Perencanaan Ruang Terbuka Hijau Dengan Pendekatan Ekologis

2.2 Perencanaan Ruang Terbuka Hijau Dengan Pendekatan Ekologis

Perencanaan adalah mengontrol penggunaan lahan dengan peraturan zoning, yaitu dengan batas area yang jelas misalnya, perdagangan, industri, pemukiman dan pertanian. Penerapan untuk bangunan misalnya syarat ukuran, tinggi dan sebagainya. Peninjauan dan perkembangan memerlukan pengembang untuk menghadirkan konsep pada bagian tata ruang. Dalam usaha perencanaan terhadap suatu kawasan tertentu diperlukan adanya pendekatan yang dilakukan terhadap kebutuhan atau keinginan khusus dari suatu kelompok sosial atau lahan. Pendekatan yang diambil tersebut haruslah efektif untuk dapat memberikan penyediaan segala bentuk pelayanan dan ruang bagi masyarakat yang menggunakan dan berkepentingan terhadap kawasan tersebut. Proses perencanaan lanskap yang baik haruslah merupakan proses yang dinamis, saling terkait, serta saling menunjang. Proses ini merupakan suatu alat yang sistematis yang digunakan untuk menentukan keadaan awal suatu lahan atau kawasan Nurisjah, 1996 Ruang terbuka hijau kota merupakan bagian dari penataan ruang perkotaan yang berfungsi sebagai kawasan lindung. Kawasan hijau kota terdiri atas pertamanan kota, kawasan hijau hutan kota, kawasan hijau rekreasi kota, kawasan hijau kegiatan olahraga, kawasan hijau pekarangan. Ruang terbuka hijau diklasifikasikan berdasarkan status kawasan, bukan berdasarkan bentuk dan struktur vegetasinya Fandeli, 2004. Menurut Nurisjah 1996 RTH kota merupakan ruang-ruang terbuka open space di berbagai tempat di suatu wilayah kota yang secara optimal digunakan sebagai daerah penghijauan dan berfungsi baik secara langsung maupun tidak langsung untuk kehidupan manusia dan kesejahteraan manusia atau warga kotanya selain untuk kelestaraian dan keindahan lingkungan. Fungsi ruang terbuka hijau di perkotaan menurut Simonds 2006, yaitu sebagai penjaga kualitas lingkungan, sebagai penyumbang ruang bernapas yang segar dan keindahan visual, sebagai paru-paru kota, sebagai penyangga sumber air dalam tanah, untuk mencegah erosi, sebagai unsur dan sarana pendidikan. Menurut Hakim 2002 fungsi RTH terdiri dari: 1. Fungsi estetis Fungsi estetis dapat diperoleh melalui tanaman-tanaman yang sengaja ditata sehingga tampak menonjol keindahannya. Warna hijau dan aneka susunan tajuk berpadu menjadi pemandangan estetis. Halaman gedung dan perumahanatau lainnya yang tampak kaku dan gersang akan terasa indah dipandang bila ditumbuhi dengan pepohonan maupun tanaman hias. 2. Fungsi orologis Perpaduan antara tanah dan tanaman merupakan kesatuan yang saling memberi manfaat. Vegetasi yang tumbuh di atas tanah akan mengurangi erosi, fungsi orologis ini penting untuk mengurangi tingkat kerusakan tanah, terutama longsor dan penyangga kestabilan tanah. 3. Fungsi hidrologis Struktur akar tanaman mampu menyerap kelebihan air apabila turun hujan sehingga tidak mengalir dengan sia-sia melainkan dapat terserap oleh tanah. Hal ini sangat mendukung daur alami air tanah sehingga dapat menguntungkan manusia. Dengan demikian daerah hijau sangat penting menjadi daerah persediaan air tanah. 4. Fungsi klimatologis Iklim yang sehat dan normal penting untuk keselarasan hidup manusia. Faktor-faktor iklim seperti kelembapan, curah hujan, ketinggian tempat dan sinar matahari akan membentuk suhu harian maupun bulanan yang sangat besar pengaruhnya terhadap manusia. Keberadaan vegetasi dapat menunjang faktor-faktor iklim tersebut. Efek rumah kaca akan di kurangi oleh banyaknya vegetasi dalam suatu daerah bahkan adanya vegetasi akan menambah kesejukan dan kenyamanan lingkungan. 5. Fungsi edaphis Fungsi ini berhubungan erat dengan lingkungan hidup satwa diperkotaan yang semakin terdesak lingkungannya dan semakin berkurang tempat huniannya. Padahal keberadaan satwa di perkotaan akan memberi warna pada kehidupan perkotaan. Lingkungan hijau akan memberi tempat yang nyaman bagi satwa tanpa terusik. 6. Fungsi ekologis Keserasian lingkungan bukan hanya baik untuk satwa, tanaman atau manusia. Keseluruhan makhluk ini dapat hidup dengan nyaman apabila ada kesatuan. Alam yang rusak berdampak negatif pada hidup manusia. Kehidupan makhluk hidup di alam memiliki ketergantungan satu sama lainnya. 7. Fungsi protektif Pohon dapat menjadi pelindung dari teriknya sinar matahari di siang hari sehingga manusia memperoleh keteduhan dari terik sinar matahri. Pohon juga dapat menjadi pelindung dari terpaan angin kencang dan peredam kebisingan. 8. Fungsi hygienis Lambat laun udara perkotaan semakin tercemar baik oleh asap kendaraan, industri maupun debu kota. Adanya polusi dapat berakibat negatif pada kehidupan manusia. Hadirnya tanaman, maka bahaya polusi ini mampu dikurangi karena dedaunan tanaman mampu menyaring debu dan menyerap kotoran di udara. Tanaman juga menghasilkan oksigen yang sangat dibutuhkan oleh manusia. 9. Fungsi edukatif Semakin langkanya pepohonan yang hidup diperkotaan membuat sebagian warganya tidak mengenalnya, meskipun pepohonan hidup disekitarnya. Penanaman kembali pepohonan diperkotaan dapat bermanfaat sebagai laboratorium alam.

2.3 Bioekologi Kalong