Pengaruh WTH Terhadap Penyisihan Deterjen

Senyawa nitrit merupakan senyawa peralihan yang terjadi dalam siklus biologi. Senyawa ini dihasilkan dari suatu proses oksidasi NH 4 -N, tetapi sifatnya tidak stabil karena pada kondisi aerobik selama nitrit terbentuk dengan cepat nitrit dioksidasi menjadi nitrat oleh bakteri nitrobacter, oleh karena itu senyawa nitrit ditemukan dalam jumlah yang kecil. Perubahan konsentrasi nitrit sebelum dan sesudah pengolahan ditujukkan seperti pada gambar 16. Gambar 16 Penyisihan nitrit NO 2 -N pada WTH 1-4 jam

4.3.3 Pengaruh WTH Terhadap Penyisihan Deterjen

Gambar 17 memperlihatkan kestabilan sistem terjadi dalam proses biofiltrasi dalam penyisihan deterjen. Fluktuasi konsentrasi senyawa deterjen pada titik masuk mampu diredam dengan kestabilan sistem, sehingga efisiensi penyisihan senyawa deterjen relatif stabil. Kestabilan sistem ini dapat dilihat dari perubahan efisiensi penyisihan deterjen akibat pernurunan waktu tinggal hidrolis dari 4 jam menjadi 3 dan dilanjutkan ke WTH 2 jam, efisiensi penyisihan tidak banyak mengalami perubahan. Efisiensi rata-rata penyisihan deterjen di dalam reaktor biofilter pada waktu tinggal hidrolis 1 jam sebesar 42, 2 jam sebesar 66, 3 jam sebesar 67 dan 4 jam sebesar 67. Menurut Wulan dan Gozan 2006 inti pendegrasian deterjen adalah pemecahan struktur molekul deterjen. Pengolahan senyawa deterjen jenis linear alkyl sulfonate LAS secara biologis dengan memanfaatkan aktifitas konsorsium bakteri Pseudomonas aeroginosa, Bacillus subtilis, Bacillus aglomerans, Bacillus cereus dan Bacillus alvae yang dilakukan pada rektor biofilter bermedia jenis bioball luas permukaan spesifik 80 m 2 m 3 dengan waktu tinggal 24 jam mampu menyisihkan senyawa deterjen jenis LAS sebesar 85. Penguraian senyawa deterjen oleh aktifitas mikroorganisma secara sempurna dirubah menjadi karbon dioksida, air dan garam organik. Hasil identifikasi mikroba pada lapisan biofilm yang menempel pada media biofilter tipe sarang tawon terdapat bakteri Bacillus subtilis dan Proteus sp yang berperan dalam menguraikan senyawa deterjen. Penurunan efisiensi penyisihan senyawa deterjen sebanding dengan penurunan waktu tinggal hidrolis, hal ini disebabkan semakin sedikitnya waktu kontak antara beban deterjen dengan mikroorganisma pada lapisan biofilm sehingga semakin sedikit kesempatan mikroorganisma untuk menguraikan detergen. Penurunan waktu tinggal hidrolis dari 2 jam menjadi 1 jam menyebabkan peningkatan laju alir masuk reaktor dari 21 litermenit menjadi 42 litermenit sehingga mengakibatkan penambahan beban hidrolis dan efisiensi penyisihan turun dari 66 menjadi 42. Oksigen terlarut DO, suhu dan pH di dalam reaktor memenhi persyaratan mikroorganisma untuk hidup, namun waktu tinggal hidrolis 1 jam kurang mencukupi peran mikroorganisma untuk melakukan penguraian senyawa deterjen. Gambar 17 Penyisihan deterjen MBAS pada WTH 1-4 jam

4.3.4 Pengaruh WTH Terhadap Penyisihan TSS