Konsep Pengembangan Perencanaan Ruang Terbuka Hijau Pendukung Pelestarian Satwa Kalong (Pteropus vampyrus) di Kota Bogor

Gambar 26. Penambahan RTH yang diinginkan masyarakat Ketiga, terdapat vegetasi potensial yang ada di Kota Bogor. Melalui penataan vegetasi yang adaptif dan disukai masyarakat, dapat diciptakan suatu identitas RTH. Vegetasi potensial ini berdasarkan pada hasil analisis kuesioner pada responden antara lain: kenari Canarium vulgare Leenh., sempur Dillenia aurea, menteng Baccaurea racemosa, kemang Mangifera caesia, bisbul Diospyros blancoi, sawo durian Chrysophyllum cainito sawo kecik Manilkara kauki, buni Antidesma bunius, matoa Pometia pinnata dan durian Durio zibentinus. Vegetasi ini dapat tumbuh dengan baik dan merupakan vegetasi yang mempunyai karakter kuat untuk dijadikan identitas RTH melalui penataan secara fungsional dan estetis sesuai dengan peruntukkan khususnya untuk taman umum dan jalur hijau di Kota Bogor serta dapat berfungsi sebagai sumber pakan kalong.

6.2 Konsep Pengembangan

Masyarakat kota mendapatkan nilai positif secara fisik dan psikis dengan adanya interaksi antara sesamanya dan dengan mahkluk hidup lainnya. Konsep wujud taman kota central park yang ideal adalah taman kota yang besar yang mengelilingi pusat pemerintahan. Sekeliling taman kota tersebut terdapat kawasan permukiman dan bagian dari industri, sedangkan bagian lingkaran terluar akan ditata sebagai jalur hijau untuk pertanian dan kegunaan kelembagaan Howard, 1898. Dalam konteks subsistem pertamanan kota Bogor, inti diibaratkan bentuk “taman kota” yang terdapat di pusat kota, sedangkan plasma diibaratkan sebagai taman-taman yang terletak di luar kawasan-kawasan komunitas seperti kecamatan, kelurahan dan permukiman serta kawasan ketetanggaan. Untuk menghubungkan inti dan plasma tersebut terdapat jalur hijau yang bentuknya dapat berupa jalur yang memanjang berbentuk koridor baik yang ada di badan dan median jalan maupun di bantaran sungai. Pada awal perkembangannya Nurdin, 1999 subsistem pertamanan kota Bogor Tengah dan Bogor Timur kota lama mirip dengan sistem pertamanan kota menurut konsep “garden city”, yang diduga terbentuk sejak awal perencanaan Kota Bogor. Sistem pertamanan kota pada kawasan Bogor Tengah dan Bogor Tmur memusat pada Kebun Raya Bogor sebagai pusat sistem pertamanan kota dan menurut Rachmawaty 1995 sekaligus sebagai pusat sistem penyebaran ruang terbuka hijau kota. Pada wilayah subsistem pertamanan kota yang meliputi Bogor Utara, Bogor Barat, Tanah Sareal dan Bogor Selatan dalam merupakan kawasan yang baru dibuka untuk perluasan Kota Bogor. Taman-taman yang ada di wilayah ini merupakan taman baru, dan sisanya adalah merupakan bagian dari bagaian Bogor Tengah sebelum wilayah tersebut diperluas. Taman-taman yang ada tersebut antara lain taman alun-alun empang, taman jalur A. Yani dan taman jalur Jl. Pemuda. Taman kota di wilayah subsistem pertamanan kota baru secara umum tidak berpola karena keberadaannya tidak direncanakan. Taman kota dibuat untuk mengakomodasikan kebutuhan rekreasi di luar ruang outdoor recreation penduduk dalam jumlah tertentu. Secara umum pola RTH Kota Bogor di wilayah Kecamatan Bogor Utara, Bogor Barat, Tanah Sareal dan Bogor Selatan tidak berhubungan dengan pola konsep RTH pada kota lama yang berpola taman kota. Sumber: Laporan akhir Pengamatan Taman dan Pembuatan Rancangan Penataan Taman Sekota Bogor – Dinas Tata Kota dan Pertamanan 2005 Keterangan: Orde I : Induk Taman Kebun Raya Bogor Orde II : Sub Taman RTH Yang ada Di Wilayah Kecamatan Orde II I : Anak Sub taman RTH yang ad di lingkungan Perumahan : Pengikat Tata Hijau jalur hijau sepanjang arteri sekunder Jalan dan Sempadan Sungai : Pengikat Tata Hijau jalur hijau tepian kota Perencanaan Kota disusun mengacu pada struktur fisik Kota yang berpola memusat, maka perencanaan RTH pun dapat mengikuti pola memusat dengan pusatnya berupa Taman Kota yaitu Kebun Raya Bogor yang ada di Kecamatan Bogor Tengah. Kebun Raya dapat dipusatkan sebagai “home base” bagi satwa kalong. Perencanaan RTH di Kota Bogor harus terintegrasi dengan perencanaan I II III III III III II III III III III II III III III III II III III III III II III III III III Gambar 27. Sistem pertamanan kota menurut konsep ”Garden City”, yang terbentuk sejak awal perencanaan Kota Bogor kota. Bentuk-bentuk RTH yang ada di kawasan perkotaan ditata sehingga berkesinambungan mulai dari skala lingkungan yang dapat berbentuk taman lingkungan dan taman kecamatan. Kemudian kawasan hijau yang mempunyai bentuk relatif memanjang jalur hijau sebagai penghubung atau pengikat taman- taman dan kawasan RTH node atau district. RTH jalur ini dapat berfungsi sebagai koridor bagi pergerakan satwa pada setiap kawasan perkotaan. Keseluruhan dari bentuk-bentuk RTH tersebut merupakan kesatuan RTH yang membentuk pola jejaring RTH untuk menyangga sistem ekologi dan mendukung kenyamanan. Diharapkan nantinya, taman-taman lingkungan ini bisa dihubungkan oleh koridor jalur hijau yang memusat ke Kebun Raya, sehingga ada jalur pergerakan kalong dalam mencari sumber makanan. Konsep pengembangan RTH kota Bogor untuk pendukung pelestarian satwa kalong dapat dilihat pada Gambar 28. Gambar 28. Konsep pengembangan RTH Kota Bogor sebagai pendukung pelestarian satwa kalong

6.3 Perencanaan RTH Untuk Pelestarian Satwa Kalong