Implementasi Kurikulum Cambridge di MI Mumtaza
Evaluasi implementasi kurikulum Cambridge di sekolah ini hanya dilaksanakan oleh internal sekolah dan tidak ada evaluasi maupun
pengawasan dari pihak Cambridge.
26
Padahal evaluasi kurikulum selain dilaksanakan oleh internal sekolah, seharusnya juga melibatkan pihak
eksternal, seperti orang tua murid dan pihak Cambridge. Hal ini untuk memastikan bahwa pelaksanaan kurikulum sesuai dengan ketentuan dari
Cambridge dan transparan. Oleh karena itu, evaluasi perlu dilaksanakan untuk mengetahui tingkat ketercapaian tujuan dan kinerja berbagai pihak.
Sehingga hasil evaluasi dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi pimpinan untuk mengambil keputusan selanjutnya.
b. Implementasi oleh Guru Implementasi kurikulum Cambridge oleh guru ini adalah kegiatan
pembelajaran yang merupakan tempat untuk melaksanakan dan menguji kurikulum. Hal yang tidak kalah penting dalam proses pembelajaran adalah
penataan kelas. Oleh karena itu, sebelum menjelaskan lebih jauh tentang implementasi kurikulum Cambridge oleh guru, maka terlebih dahulu
dikemukakan gambaran umum penataan kelas di MI Mumtaza. Satu rombongan belajar di MI Mumtaza berjumlah 20-22 siswa.
Setiap siswa memiliki satu meja belajar dan satu loker yang digunakan untuk menyimpan buku-buku dan alat tulis lainnya. Siswa tidak
diperkenankan membawa pulang buku-buku tersebut. Meja belajar peserta didik dapat dipindahkan, sehingga posisi meja belajar peserta didik dapat
disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan guru.
27
Jumlah peserta didik yang ideal dalam satu rombongan belajar menjadikan suasana kelas kondusif dan guru dapat mengawasi peserta didik
dengan mudah. Kebijakan meninggalkan buku-buku di sekolah diterapkan dengan asumsi bahwa peserta didik telah melaksanakan pembelajaran di
kelas dengan baik dan ketika mereka pulang ke rumah adalah waktu bagi
26
Kuni Afifah Hasan, M. HI, op. cit.
27
Hasil observasi pembelajaran pada mata pelajaran match kelas IV MI Mumtaza Pondok Cabe Rabu, 19 Oktober 2016 pukul 13.20 WIB
mereka untuk bermain dan istirahat. Meja belajar yang dapat berpindah- pindah menjadikan suasana sekolah tidak monoton.
Pada setiap kelas terdapat satu lemari yang berisi alat dan media pembelajaran yang disediakan oleh sekolah, seperti lem, kertas HVS, kertas
warna, gunting.
28
Fasilitas-fasilitas yang telah disediakan oleh sekolah tersebut mempermudah guru dalam melaksanakan pembelajaran, karena
barang-barang yang diperlukan sudah tersedia di setiap ruang belajar. Secara umum terdapat tiga tahapan implementasi kurikulum oleh
guru, yaitu perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. 1 Perencanaan
Perencanaan pada tahap ini merupakan proses merencanakan kegiatan pembelajaran. Ardita Yulia Safitri menjelaskan bahwa setiap
mata pelajaran pada kurikulum Cambridge memiliki Frame Work atau silabus yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan
pembelajaran. Selain itu, teacher’s guide book atau buku pegangan guru yang diperoleh dari Mentari juga digunakan sebagai pedoman dalam
merencanakan pembelajaran.
29
Lebih lanjut Mustolihuddin menngungkapkan bahwa secara administrasi, persiapan pembelajaran pada kurikulum Cambridge adalah
sama dengan kurikulum nasional, yaitu membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP yang dalam kurikulum Cambridge dinamakan
dengan Lesson Plan.
