y = -0.84x + 83.26 R
2
= 0.92
10 20
30 40
50 60
70 80
90
5 10
15 20
25 30
35
Laju pembebanan TSS gm2 media.hari E
fi si
ens i pe
nyi si
han T
SS
Efisiensi Linear Efisiensi
Gambar 23 Hubungan laju pembebanan dengan efisiensi penyisihan TSS
Berdasarkan grafik diatas didapat persamaan hubungan antara laju pembebanan dengan efisiensi penyisihan TSS, sebagai berikut:
Y
t
= -0.84x
t
+ 83.26 dengan
R
2
= 0.92 dimana:
y
t
= Efisiensi penyisihan TSS x
t
= Laju pembebanan TSS gm
2
mediahari
Dari persamaan diatas dengan laju pembebanan TSS sebesar 7–31 gm
2
mediahari didapatkan efisiensi penyisihan TSS sebesar 57-77.
4.5 Penentuan WTH Tepilih
WTH terpilih ditentukan melalui seleksi nilai efisiensi penyisihan senyawa organik, amoniak, deterjen, dan TSS dengan mempertimbangkan teknis
perencanaan dan kelayakan aplikasi teknologi biofilter. Waktu tinggal hidrolis yang dipilih adalah WTH yang paling singkat namun efisiensi penyisihan tinggi.
Efisiensi penyisihan rata-rata dari senyawa organik, amoniak, detergen dan TSS pada waktu tinggal hidrolis 4 jam berturut-turut adalah 75, 71, 67, dan
78. Nilai efisiensi penyisihan rata-rata senyawa organik, amoniak, detergen dan TSS dengan WTH 1-4 jam dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6 Rata-rata efisiensi penyisihan polutan pada variasi WTH 1-4 jam
Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan di dalam teknis perencanaan dan aplikasi reaktor biofilter, antara lain:
1. Waktu tinggal hidrolis dalam reaktor singkat 2. Efisiensi penyisihan polutan tinggi
3. Ukuran lahan yang dipakai kecil 4. Bentuk rancangan fleksibel
5. Biaya investasi dan operasional rendah 6. Air hasil olahan memenuhi kriteria mutu Golongan I, PPRI Nomor 82
tahun 2001 Ukuran atau dimensi reaktor, bobot reaktor, efisiensi penyisihan dan
kebutuhan energi merupakan faktor penting dalam perencanaan pembangunan instalasi pengolahan air. Ukuran reaktor menjadi acuan dalam penyediaan lahan
sedangkan bobot reaktor menjadi pertimbangan konstruksi, dimana semakin kecil waktu tinggal hidrolis ukuran reaktor semakin hemat dalam penggunaan lahan dan
dengan bobot reaktor yang lebih kecil memerlukan konstruksi yang lebih ringan. Reaktor dengan efisiensi tinggi pada laju alir debit yang sama mempunyai
kemampuan yang lebih besar dalam mengolah air sehingga lebih efisien dalam pemakaian energi untuk peralatan pendukung seperti pompa dan blower. Kualitas
air hasil pengolahan juga merupakan faktor yang penting di dalam penentuan pemilihan waktu tinggal hidrolis. Kualitas air baku dan hasil pengolahan dari
proses biofiltrasi pada WTH 1-4 jam dapat dilihat pada Tabel 7.
WTH jam
Rata-rata efisiensi penyisihan Organik KMnO
4
Amoniak NH
4
-N Detergen MBAS
TSS 1
49 44
42 57
2 70
65 66
75 3
73 68
67 76
4 75
71 67
78
Tabel 7 Kualitas air baku dan hasil pengolahan pada WTH 1-4 jam
Keterangan: x = Tidak memenuhi kriteria mutu air golongan I PPRI No. 822001 v = Memenuhi kriteria mutu air golongan I PPRI No. 822001
Dalam upaya mempermudah pembacaan, menganalisis dan menentukan
WTH terpilih untuk dijadikan rekomendasi disain data disajikan dalam grafik batang yang dapat dilihat pada Gambar 24.
10 20
30 40
50 60
70 80
90
1 2
3 4
WTH jam
Rata-rata efisiensi penyisihan
Organik Amoniak
Detergen TSS
Gambar 24 Rata-rata efisiensi penyisihan polutan pada WTH 1-4 jam Waktu tinggal hidrolis 2 jam diambil sebagai WTH terpilih, dimana waktu
tinggal hidrolis 2 jam adalah merupakan WTH terpendek dengan efisiensi penyisihan tergolong tinggi untuk mereduksi organik, amoniak, detergen dan TSS.
Pertimbangan lain adalah air hasil pengolahan memenuhi kriteria mutu golongan I Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 tahun 2001, yaitu air yang
dapat digunakan sebagai air baku air minum.
WTH jam
Konsentrasi rata-rata mgliter Organik
KMnO
4
Amoniak NH
4
-N Detergen MBAS
TSS Masuk Keluar
Masuk Keluar
Masuk Keluar
Masuk Keluar
1 17.8
X
9.5
V
1.11
X
0.60
V
0.24
X
0.17
V
94
X
41
V
2 17.4
X
5.5
V
1.03
X
0.39
V
0.23
X
0.10
V
91
X
23
V
3 17.0
X
4.9
V
1.10
X
0.37
V
0.23
X
0.07
V
89
X
20
V
4 16.9
X
4.7
V
1.08
X
0.33
V
0.27
X
0.11
V
89
X
19
V
4.6 Pengaruh Suplai Udara terhadap Penyisihan Organik, Amoniak, Deterjen dan TSS