4.2 Alat
Alat yang digunakan pada kegiatan penelitian ini terdiri atas: teropong, kamera digital, quick count dan kompas serta beberapa programs computer,
seperti: Adobe Acrobat X, Adobe Photoshop CS5, Arc View 3.3, Auto CAD 2008, Google Earth 6, Google Sketch Up 8 dan Microsoft Office 2010. Alat yang
digunakan beserta Google Earth 6fungsinya dapat dilihat pada Tabel 14.
Tabel 14. Alat yang digunakan pada penelitian No
Alat Fungsi
1. Teropong
Melihat objek dari jarak jauh 2.
Kamera Digital Dokumentasi gambar tapak
3. Quick Count
Menghitung populasi objek 4.
Kompas Melihat arah mata angin
5. Adobe Acrobat X
Document Publishing 6.
Adobe Photoshop CS5 Ilustrasi3D Rendering
7. Arc View 3.3
Pembuatan gambar kerja 8.
Auto CAD 2008 CAD Drawing
9. Google Earth 6
Melihat lokasi objek dan kondisi fisik 10. Google Sketch Up 8
3D Rendering 11. Microsoft Office 2010
Document Publishing
4.3 Tahapan Perencanaan Ruang Terbuka Hijau
Proses perencanaan RTH pendukung pelestarian satwa kalong terdiri dari 4 tahap, yaitu: 1 Tahap persiapan dan penetapan konsep; 2 Pengumpulan data;
3 Analisis dan Sintesis; dan 4 Perencanaan RTH untuk pelestarian habitat satwa kalong.
4.3.1 Persiapan
Tahap ini merupakan tahap untuk menetapkan konsep dari studi perencanaan yang dilakukan serta mengumpulkan data sesuai dengan yang
dibutuhkan. Konsep ditentukan terlebih dahulu untuk memberikan batasan dalam pengumpulan data, sehingga data yang dikumpulkan sesuai dengan tujuan yang
ingin dicapai. Konsep ini yang akan menentukan arahan dalam penentuan perencanaan RTH sebagi pendukung dalam pelestarian habitat satwa kalong.
4.3.2 Pengumpulan Data
Data yang diambil terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil pengamatan langsung di lapangan, berupa: perilaku dan
bentuk habitat kalong di Kota Bogor serta preferensi masyarakat terhadap keberadaan satwa kalong di wilayah perkotaan wawancara dengan pihak terkait.
Data sekunder diperoleh dari hasil studi pustaka, laporan-laporan penelitian, serta informasi dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Biologi Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia LIPI dan Badan Perencanaan Daerah BAPEDA, berupa: jenis, produksi rata-rata dan kebutuhan pakan satwa kalong, serta kondisi
fisik wilayah Kota Bogor. Jenis, cara pengumpulan dan sumber data, dapat dilihat pada Tabel 15.
Tabel 15. Jenis, cara pengumpulan dan sumber data
Jenis Data Cara Pengumpulan
Sumber Data Syarat Ekologis Kalong
1. Bentuk Habitat
Primer, Sekunder Lapangan, Pustaka, LIPI
2. Perilaku
Primer Lapangan
3. Jenis Pakan
Sekunder Laporan Penelitian, LIPI
4. Produksi Rata-rata Pakan
Sekunder Laporan Penelitian
5. Kebutuhan Pakan
Sekunder Laporan Penelitian
Kondisi Fisik Wilayah
1. Batas Wilayah
Sekunder Bapeda
2. Tata Guna Lahan
Primer, Sekunder Lapangan, PU, Bapeda
3. Peruntukan Kawasan
Sekunder Dinas Tata Kota
4. RTH Kota
Primer, Sekunder Lapangan, DKP
5. RTH Pakan Kalong
Primer, Sekunder Lapangan, LIPI
6. Preferensi Masyarakat
Primer Ahli, Masyarakat Sekitar
4.3.3 Analisis dan Sintesis
Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara spasial dan deskriptif. Analisis spasial dilakukan terhadap kondisi fisik wilayah Kota Bogor, mencakup
batas wilayah, tata guna lahan, peruntukan kawasan, RTH kota, RTH pakan satwa kalong dan preferensi masyarakat, sebagai dasar untuk melakukan modifikasi
pada wilayah sebagai habitat baru bagi satwa kalong. Analisis deskriptif dilakukan terhadap syarat ekologis satwa kalong
meliputi bentuk habitat, perilaku, jenis pakan, produksi rata-rata pakan dan kebutuhan pakan satwa kalong di Kota Bogor. Selain itu, juga dilakukan analisis
kebutuhan luas RTH dengan standar Permendagri No.1 Tahun 2007 yang menetapkan 20 dari luas wilayah harus dihijaukan dan kebutuhan luas RTH
menurut RTRW Kota Bogor yang menetapkan pencapaian luas RTH minimal 30 dari luas total wilayah Kota Bogor.
Dalam menentukan proyeksi jumlah populasi satwa kalong dilakukan pendugaan pertumbuhan populasi dengan menggunakan pendugaan pertumbuhan
model exponensial Caughley, 1978 dengan rumusan laju pertumbuhan terhingga, dengan asumsi bahwa besarnya laju pertumbuhan sama ditiap tahunnya
dan pada lingkungan yang tidak terbatas. ℮
r
= λ = Ν
t
+ 1 Ν
t
Keterangan: ℮
r
= λ = Laju pertumbuhan terhingga Ν
t
= Jumlah populasi tahun ke-t
Setelah diketahui nilai laju pertumbuhan terhingga, kemudian menghitung nilai populasi pada waktu tertentu t dengan rumusan:
Ν
t
= N · λ
t
Keterangan: Ν
t
= Populasi kalong tahun ke-t N
= Populasi kalong tahun ke-0
λ = Laju pertumbuhan terhingga
t = Waktu ke-t
Analisis deskriptif dan analisis spasial, dilakukan untuk mendapatkan bentuk penataan RTH yang mendukung kehidupan kalong serta kenyamanan
manusia. Cara analisis data dapat dilihat pada Tabel 16.
Tabel 16. Cara analisis data
Jenis Data Cara Analisis Data
Syarat Ekologis Kalong
1. Bentuk Habitat
Deskriptif 2.
Perilaku Deskriptif
3. Jenis Pakan
Deskriptif 4.
Produksi Rata-rata Pakan Deskriptif
5. Kebutuhan Pakan
Deskriptif
Kondisi Fisik Wilayah
1. Batas Wilayah
Spasial 2.
Tata Guna Lahan Spasial
3. Peruntukan Kawasan
Spasial 4.
RTH Kota Spasial
5. RTH Pakan Kalong
Spasial 6.
Preferensi Masyarakat Spasial
4.3.4 Perencanaan Ruang Terbuka Hijau