organik antara 1.5 sampai dengan 6 gm
2
mediahari diperoleh efisiensi penyisihan antara 45 sampai dengan 72.
4.4.2 Laju Pembebanan Amoniak NH
4
-N
Terjadinya penurunan efisiensi amoniak adalah akibat dari penurunan waktu tinggal hidrolis, sehingga laju pembebanan amonia semakin besar. Penurunan
waktu tinggal hirolis diikuti oleh penurunan efisiensi penyisihan, peningkatan debit air baku dan laju pembebanan amoniak. Penurunan waktu tinggal hidrolis
mengakibatkan debit air baku meningkat sehingga beban hidrolis juga meningkat, sebagai akibatnya efisiensi penyisihan amoniak mengalami penurunan. Laju
pembebanan amonia dalam reaktor biofilter bermedia plastik tipe srang tawon dengan luas permukaan 226 m
2
m
3
pada waktu tinggal hidrolis 1-4 jam adalah 0.4, 0.2, 0.1, dan 0.1 gm
2
media.hari, sedangkan efisiensi penyisihan adalah 47, 65, 68, dan 71.
y = -91.19x + 77.12 R
2
= 0.92
10 20
30 40
50 60
70 80
0.00 0.05
0.10 0.15
0.20 0.25
0.30 0.35
0.40 0.45
Laju pembebanan NH4-N gm2 media.hari E
fis ie
n si p
en yi
sih an
N H4-
N
Efisiensi Linear Efisiensi
Gambar 21 Hubungan laju pembebanan dengan efisiensi penyisihan amoniak
Gambar 21 di atas adalah menunjukkan hubungan linear antara laju pembebanan dengan efisiensi penyisihan amoniak, dengan persamaan sebagai
berikut:
y
a
= -91.19x
a
+ 77.12 dengan R
2
= 0.92
dimana, y
a
= Efisiensi penyisihan amoniak, NH
4
-N x
a
= Laju pembebanan amoniak, NH
4
-N gm
2
mediahari Persamaan tersebut menunjukkan, bahwa pengoperasian reaktor biofilter
bermedia platik tipe sarang tawon yang mempunyai luas permukaan spesifik 226 m
2
m
3
dengan laju pembebanan amonia sebesar 0.08–0.4 gm
2
mediahari menghasilkan efisiensi penyisihan amonia 41-70.
4.4.3 Laju Pembebanan Deterjen
Laju pembenanan deterjen adalah jumlah senyawa deterjen yang masuk ke dalam reaktor per satuan luas permukaan media per satuan waktu, yang
dinyatakan sebagai berat deterjen persatuan luas permukaan media perhari. Dari pengolahan hasil percobaan didapatkan hubungan antara laju pembebanan dengan
efisiensi penyisihan senyawa deterjen seperti ditunjukkan pada gambar 22.
y = -301.25x + 71.53 R
2
= 0.70
10 20
30 40
50 60
70 80
0.00 0.02
0.04 0.06
0.08 0.10
0.12
Laju beban deterge n gm2 media.hari E
fi si
ens i pe
nyi si
han de
te rge
n
Efisiensi Linear Efisiensi
Gambar 22 Hubungan laju pembebanan dengan efisiensi penyisihan deterjen
Perlakuan waktu tinggal hidrolis dari 1-4 jam, mengakibatkan perubahan laju alir air baku dan efisiensi penyisihan senyawa deterjen. Pada waktu tinggal
hidrolis 4 jam laju pembebanan 0.03 dan efisiensi penyisihan 67, selanjutnya
dengan penurunan waktu tinggal hidrolis secara berturutan menjadi 1 jam laju pembebanan meningkat menjadi 0.09 dan efisiensi penyisihan mengalami
penurunan 42. Fenomena ini merupakan hubungan linear dengan persamaan sebagai berikut:
y
d
= -301.25x
d
+ 71.53 dengan
R
2
= 0.7
dimana: y
d
= Efisiensi penyisihan deterjen x
d
= Laju pembebanan deterjen gm
2
mediahari Dari grafik dan persamaan diatas dengan laju pembebanan deterjen sebesar
0.03–0.09 gm
2
mediahari didapatkan efisiensi penyisihan senyawa deterjen sebesar 44-62.
4.4.4 Laju Pembebanan TSS