30
Untuk diketahui, pada kurikulum nasional guru diwajibkan untuk menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP
sebelum mengajar, karena RPP berfungsi sebagai pedoman bagi guru dalam proses kegiatan pembelajaran.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat diketahui bahwa
perencanaan pada kurikulum Cambridge
adalah identik dengan
28
Hasil observasi pembelajaran pada mata pelajaran english kelas III MI Mumtaza Pondok Cabe Senin, 14 November 2016 pukul 13.20 WIB
29
Hasil wawancara dengan Ardita Yulia Safitri, S.Pd Guru Bahasa Inggris MI Mumtaza Pondok Cabe Rabu, 21 September 2016, pukul 11.00 WIB
30
Hasil wawancara dengan Mustolihudin, S.Pd Guru Matematika MI Mumtaza Pondok Cabe Kamis, 13 Oktober 2016, pukul 10.00 WIB
kurikulum nasional, yaitu membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP. Jadi, tidak ada perbedaan signifikan dalam merencanakan
pembelajaran pada kurikulum Cambridge dengan kurikulum nasional. Perbedaan hanya terdapat pada pedoman penyusunan RPP saja, yang
mana sudah disediakan pada frame work dan buku pegangan guru, sehingga guru dapat dengan mudah membuat RPP.
Meskipun demikian, pada penyusunan RPP guru menemukan kesulitan dalam menentukan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
SK-KD.
31
Kesulitan tersebut dikarena guru harus menyesuaikannya dengan kurikulum nasional, sedangkan pada kurikulum Cambridge
hanya terdapat learning outcomes
yang setara dengan Standar Kompetensi pada kurikulum nasional.
Contoh penyesuaian tersebut, Learning Outcomes yang terdapat pada buku pegangan guru kurikulum Cambridge adalah “Recognising
and identifying animals based on their feeds”. Maka standar kompetensi yang dipilih
adalah “menggolongkan hewan berdasarkan jenis makanannnya” dan kompetensi dasarnya “mengidentifikasi jenis-jenis
makanan hewan” dan “menggolongkan hewan berdasarkan jenis makanannya”.
32
Menurut hemat peneliti, kesulitan yang dihadapi guru tersebut cukup beralasan, karena kurikulum Cambridge yang berasal dari luar
negeri memiliki landasan filosofis yang berbeda dengan kurikulum nasional dalam menentukan tujuan suatu pembelajaran. MI Mumtaza
sebagai sekolah nasional masih tetap harus mengikuti ujian layaknya sekolah lain di Indonesia, sehingga guru harus mengikuti SK-KD
kurikulum nasional. 2 Pelaksanaan
Pelaksanaan pembelajaran merupakan kegiatan inti dalam implementasi kurikulum. Pada tahap ini, semua perencanaan yang telah
31
Mustolihudin, S.Pd, op. cit.
32
Diperoleh dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam IPA kelas IV semester I
L
disiapkan oleh guru akan dilaksanakan dalam bentuk nyata. Proses pelaksanaan pembelajaran secara umum di dalam kelas dijelaskan oleh
Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum sebagai berikut: “Proses pembelajaran kurikulum Cambridge hampir sama
dengan kurikulum nasional, hanya saja pembelajaran mata pelajaran Cambridge menggunakan bahasa inggris sebagai
bahasa pengantar . kelas I penggunaan bahasa inggris masih fifty fifty dengan bahasa Indonesia, karena masih banyak peserta didik
yang belum bisa berbahasa inggris. Pada kelas II persentase penggunaan bahasa inggris 75 dan sisanya menggunakan
bahasa Indonesia. Kelas III – VI sudah menggunakan full English sebagai bahasa pengantar”.
33
Untuk melihat secara langsung implementasi kurikulum Cambridge oleh guru, maka peneliti melakukan pengumpulan data
dengan teknik observasi. Observasi dilakukan pada mata pelajaran match kelas 4, science kelas 4 dan english kelas 3. Terdapat tiga kegiatan pada
proses pembelajaran, yaitu pembuka, inti dan penutup. a Kegiatan Pembuka
Guru menanyakan kabar peserta didik dan memperhatikan kesiapan mereka dalam menerima materi pelajaran, serta guru
meminta peserta didik untuk mengambil buku pelajaran di loker masing-masing. Lalu guru melakukan kegiatan apersepsi sebelum
melakukan kegiatan inti pembelajaran.
