1,732,132,404 0.003 1,732,132,404 0.004 1.32 0.004 1,732,132,404 -0.013 Papua dan Kep. Maluku

Sumber: disusun berdasarkan Tabel 106 Gambar 96. Perubahan Nilai Output, Nilai Tambah Bruto dan Pendapatan Rumahtangga Sektor Kelautan akibat Perubahan Konsumsi Rumah Tangga pada Kelautan di NKRI Simulasi-1, KBI Simulasi-2, dan KTI Simulasi-3 Tabel 106. Dampak Spasial Perubahan Konsumsi Rumah Tangga untuk Kelautan terhadap Perekonomian dan Tendensi Konvergensi Ekonomi Wilayah di Indonesia Nilai Rp. Juta Perubahan Nilai Rp. Juta Perubahan Nilai Rp. Juta Perubahan 1. Sumatera 2,691,087,979 2,799,062,203 4.01 1,223,125,927 1,274,992,351 4.24 400,325,206 414,468,703 3.53 2. Jawa 7,377,611,227 7,638,761,809 3.54 3,074,256,816 3,188,726,349 3.72 1,066,527,109 1,099,179,049 3.06 3. Kalimantan 1,095,241,864 1,149,804,191 4.98 484,847,971 511,132,305 5.42 94,049,200 97,926,461 4.12 4. Sulawesi 530,614,803 548,262,305 3.33 239,504,986 247,459,769 3.32 80,740,361 83,571,793 3.51 5. Bali dan Nusteng 356,496,282 366,944,051 2.93 122,868,747 127,223,118 3.54 47,932,431 49,702,200 3.69 6. Papua dan Kep. Maluku 261,943,001 270,272,184 3.18 128,131,992 131,077,623 2.30 42,558,098 43,540,656 2.31 Jumlah Rp. Juta 12,312,995,155 12,773,106,743 3.74 5,272,736,439 5,480,611,515

3.94 1,732,132,404

1,788,388,863 3.25 Koefisien Variasi 1.34

1.33 -0.013

1.31 1.30

-0.007 1.400 1.389 -0.012 Tendensi Konvergensi Konvergen Konvergen Konvergen 1. Sumatera 2,691,087,979 2,784,256,191 3.46 1,223,125,927 1,268,050,523 3.67 400,325,206 413,272,193 3.23 2. Jawa 7,377,611,227 7,596,671,073 2.97 3,074,256,816 3,169,912,644 3.11 1,066,527,109 1,094,051,431 2.58 3. Kalimantan 1,095,241,864 1,140,149,107 4.10 484,847,971 506,968,192 4.56 94,049,200 97,269,925 3.42 4. Sulawesi 530,614,803 532,814,001 0.41 239,504,986 240,404,290 0.38 80,740,361 81,053,784 0.39 5. Bali dan Nusteng 356,496,282 361,006,789 1.27 122,868,747 124,550,455 1.37 47,932,431 48,161,613 0.48 6. Papua dan Kep. Maluku 261,943,001 262,806,273 0.33 128,131,992 128,514,252 0.30 42,558,098 42,680,891 0.29 Jumlah Rp. Juta 12,312,995,155 12,677,703,433 2.96 5,272,736,439 5,438,400,357

3.14 1,732,132,404

1,776,489,837 2.56 Koefisien Variasi 1.34

1.36 0.014

1.31 1.31 0.001 1.40

1.40 0.002

Tendensi Konvergensi Divergen Divergen Divergen 1. Sumatera 2,691,087,979 2,704,645,864 0.50 1,223,125,927 1,230,395,252 0.59 400,325,206 402,496,467 0.54 2. Jawa 7,377,611,227 7,403,955,095 0.36 3,074,256,816 3,090,123,139 0.52 1,066,527,109 1,071,043,724 0.42 3. Kalimantan 1,095,241,864 1,101,303,441 0.55 484,847,971 487,620,383 0.57 94,049,200 94,641,498 0.63 4. Sulawesi 530,614,803 545,602,130 2.82 239,504,986 246,371,254 2.87 80,740,361 83,222,817 3.07 5. Bali dan Nusteng 356,496,282 366,135,654 2.70 122,868,747 126,889,379 3.27 47,932,431 49,285,455 2.82 6. Papua dan Kep. Maluku 261,943,001 270,066,101 3.10 128,131,992 130,976,006 2.22 42,558,098 43,505,209 2.23 Jumlah Rp. Juta 12,312,995,155 12,391,708,285 0.64 5,272,736,439 5,312,375,413

