794,436,021 Papua dan Kep. Maluku
Lima sektor kelautan yang mempunyai kenaikan output, nilai tambah dan pendapatan rumahtangga terbesar akibat meningkatnya ekspor kelautan nasional
sebesar 100, adalah: sektor-5 pengilangan minyak bumi dari laut atau lepas pantai, sektor-7 industri alat angkut laut dan sungai, perbaikan dan peralatannya, sektor-12
jasa kelautan lainnya, sektor-1 perikanan tangkap laut, dan sektor-6 industri pengolahan hasil perikanan laut dan payau. Di samping terdapat tiga sektor
berikutnya yang mengalamai kenaikan output, nilai tambah dan pendapatan rumahtangga terbesar, yaitu: sektor-10 hotel dan restoran di sekitar pantaipesisir,
sektor-2 perikanan budidaya laut dan payau, dan sektor-9 angkutan laut dan sungai. Kenaikan output terbesar dari lima sektor tersebut masing-masing sebesar
34,13, 31,05, 25,09, 24,54, dan 21,16; dan diikuti tiga sektor berikutnya masing-masing sebesar 19,17, 18,89, dan 16,76. Sementara kenaikan nilai
tambah bruto terbesar dari lima sektor tersebut masing-masing sebesar 32,96, 31,073, 27,84, 25,49, dan 25,30; dan selanjutnya diikuti oleh tiga sektor
berikutnya masing-masing sebesar 21,55, 20,93, dan 19,84. Kemudian kenaikan pendapatan rumahtangga dari lima sektor terbesar tersebut masing-masing
sebesar 34,25, 31,07, 27,84, 25,49, dan 25,30; di samping diikuti oleh tiga sektor berikutnya masing-masing sebesar 22,16, 20,92 dan 19,92.
Berdasarkan Tabel 92,Tabel 93 dan Tabel 94 diketahui bahwa untuk sektor- sektor kelautan, akibat adanya peningkatan ekspor kelautan sebesar dua-kali lipat
100 dari sebelumnya memberikan dampak terhadap tendensi output, nilai tambah dan pendapatan rumahtangga yang semakin konvergen pada nilai tambah bruto dan
pendapatan rumahtangga, sedangkan pada nilai output justru memberikan dampak yang samin divergen. Hal ini ditunjukkan oleh perubahan koefisien variasi output,
nilai tambah bruto dan pendapatan rumahtangga akibat perubahan ekspor kelautan sebesar 100 tersebut masing-masing sebesar 0,12, -0,18, dan -0,09. Tendensi-
tendensi konvergensi dapat ditunjukkan perubahan koefisien variasi yang bertanda negatif - dari setiap output, nilai tambah bruto dan pendapatan rumahtangga,
sedangkan tendensi-tendensi divergensi ditunjukkan dari perubahan koefisien variasi yang bertanda positif + dari setiap output, nilai tambah bruto dan pendapatan
rumahtangga setelah peningkatan ekspor kelautan.
Bila diamati menurut perubahan koefisien variasi ketimpangan khususnya untuk sektor-sektor yang tercakup dalam bidang kelautan secara agregat, derajat
tendensi konvergensi yang ditimbulkan akibat perubahan ekspor kelautan relatif lebih besar pada nilai tambah bruto dibandingkan pada output dan pendapatan rumahtangga.
Hal ini menunjukkan bahwa perubahan ekspor kelautan lebih respons terhadap perubahan nilai tambah bruto dibandingkan terhadap perubahan output dan
pendapatan rumahtangga yang dihasilkan dari sektor-sektor kelautan secara agregat. Perbedaaan respons perubahan ekspor terhadap perubahan derajat tendensi
konvergensi output, nilai tambah bruto dan pendapatan rumahtangga pada sektor- sektor yang tercakup dalam bidang kelautan tersebut berkaitan dengan dampaknya
pada setiap sektor kelautan yang ternyata memiliki tendensi konvergensi yang berbeda-beda, sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 89 yang disusun berdasarkan
Tabel 92, Tabel 93, dan Tabel 94.
Tabel 91. Dampak Sektoral Akibat Perubahan Ekspor Bidang Kelautan sebesar 100 terhadap Output, Nilai Tambah Bruto dan Pendapatan Rumahtangga dalam Perekonomian Wilayah di Indonesia
Nilai Rp. Juta Perubahan
Nilai Rp. Juta Perubahan
Nilai Rp. Juta Perubahan
Sektor-1 77,971,621
97,107,523
24.54
51,726,556 64,578,579
24.85
16,575,703 21,190,819
27.84
Sektor-2 39,774,754
47,401,478
19.17
26,876,168 32,209,334
19.84
8,802,453 10,644,215
20.92
Sektor-3 254,027,353
265,807,788 4.64
220,939,592 231,298,121
4.69 69,102,815
71,463,481 3.42
Sektor-4 48,097,577
52,347,676 8.84
28,202,937 30,751,688
9.04 8,319,474
9,070,540 9.03
Sektor-5 400,547,874
537,236,558 34.13
138,210,654 183,768,166