Kerangka Pemikiran Perumusan Masalah

1.2 Kerangka Pemikiran

Sejalalan dengan pertambahan jumlah penduduk air baku perusahaan air minum mengalami penurunan kualitas sehingga sumber air baku beberapa tempat unit pengolahan PAM seperti air baku di IPA Bojong Renged sudah tidak memenuhi kriteria mutu air Golongan I sebagai air baku perusahaan air minum Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Penurunan kualitas air baku menyebabkan pemakaian bahan kimia untuk proses koagulasi dan desinfeksi meningkat, sehingga biaya pengolahan semakin mahal. Zat pencemar yang berasal dari limbah domestik maupun industri seperti organik, amoniak, dan deterjen secara teori dapat direduksi dengan proses biologi. Penerapan pengolahan air baku perusahan air minum yang ditempatkan pada sistem pengolahan pendahuluan menggunakan proses biofiltrasi dengan media plastik tipe sarang tawon diharapkan dapat mereduksi zat pencemar, sehingga kualitas air baku perusahaan air minum meningkat dan memenuhi kriterian mutu air sebagai air baku PAM. Efek peningkatan kualitas air baku yaitu instalasi pengolahan air yang masih menggunakan teknologi konvensional mampu memproduksi air bersih dengan kualitas yang baik memenuhi Permenkes RI Nomor 416 tahun 1990 dan pemakaian bahan kimia dapat ditekan sehingga biaya operasional lebih murah. Karakteristik reaktor biofilter dengan media plastik tipe sarang tawon dilihat dari besarnya efisiensi penyisihan zat pencemar dan untuk membuat rekomendasi disain reaktor biofilter yang layak diaplikasikan dalam sekala industri ditentukan dengan cara memilih waktu tinggal hidrolis yang paling singkat dan suplai udara terendah namun efisiensi penyisihan zat pencemar masih tinggi. Berdasarkan uraian kerangka pemikiran di atas kemudian dirumuskan dalam bentuk diagram alir seperti disajikan dalam Gambar 1. Gambar 1 Bagan kerangka pemikiran

1.3 Perumusan Masalah

Penurunan kualitas air baku perusahaan air minum dialami oleh sebagian besar PAM di Indonesia, terutama yang terletak di kota-kota besar dengan sumber air bakunya mengambil dari sungai. Beberapa instalasi pengolahan air di PAM menghentikan operasi pengolahan karena sudah tidak mampu lagi mengolah air baku dengan kualitas yang terus mengalami penurunan, bahkan beberapa instalasi pengolahan melakukan penghentian operasi pengolahan secara permanen, seperti Palyja PAM Lyonase Jaya IPA Taman Kota. Upaya perusahaan air minum memperbaiki air hasil olahan dengan penerapan teknologi pengolahan lanjut advanced treatment menggunakan karbon aktif bubuk pada unit pengendapan maupun penerapan filter karbon aktif pada akhir instalasi menimbulkan masalah baru, yaitu munculnya limbah karbon aktif yang dikategorikan sebagai limbah B3 dan biaya pengolahan membengkak. Pengolahan secara biologi sampai saat ini masih dianggap sebagai cara yang murah dan ramah lingkungan. Penerapan proses biofiltrasi menggunakan media plastik tipe sarang tawon diujicobakan untuk mengatasi permasalah tersebut di atas dengan menempatkan reaktor biofilter pada pengolahan awal pretreatmen, yaitu sebelum instalasi pengolahan air PAM. Kinerja reaktor biofilter pada pengolahan air baku perusahaan air minum dengan proses biofiltrasi menggunakan reaktor biofilter bermedia plastik tipe sarang tawon dilihat dari tingkat penyisihan konsentrasi zat pencemar dengan variasi waktu tinggal hidrolis WTH melalui pengaturan laju alir debit air baku dan suplai udara. Rekomendasi disain reaktor biofilter yang layak diaplikasikan dalam sekala industri dilihat dari WTH dan suplai udara yang terbaik, yaitu dipilih waktu tinggal hidolis dan suplai udara terendah namun efisiensi penyisihan zat pencemar tertinggi. Berdasarkan hal tersebut maka dapat dikemukakan perumusan permasalahan dalam penelitian ini, yaitu: 1 Seberapa besar efisiensi proses biofiltrasi menggunakan media plastik tipe sarang tawon dalam menurunkan konsentrasi parameter senyawa organik, amonia, deterjen dan TSS dalam pengolahan air baku PAM? 2 Apakah dengan berkurangnya WTH dan suplai udara di dalam reaktor biofilter akan menurunkan efisiensi penyisihan zat organik, amoniak, deterjen dan TSS? 3 Bagaimana rekomendasi disain reaktor biofilter yang sesuai dengan beban pencemaran loading mampu meningkatkan kualitas air baku PAM ? 4 Seberapa besar reduksi penggunaan bahan kimia dengan mengaplikasikan proses biofiltrasi menggunakan media plastik tipe sarang tawon?

1.4 Tujuan Penelitian