0.75 1,732,132,404

1,744,195,169 0.70 Koefisien Variasi 1.34

1.26 -0.083

1.31 1.11

-0.201 1.40

1.27 -0.127

Tendensi Konvergensi Konvergen Konvergen Konvergen Output Awal Rp. Juta Wilayah

III. Akibat Perubahan Konsumsi Rumah Tangga pada Kelautan sebesar 100 di KTI Pendapatan

Awal Rp. Juta

II. Akibat Perubahan Konsumsi Rumah Tangga pada Kelautan sebesar 100 di KBI Dampak terhadap Output

Nilai Tambah Bruto Awal Rp. Juta Dampak terhadap Nilai Tambah Bruto Dampak terhadap Pendapatan

I. Akibat Perubahan Konsumsi Rumah Tangga pada Kelautan sebesar 100 di Semua Wilayah

Sumber: Tabel IRIO 2010 diolah Keterangan: tanda negatif - menunjukkan tendensi perubahan ketimpangan yang semakin konvergen dan sebaliknya tanda positif + semakin divergen Baik di KBI maupun KTI, keduanya memberikan dampak luberan spill-over effect terhadap wilayah lainnya dalam peningkatan output, nilai tambah bruto dan pendapatan rumahtangga. Artinya meskipun peningkatan konsumsi rumah tangga tersebut hanya dilakukan di wilayahnya masing-masing, ternyata masih memberikan peningkatan dalam persentase nilai output, nilai tambah bruto dan pendapatan rumahtangga bagi wilayah-wilayah lainnya. Hal ini mendorong peningkatan persentase nilai output, nilai tambah bruto dan pendapatan rumahtangga yang relatif lebih besar di wilayah masing-masing akibat perubahan komsumsi rumah tangga sebesar 100 secara merata pada semua wilayah di NKRI simulasi-1 dibandingkan dengan hanya mengkonsentrasikannya di wilayah tertentu saja, yaitu di KBI untuk simulasi-2 atau KTI untuk simulasi-3 saja Tabel 106 dan Gambar 96. Gambar 97. Tendensi Konvergensi Output, Nilai Tambah Bruto dan Pendapatan Rumahtangga Wilayah-wilayah secara Agregat di NKRI, KBI dan KTI berdasarkan Perubahan Koefisien Variasi Akibat Perubahan Konsumsi Rumah Tangga pada Kelautan Sumber: disusun berdasarkan Tabel 106 Keterangan: Perubahan koefisien variasi yang bertanda negatif - menunjukkan kondisi yang semakin timpang dan mengindikasikan terdapat tendensi perubahan semakin konvergen, dan sebaliknya tanda positif + semakin kurang timpang dan mengindikasikan terdapat perubahan semakin divergen. Selanjutnya, dengan melakukan simulasi-1dan simulasi-3 menunjukkan bahwa akibat perubahan konsumsi pemerintah pada kelautan sebesar 100 baik untuk seluruh wilayah NKRI dan untuk wilayah-wilayah di KTI berdampak terhadap tendensi konvergensi nilai output, nilai tambah bruto dan pendapatan rumahtangga. Hal ini diitunjukkan oleh perubahan koefisien variasi output, nilai tambah bruto dan pendapatan rumahtangga yang menurun negatif. Untuk simulasi-1 masing-masing sebesar -0,013, -0,007, dan -0,012; dan untuk simulasi-3 masing-masing sebesar - 0,083, -0,201, dan -0,127. Sebaliknya pada simulasi-2 yaitu dengan mengkonsentrasikan peningkatan konsumsi pemerintah pada kelautan sebesar 100 hanya untuk wilayah-wilayah di KBI justru berdampak terhadap output, nilai tambah bruto dan pendapatan rumahtangga yang semakin divergen, seperti ditunjukkan oleh perubahan koefisien variasi masing-masing sebesar 0,014, 0,001, dan 0,002 Tabel 106 dan