akan arti penting kalong dalam mata rantai ekologi masih kurang, hanya sedikit orang yang menyadari peranannya yang sangat penting dalam memelihara
keseimbangan lingkungan. Ada anggapan yang keliru bahwa kalong merupakan hama buah-buahan. Pertama, karena suatu jenis binatang baru dapat dikatakan
sebagai hama kalau tingkat kerugian yang ditimbulkan mencapai 10 atau lebih. Kedua, kalong hanya memakan buah-buahan yang sudah masak sehinggga
sebenarnya untuk mencegah pemangsaan oleh kalong, sebaiknya buah dipanen saat masak fisiologis, yang dari pengamatan luar tampak masih mentah. Pernah
dilaporkan di Jakarta tahun 1980-an Desa Joglo, Kebon Jeruk bahwa kalong Pteropus Vampyrus sebagai hama buah sawo, tetapi sesudah laporan ini, tidak
terdengar lagi keluhan atau informasi bahwa kalong merupakan hama buah- buahan. Namun kalong juga dapat menimbulkan kerugian bagi masyarakat,
diantaranya habitat kalong yang kotor dan dapat menimbulkan bau tidak sedap, sehingga masyarakat enggan untuk menerima kehadiran satwa ini. Pernah pula
dilaporkan bahwa virus penyebab demam berdarah ditemukan pada kalong Suyanto, 2001. Selain menimbulkan kerugian, kalong juga mendatangkan
banyak manfaat, seperti menurut Nowak 1995 banyak orang percaya bahwa hati kalong dapat menyembuhkan sakit asma dan lemaknya dapat menyuburkan
rambut. Selain itu, kotoran yang dihasilkan oleh kalong dapat dijadikan pupuk bagi tanaman.
Hal penting yang harus diperhatikan dalam melestarikan satwa kalong, terkait dengan perilaku mencari makan dan berkembang biak, serta ketersediaan
ruang dan pakan di lingkungan perkotaan.
1.2 Tujuan
Studi ini bertujuan untuk merencanakan ruang terbuka hijau berdasarkan pendekatan ekologis untuk pelestarian habitat kalong Pteropus vampyrus di
Kota Bogor. Secara spesifik tujuan dari studi ini adalah sebagai berikut:
1. Mendata luas dan sebaran RTH di Kota Bogor serta kesesuaiannya
terhadap Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 1 Tahun 2007 tentang penataan RTH dan Rencana Tata Ruang Wilayah RTRW Kota Bogor.
2. Menganalisis jumlah kebutuhan RTH di Kota Bogor berdasarkan
kebutuhan pakan satwa Kalong. 3.
Preferensi masyarakat terhadap RTH habitat kalong. 4.
Merencanakan RTH yang sesuai dengan kebutuhan kota, habitat ekologis kalong dan preferensi masyarakat.
1.3 Manfaat
Hasil studi ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain: 1.
Sebagai masukan kepada pemerintah daerah, terutama Pemerintah Kota Bogor sebagai pembuat kebijakan ruang dan lingkungan.
2. Dapat menjadi contoh bagi pemerintah daerah lain untuk menciptakan
keanekaragaman hayati dalam kota terutama satwa kalong. 3.
Dapat menambah pengetahuan lingkungan, khususnya mengenai habitat satwa dalam bidang arsitektur lanskap.
4. Tersedianya informasi tentang perencanaan RTH sebagai pendukung
pelestarian habitat kalong sehingga dapat digunakan sebagai dasar dalam upaya konservasi kalong di daerah perkotaan, khususnya di Kota Bogor.
1.4 Kerangka Pikir
RTH Kota Bogor memiliki dua fungsi, yaitu fungsi ekologis dan fungsi non ekologis. Salah satu fungsi yang akan dikembangkan adalah fungsi ekologis
yaitu direncanakan sebagai habitat kalong Pteropus vampyrus. Keberadaan satwa kalong di lingkungan perkotaan ini sangat penting terutama untuk
biodiversitas, pemencar biji tumbuh-tumbuhan dan penyerbuk bagi beberapa jenis tumbuhan tertentu, seperti kapuk randu dan durian. Selain itu juga bisa dijadikan
sebagai antraksi wisata di lingkungan perkotaan, bagian tubuhnya juga bisa di gunakan sebagai obat penyakit dan kotorannya bisa digunakan sebagai pupuk bagi
tanaman yang ada di sekitarnya. Namun, saat ini populasi satwa kalong mengalami penurunan, ancaman
paling besar terhadap kalong adalah kehilangan habitat karena secara tidak langsung berkurang ketersediaan makanan akibat semakin banyaknya
pengalihfungsian RTH yang ada. Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis
kesesuaian jumlah RTH yang sesuai dengan kebutuhan pakan satwa kalong, tetapi tetap sesuai dengan standar Permendagri No. 1 tahun 2007 dan RTRW Kota
Bogor. Kemudian akan dilihat juga berdasarkan preferensi masyarakat terhadap habitat kalong. Sehingga dapat diketahui ketersediaan RTH saat ini apakah
mampu mendukung pelestarian satwa kalong di Kota Bogor. Gambar 1 memperlihatkan kerangka pikir studi perencanaan RTH sebagai pendukung
pelestarian satwa kalong Pteropus vampyrus.
Gambar 1. Kerangka pikir penelitian Merencanakan habitat baru
kalong dalam RTH Kota Habitat satwa kalong di Kota Bogor
berkurang dan populasinya menurun
RTH berdasarkan RTRW kota Habitat kalong
Pteropus vampyrus Fungsi non ekologis
Ruang terbuka hijau sebagai pendukung pelestarian satwa kalong Pteropus vampyrus di Kota Bogor
Fungsi ekologis
RTH Kota Bogor
Fungsi ekologi lainnya
Manfaat keberadaan satwa kalong: • Pemencar biji tumbuh-tumbuhan
• Penyerbuk pohon-pohon jenis tertentu • Bagian tubuhnya sebagai obat dan kotorannya sebagai pupuk
bagi tanaman yang ada disekitarnya • Menjadi atraksi wisata di lingkungan perkotaan
RTH untuk kebutuhan pakan satwa kalong RTH berdasarkan Permendagri
No. 1 tahun 2007 Compulsary Condition
Necessary Condition
Preferensi masyarakat
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Ruang Terbuka Hijau Kota