3.5 Hidrologi
Wilayah Kota Bogor dialiri oleh 2 sungai besar yaitu Sungai Ciliwung dan Sungai Cisadane dan anak-anak sungai. Secara keseluruhan anak-anak sungai
Sungai Cipakancilan, Sungai Cidepit, Sungai Ciparigi, dan Sungai Cibalok itu membentuk pola aliran pararel - subpararel sehingga mempercepat waktu
mencapai debit puncak time to peak pada 2 sungai besar tersebut. Sebagian masyarakat Kota Bogor memanfaatkan kedua sungai ini sebagai sarana Mandi
Cuci Kakus MCK dan usaha perikanan keramba serta sumber air baku bagi Perusahaan Daerah Air Minum PDAM.
Sumber air bagi Kota Bogor diperoleh dari sungai, air tanah, dan mata air. Kedalaman air tanah bervariasi sekitar 3-12 m, kedalaman muka air tanah dalam
keadaan normal musim hujan berkisar 3-6 m, sedangkan pada musim kemarau kedalaman muka air tanah mencapai 10-12 m. Kualitas air tanah di Kota Bogor
terbilang cukup baik. Namun demikian tingkat pelapukan batuan yang cukup tinggi selain tingginya laju perubahan penutupan lahan oleh bangunan akan
menyebabkan kapasitas infiltrasi air hujan menjadi sangat rendah, sehingga akan mempertinggi run off, hal ini merupakan salah satu penyebab menurunnya muka
air tanah di musim kemarau. Selain beberapa aliran sungai yang mengalir di wilayah Kota Bogor,
terdapat juga beberapa mata air yang umumnya dimanfaatkan oleh masyarakat untuk kebutuhan air bersih sehari-hari. Kemunculan mata air tersebut umumnya
terjadi karena pemotongan bentuk lahan atau topografi, sehingga secara otomatis aliran air tanah tersebut terpotong.
3.6 Flora dan Fauna
Sumberdaya alam lainnya berupa flora dan fauna juga ditemukan di Kota Bogor. Sejumlah tanaman tropis yang langka dapat ditemui di Kebun Raya Bogor
yang dikenal memiliki koleksi tanaman tropis yang terlengkap di dunia. Selain itu, tanaman sayuran dan buah - buahan serta tanaman hias dan tanaman obat -obatan
masih banyak diusahakan oleh masyarakat terutama di Kecamatan Bogor Selatan dan Bogor Barat.
3.7 Kependudukan Kota Bogor
Jumlah penduduk Kota Bogor terus mengalami pertumbuhan sehingga menimbulkan tingkat kepadatan yang makin tinggi pula. Pertumbuhan rata-rata
selama kurun waktu 11 tahun terakhir adalah 2,83 . Angka pertumbuhan penduduk ini, dipengaruhi oleh faktor alamiah kelahiran dan kematian dan
faktor migrasi masuk dan keluar Tabel 2. Pertumbuhan tinggi terjadi di daerah- daerah perkembangan baru seperti di Kecamatan Bogor Utara, Kecamatan Tanah
Sareal, dan Kecamatan Bogor Selatan. Pertumbuhan penduduk di Kecamatan Bogor Timur cenderung menurun, sedangkan di Kecamatan Bogor Tengah sangat
rendah dan Kecamatan Bogor Barat stabil.
Tabel 2. Laju pertumbuhan penduduk Kota Bogor 1995-2007
No Kecamatan
Pertumbuhan Penduduk 1995-2000
2000-2006 1995-2007
1. Bogor Utara
2,34 5,93
4,30 2.
Bogor Barat 2,74
2,98 2,88
3. Bogor Timur
3,11 2,45
2,75 4.
Bogor Selatan 2,14
3,90 3,10
5. Bogor Tengah
0,18 0,56
0,39 6.
Tanah Sareal 1,59
4,88 3,38
Kota Bogor 1,99
3,52 2,83
Sumber : Hasil Analisis RTRW Tahun 2010-2029
Jumlah penduduk Kota Bogor pada tahun 2008 adalah 942,204 jiwa, dengan luas wilayah 118,50 km
2
kepadatan penduduk Kota Bogor Tahun 2008 adalah 7.951 jiwakm
2
, dengan kategori kepadatan rendah. Kecamatan Bogor Tengah merupakan kecamatan dengan kepadatan penduduk tertinggi, yaitu 13.770
jiwakm
2
. Sedangkan, kepadatan penduduk Kecamatan Bogor Utara, Kecamatan Bogor Barat, Kecamatan Bogor Timur, Kecamatan Bogor Selatan, dan Kecamatan
Tanah Sareal memiliki kategori kepadatan rendah sampai sedang Tabel 3.
Tabel 3. Sebaran dan kepadatan penduduk Kota Bogor 2008
No Kecamatan
Jumlah Penduduk
Jiwa Sebaran
Kepadatan Penduduk
JiwaKm2 Kategori
Kepadatan 1.
Bogor Utara 166.245
17.64 9.382
sedang
2.
Bogor Barat 205.123
21.77 6.244
rendah
3.
Bogor Timur 94.329
10.01 9.293
sedang
4.
Bogor Selatan 179.494
19.05 5.826
sedang
5.
Bogor Tengah 111.952
11.88 13.770
tinggi
6.
Tanah Sareal 185.061
19.64 9.823
sedang Kota Bogor
942.204 100.00
54.338
Sumber : Bogor Dalam Angka 2007 dan Hasil Analisis 2008 Keterangan : Tinggi : 12.000 jiwakm
2
Sedang : 8.000 ─ 12.000 jiwakm
2
Rendah : 8.000 jiwakm
2
3.8 Penggunaan Lahan