Gambar 97. Hal penting lainnya yang menarik dari dampak spasial akibat perubahan konsumsi rumah tangga ini adalah bahwa dampak tendensi konvergensi tersebut relatif lebih nyata lebih tinggi pada simulasi-3 dibandingkan dengan hasil simulasi- 1 maupun simulasi-2. Hal ini berarti, bahwa dengan mengkonsentrasikan peningkatan konsumsi rumah tangga pada kelautan pada wilayah-wilayah di KTI akan berdampak terhadap tendensi konevergensi output, nilai tambah bruto dan pendapatan rumahtangga yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan yang dilakukan pada wilayah-wilayah dalam NKRI. Dampak Spasial Akibat Perubahan Konsumsi Pemerintah pada Kelautan Tabel 107 dan Gambar 98 menunjukkan bahwa hasil simulasi kebijakan yang dilakukan baik dengan meningkat konsumsi pemerintah pada kelautan sebanyak dua kali meningkatkan sebesar 100 di semua wilayahNKRI simulasi-1, mengkonsentrasikan peningkatan tersebut hanya di wilayah-wilayah yang tercakup dalam KBI simulasi-2, maupun hanya di wilayah-wilayah yang tercakup dalam KTI simulasi-3 ternyata berdampak meningkatkan penciptaan output, nilai tambah bruto, dan pendapatan rumahtangga pada wiayah-wilayah tersebut dibandingkan dengan kondisi sebelum simulasi. Untuk simulasi-1, peningkatan persentase penciptaan output, nilai tambah bruto dan pendapatan rumahtangga masing-masing sebesar 0,45, 0,49, dan 0,42; untuk simulasi-2 masing-masing sebesar 0,40, 0,44, dan 0,37; dan untuk simulasi-3 masing-masing sebesar 0,05, 0,06, dan 0,31. Bila dicermati lebih lanjut, ternyata peningkatan persentase penciptaan nilai output, nilai tambah bruto dan pendapatan rumahtangga yang dihasilkan dari simulasi-2 dengan mengkonsentrasikan peningkatan konsumsi pemerintah pada kelautan sebesar 100 di wilayah-wilayah yang tercakup KBI yang relatif lebih besar dibandingkan dengan yang dihasilkan dari simulasi-3 dengan mengkonsentrasikan peningkatan konsumsi pemerintah pada kelautan sebesar 100 di wilayah-wilayah yang tercakup KTI. Namun sebagaimana dampak perubahan komponen permintaan akhir lainnya, akibat perubahan konsumsi pemerintah di kedua simulasi tersebut KBI dan KTI masih mampu memberikan dampak luberan spill-over effect terhadap wilayah lainnya. Artinya meskipun peningkatan konsumsi pemerintah tersebut masih memberikan peningkatan dalam persentase nilai output, nilai tambah bruto dan pendapatan rumahtangga wilayah-wilayah lainnya di luar wilayahnya sendiri inter-wilayah. Hal ini mendorong peningkatan persentase nilai output, nilai tambah bruto dan pendapatan rumahtangga yang relatif lebih besar di wilayah masing-masing akibat perubahan konsumsi pemerintah tersebut sebesar 100 secara merata pada semua wilayah di NKRI simulasi-1 dibandingkan dengan hanya mengkonsentrasikannya di wilayah tertentu saja, yaitu di KBI untuk simulasi-2 atau KTI untuk simulasi-3 saja Tabel 107 dan Gambar 98. Sumber: disusun berdasarkan Tabel 107 Gambar 98. Perubahan Output, Nilai Tambah Bruto dan Pendapatan Rumahtangga Sektor Kelautan akibat Perubahan Konsumsi Pemerintah pada Kelautan di NKRI Simulasi-1, KBI Simulasi-2, dan KTI Simulasi-3