4.7 Penentuan Suplai Udara Terpilih
Jumlah udara yang akan diinjeksikan ke dalam reaktor biofilter disesuaikan dengan kebutuhan mikroorganisma, dimana untuk mendapatkan suplai udara yang
terbaik adalah dilihat keefektifan penyisihan polutan dengan kondisi operasi pada waktu tinggal hidrolis yang terpilih. Waktu tinggal hidrolis WTH terpilih telah
diambil 2 jam melalui seleksi nilai efisiensi penyisihan organik, ammonia, detergen dan TSS dengan mempertimbangkan teknis perencanaan dan kelayakan
aplikasi teknologi biofilter seperti yang telah dijelaskan pada sub bab 4.5. Upaya mendapatkan rekomendasi disain reaktor biofilter untuk peningkatan
kualitas air baku perusahaan air minum diperlukan langkah pemilihan suplai udara yang baik untuk mendapatkan pembangkit udara blower yang tepat. Langkah
yang ditempuh yaitu seleksi data yang diperoleh dengan membandingkan selisih nilai efisiensi penyisihan polutan pada variasi suplai udara pada WTH 2 jam.
Efisiensi penyisihan rata-rata dari senyawa organik, ammonia, detergen dan TSS pada WTH 2 jam pada suplai udara 30 litermenit berturut-turut adalah 38, 38,
68 dan 70. Nilai efisiensi penyisihan rata-rata dengan suplai udara 0-30 litermenit dapat dilihat pada tabel 8.
Tabel 8 Rata-rata efisiensi penyisihan polutan pada WTH 2 jam dan suplai udara 0-30 litermenit
Seperti telah dijelaskan di atas beberapa hal penting yang perlu diperhatikan di dalam teknis perencanaan dan kelayakan aplikasi reaktor biofilter, antara lain:
1. Waktu tinggal hidrolis dalam reaktor singkat 2. Efisiensi penyisihan polutan tinggi
3. Ukuran lahan yang dipakai kecil 4. Bentuk rancangan fleksibel
5. Biaya investasi dan operasional rendah
Suplai udara
litermenit Rata-rata efisiensi penyisihan
Organik KMnO
4
Amoniak NH
4
-N Detergen MBAS
TSS 38
37 25
58 10
38 43
42 64
20 68
65 64
74 30
70 65
66 75
6. Air hasil olahan memenuhi kriteria mutu Golongan I, PPRI Nomor 82 tahun 2001
Luas lahan yang dibutuhkan untuk instalasi, ukuran dan bobot reaktor, serta waktu tinggal, efisiensi penyisihan dan kebutuhan energi merupakan faktor
penting dalam pembangunan fisik instalasi pengolahan air. Ukuran reaktor menjadi penentu terhadap kebutuhan lahan, sedangkan bobot reaktor menjadi
pertimbangan kemudahan dan efisiensi konstruksi. Waktu tinggal hidrolis mempengaruhi dimensi reaktor, semaki kecil waktu tinggal hidrolis dimensi
reaktor semakin kecil. Dimensi Reaktor biofilter yang ringkas akan hemat dalam menggunakan lahan, bobot lebih ringan dan konstruksi lebih murah. Reaktor
dengan efisiensi tinggi mempunyai kemampuan yang lebih besar dalam mengolah air sehingga lebih efisien dalam pemakaian energi untuk peralatan pendukung
seperti pompa, blower dan peralatan pendukung lainnya. Kualitas air hasil pengolahan juga merupakan faktor yang penting di dalam pertimbangan pemilihan
jumlah suplai udara. Kualitas air baku dan hasil pengolahan dari proses biofiltrasi pada WTH 2 jam dan suplai udara 0-30 litermenit dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9 Kualitas air baku dan hasil pengolahan pada WTH 2 jam dan suplai udara 0-30 litermenit
Keterangan: x = Tidak memenuhi kriteria mutu air golongan I PPRI No. 822001 v = Memenuhi kriteria mutu air golongan I PPRI No. 822001
Dalam upaya mempermudah pembacaan, menganalisis dan menentukan suplai udara terpilih untuk dijadikan rekomendasi disain, data disajikan dalam
grafik batang yang dapat dilihat pada Gambar 33 di bawah ini.
Suplai udara litermenit
Konsentrasi rata-rata mgliter Organik
KMnO
4
Amoniak NH
4
-N Detergen MBAS
TSS Masuk Keluar
Masuk Keluar
Masuk Keluar
Masuk Keluar
17.2
X
11
X
1.10
X
0.68
X
0.28
X
0.19
V
89
X
40
V
10 17.1
X
9.6
V
1.15
X
0.62
X
0.24
X
0.13
V
90
X
32
V
20 17.1
X
5.6
V
1.15
X
0.42
V
0.22
X
0.07
V
92
X
25
V
30 17.4
X
5.5
V
1.03
X
0.37
V
0.23
X
0.11
V
91
X
23
V
0.00 10.00
20.00 30.00
40.00 50.00
60.00 70.00
80.00
10 20
30
Suplai udara litermenit E
fi si
ens i pe
nyi si
ha n
Organik Amoniak
Detergen TSS
Gambar 33 Efisiensi penyisihan polutan pada WTH 2 jam dan suplai udara 30-0 litermenit
Waktu tinggal hidrolis 2 jam dan suplai udara 20 litermenit diambil sebagai suplai udara terpilih, dimana suplai udara 20 litermenit adalah
merupakan suplai udara terbaik dengan efisiensi penyisihan tergolong tinggi untuk mereduksi organik, amoniak, detergen dan TSS. Pertimbangan lain adalah
air hasil pengolahan memenuhi kriteria mutu golongan I Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 tahun 2001, yaitu air yang dapat digunakan sebagai
air baku air minum. Beberapa konsentrasi polutan dalam air olahan yang tidak memenuhi kriteria mutu air Golongan I dalam PPRI No. 822001 yaitu senyawa
organik pada perlakuan suplai udara 0 litermenit, senyawa deterjen pada perlakuan suplai udara 0 litermenit, senyawa amoniak pada perlakuan suplai
udara 0 dan 10 litermenit.
4.8 Identifikasi Mikroorganisma