terpenuhi dalam implementasi kurikulum, agar tujuan kurikulum dapat tercapai.
c. Tahapan Implementasi Kurikulum 1 Implementasi Tingkat Nasional
Sejak reformasi, pengelolaan pendidikan diserahkan kepada daerah. Akan tetapi, hal ini bukan berarti seluruh kebijakan
diserahkan sepenuhnya kepada pemerintah daerah. Salah satu kebijakan yang masih sentralistik adalah kebijakan kurikulum.
Oleh karena itu, kebijakan perubahan kurikulum diputuskan oleh Pemerintah Pusat di bawah Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan. Sebagaimana disebutkan dalam UU nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pada bab X pasal 36 ayat 1,
yaitu “Pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu
pada standar nasional pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional”.
36
Selanjutnya diatur dengan peraturan pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang standar nasional
pendidikan pada bab XI pasal 73 ayat 1 bahwa “Dalam rangka
pengembangan, pemantauan, dan pelaporan pencapaian standar nasional pendidikan, dengan Peraturan Pemerintah ini dibentuk
Badan Standar Nasional Pendidikan BSNP”.
37
Badan Standar Nasional Pendidikan melakukan kajian dan masukan kepada pemerintah untuk melakukan perubahan kurikulum.
Keputusan implementasi kurikulum tetap berada di tangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Kurikulum yang telah disusun perlu diimplementasikan untuk mencapai tujuan pendidikan. Banyak program pendidikan
yang telah dirancang dan dikembangkan dengan baik, tetapi sering kali tidak diimplementasikan dengan baik pula.
36
UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional .
37
PP No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Implementasi kurikulum pada tingkat nasional merupakan proses bagaimana kurikulum tersebut diperkenalkan pada guru dan
bagaimana mereka bisa diyakinkan agar mengadopsi dan
mengimplementasikan perubahan itu dalam pembelajaran melalui strategi yang tepat.
38
Hal ini menyatakan bahwa langkah penting yang harus dilakukan pemerintah ketika mengeluarkan kebijakan
perubahan kurikulum
adalah mensosialisasikannya
kepada implementator kurikulum itu sendiri, yaitu guru dan kepala sekolah.
Selain itu, dalam sistem desentralisasi pendidikan, maka perubahan kurikulum tersebut juga perlu disosialisakan kepada pemerintah
daerah, agar mereka memahami dan membantu pemerintah pusat dalam memperkenalkan kurikulum tersebut kepada satuan
pendidikan. Mulyasa menyarankan agar dalam sosialisasi juga dihadirkan
atau diundang komite sekolah, bahkan bila memungkinkan seluruh orang
tua, untuk
mendapatkan masukan,
dukungan dan
pertimbangan tentang implementasi kurikulum.
39
Ansyar juga berpendapat bahwa Inisiator inovasi pemerintah pusat atau pengembang kurikulum perlu melakukan interaksi intens
dengan para pendidik dan pimpinan sekolah, sampai mereka memahami manfaat jika perubahan dilaksanakan, atau kerugian jika
perubahan tersebut
tidak dilaksanakan.
40
Pendapat diatas
mengungkapkan pentingnya sosialisasi perubahan kurikulum secara intensif agar guru dan kepala sekolah dapat menerima perubahan
tersebut dan mampu menerapkannya. Selain itu, perlu dilakukan peningkatan profesionalisme guru.
Karena menurut Ornstein dan Hunkins sebagaimana yang dikutip oleh Ansyar bahwa faktor strategis lain yang sering terlupakan ialah
38
Ansyar, op. cit., h. 406.
39
Mulyasa, Implementasi Kurikulum 2004 Panduan Pembelajaran KBK, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006, cet. IV, h. 14.
40
Ansyar, op. cit., h. 409.
peningkatan profesionalisme guru sebelum kurikulum baru diterapkan, apalagi sosialisasi hanya melalui beberapa kali penataran
dan lokakarya saja.
41
Oleh karena itu, pemerintah perlu melaksanakan pelatihan pelaksanaan kurikulum baru kepada guru
agar mereka dapat melaksanakannya sesuai dengan tujuan perubahan kurikulum itu sendiri.
Berdasarkan uraian di atas, maka terdapat dua kegiatan penting dalam implementasi kurikulum tingkat nasional, yaitu
sosialisasi dan peningkatan profesionalisme guru. Kegiatan ini tentu membutuhkan biaya yang tidak sedikit dan waktu yang cukup lama
sampai kepala sekolah dan guru mampu menerapkan kurikulum baru tersebut dengan baik dan benar.
2 Implementasi Tingkat Satuan Pendidikan
Implementasi di tingkat sekolah merupakan kegiatan inti pada perubahan kurikulum, disinilah kurikulum tersebut akan diuji.
Oleh karena itu, diperlukan strategi implementasi yang efektif dan efisien, terutama dalam mengoptimalkan kualitas pembelajaran.
Karena bagaimana pun baiknya sebuah kurikulum, efektivitasnya sangat ditentukan oleh implementasi di sekolah, khususnya di kelas.
Keberhasilan atau kegagalan implementasi kurikulum di sekolah sangat bergantung pada kepala sekolah dan guru, karena dua
figur tersebut
merupakan kunci
yang menentukan
serta menggerakkan berbagai komponen dan dimensi sekolah yang lain.
Dalam posisi tersebut, baik buruknya komponen sekolah yang lain sangat ditentukan oleh kualitas guru dan kepala sekolah, tanpa
mengurangi arti penting tenaga kependidikan lainnya.
41
Ibid., h. 412.