasial dengan mengkonsentrasikan kegiatan ekonomi melalui peningkatan ekspor kelautan pada wilayah-wilayah di KBI simulasi-2 ternyata memberikan dampak peningkatan persentase nilai output, nilai tambah bruto, dan pendapatan rumahtangga yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan di KTI simulasi-3. Namun keduanya simulasi-1 dan simulasi-2 memberikan dampak luberan spill-over effect terhadap wilayah lainnya masing-masing. Artinya meskipun peningkatan ekspor kelautan tersebut hanya dilakukan di wilayahnya masing-masing, ternyata kedua wilayah tersebut memberikan peningkatan persentase nilai output, nilai tambah bruto dan pendapatan rumahtangga dari wilayah-wilayah lainnya. Peningkatan yang diterima wilayah-wilayah di KBI ternyata memberikan dampak peningkatan untuk wilayah-wilayah di KTI meskipun tidak sebesar yang terjadi di KBI, demikian pula sebaliknya peningkatan yang diterima wilayah-wilayah di KTI memberikan dampak peningkatan di KBI meskipun tidak sebesar yang di KTI. Kondisi ini mengakibatkan peningkatan persentase nilai output, nilai tambah bruto dan pendapatan rumahtangga akibat perubahan ekspor kelautan sebesar 100 secara merata di semua wilayahNKRI simulasi-1 yang relatif lebih besar dibandingkan kedua simulasi lainnya simulasi-1 dan simulasi-2 Tabel 105 dan Gambar 57. Gambar 95. Tendensi Konvergensi Output, Nilai Tambah Bruto dan Pendapatan Rumahtangga Wilayah-wilayah secara Agregat di NKRI, KBI dan KTI berdasarkan Perubahan Koefisien Variasi Akibat Perubahan Ekspor Kelautan Sumber: disusun berdasarkan Tabel 105 Keterangan: Perubahan koefisien variasi yang bertanda negatif - menunjukkan kondisi yang semakin timpang dan mengindikasikan terdapat tendensi perubahan semakin konvergen, dan sebaliknya tanda positif + semakin kurang timpang dan mengindikasikan terdapat perubahan semakin divergen Selain berdampak terhadap perubahan kondisi perekonomian, perubahan ekspor kelautan juga berdampak terhadap tendensi konvergensi dari output, nilai tambah bruto dan pendapatan rumahtangga. Tabel 105 dan Gambar 95 memperlihatkan baik simulasi-1 dengan meningkatkan ekspor kelautan di seluruh wilayahNKRI maupun simulasi-2 dengan mengkonsentrasikan peningkatan ekspor kelautan di wilayah KBI ternyata memberikan dampak terhadap tendensi divergensi pada output, nilai tambah bruto, dan pendapatan rumahtangga. Untuk simulasi-1 dan simulasi-2, tendensi divergensi pada output, nilai tambah bruto dan pendapatan rumahtangga ditunjukkan oleh perubahan koefisien variasi masing-masing yang meningkat positif. Untuk simulasi-1 masing-masing sebesar 0,002, 0,004, dan 0,001; dan untuk simulasi-2 masing-masing sebesar 0,003, 0,005, dan 0,003. Sebaliknya untuk simulasi-3 dengan mengkonsentrasikan peningkatan ekspor di wilayah KTI justru memberikan dampak terhadap tendensi konvergensi pada output, nilai tambah bruto dan pendapatan rumahtangga sebagimana ditunjukkan oleh perubahan koefisien variasi masing-masing yang menurun negatif, yaitu masing-masing dengan perubahan nilai koefisien variasi sebesar -0,069, 0,198, dan -0,159. Dengan demikian diketahui bahwa kebijakan pengembangan kelautan dengan mengkonsentrasikan peningkatan ekspor di wilayah KTI simulasi-3 dinilai efektif dalam mengurangi permasalahan disparitas di Indonesia, karena kebijakan ini mampu menciptakan dampak yang konvergeni pada nilai output, nilai tambah bruto wilayah- wilayah di KTI. Sementara dengan kebijakan lainnya simulasi-1 dan simulasi-2 justru memberikan dampak semakin divergen pada output, nilai tambah bruto dan pendapatan rumahtangga wilayah-wilayah di Indonesia. Dampak Spasial Akibat Perubahan Konsumsi Rumah Tangga pada Kelautan Berdasarkan hasil tiga buah simulasi kebijakan, yaitu: dengan melipat-duakan meningkatkan sebesar 100 konsumsi rumah tangga di semua wilayahNKRI simulasi-1, mengkonsentrasikan peningkatan konsumsi rumah tangga pada kelautan hanya di wilayah-wilayah yang tercakup dalam KBI simulasi-2, maupun mengkonsentrasikannya di wilayah-wilayah yang tercakup dalam KTI simulasi-3, sebagaimana disajikan pada Tabel 106 dan Gambar 96. Tabel 106 dan Gambar 96 menujjukkan bahwa ketiga simulasi tersebut berdampak terhadap peningkatan persentase penciptaan output, nilai tambah bruto, dan pendapatan rumahtangga pada wiayah-wilayah tersebut dibandingkan dengan kondisi sebelum simulasi. Hasil simulasi-1 memperlihatkan dampak persentase penciptaan output, nilai tambah bruto dan pendapatan rumahtangga yang meningkat masing-masing sebesar 3,74, 3,94, dan 3,25; hasil simulasi-2 masing-masing meningkat sebesar 2,96, 3,14, dan 2,56; dan hasil simulasi-3 masing-masing meningkat sebesar 0,64, 0,75, dan 0,70. Secara spasial, hasil simulasi-2 yakni dengan mengkonsentrasikan kegiatan ekonomi melalui peningkatan konsumsi rumah tangga pada kelautan sebesar 100 di wilayah-wilayah dalam KBI akan meningkatkan persentase nilai output, nilai tambah bruto dan pendapatan rumahtangga yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan di KTI. Sumber: disusun berdasarkan Tabel 106 Gambar 96. Perubahan Nilai Output, Nilai Tambah Bruto dan Pendapatan Rumahtangga Sektor Kelautan akibat Perubahan Konsumsi Rumah Tangga pada Kelautan di NKRI Simulasi-1, KBI Simulasi-2, dan KTI Simulasi-3