34
Apersepsi dilakukan oleh guru dengan memberikan stimulus terhadap pengetahuan peserta
didik dengan materi pembelajaran yang akan diberikan. Kegiatan pembuka pembelajaran seperti ini memang seharusnya dilakukan
oleh guru sehingga peserta didik benar-benar siap untuk menerima materi pelajaran.
b Kegiatan Inti Guru menyampaikan materi pembelajaran dan komunikasi
dalam kelas tersebut menggunakan bahasa inggris, baik lisan
33
Kuni Afifah Hasan, M. HI, op. cit.
34
Hasil observasi pembelajaran pada mata pelajaran science kelas IV MI Mumtaza Pondok Cabe Rabu, 9 November 2016 pukul 11.00 WIB
MN
maupun tulis.
35
Penggunaan bahasa inggris ini sesuai dengan ketentuan penggunaan kurikulum Cambridge. Meskipun demikian,
jika peserta didik menemukan kesulitan dalam beberapa kalimat bahasa inggris, maka guru akan menjelaskannya menggunakan
bahasa Indonesia. Guru
menguasai materi
pembelajaran dan
dapat mengaitkannya dengan pengetahuan yang relevan dan realitas
kehidupan peserta didik, serta memberikan wawasan global kepada peserta didik sesuai dengan materi pembelajaran. Selain itu,
pembelajaran juga dilaksanakan secara sistematis dan sesuai dengan tujuan atau indikator pencapaian kompetensi.
36
Penguasaan materi pembelajaran mutlak dimiliki seorang guru, sehingga ia bisa
menyampaikan informasi secara utuh kepada peserta diidik. Selain itu, materi pembelajaran yang dihubungkan dengan realitas
kehidupan peserta didik membuat mereka mudah memahami materi pembelajaran, karena mereka
mengalami sendiri apa yang
disampaikan oleh guru. Wawasan global yang disampaikan oleh guru dapat membuka pikiran peserta didik tentang dunia internasional.
Selama kegiatan pembelajaran berlangsung, peserta didik terlihat antusias dan terlibat aktif dalam pembelajaran tersebut.
37
Hal ini sangat jelas terlihat, peserta didik selalu merespon dan kritis
terhadap penjelasan guru, serta mereka tidak takut untuk untuk memberikan pendapat tentang persoalan yang diutarakan oleh guru.
Pembelajaran yang kritis merupakan tujuan kurikulum Cambridge, yaitu untuk membentuk sikap kritis peserta didik melalui pemecahan
masalah.
O P
Hasil observasi pembelajaran pada mata pelajaran english kelas III MI Mumtaza Pondok Cabe Senin, 14 November 2016 pukul 13.20 WIB
O
6
Hasil observasi pembelajaran pada mata pelajaran science kelas IV MI Mumtaza Pondok Cabe Rabu, 9 November 2016 pukul 11.00 WIB
37
Hasil observasi pembelajaran pada mata pelajaran science kelas IV MI Mumtaza Pondok Cabe Rabu, 9 November 2016 pukul 11.00 WIB
QR
Meskipun guru dapat membangun antusiasme peserta didik dalam pembelajaran, namun masih kurang dalam pemanfaatan media
pembelajaran.
38
Pada dasarnya, media pembelajaran mempermudah guru dalam penyampaian materi dan murid dalam memahami materi
tersebut. Oleh karenanya guru sebaiknya menggunakan media pembelajaran ketika mengajar, apa lagi pada sekolah ini setiap kelas
telah tersedia projyektor dan speaker. c Kegiatan Penutup
Sebelum menutup pembelajaran, guru menyimpulkan materi dengan melibatkan peserta didik. Guru juga memeriksa tugas yang
telah diberikan kepada peserta didik ketika proses pembelajaran. Tidak ada tugas yang harus diselesaikan oleh peserta didik di rumah,
guru hanya mengingatkan agar mereka rajin belajar dan menjaga kesehatan. Guru menyelesaikan pembelajaran sesuai dengan alokasi
waktu yang telah ditentukan.
39
Kurikulum Cambridge sangat menghargai waktu peserta didik dan menekankan proses, sehingga pada kurikulum Cambridge
tidak dianjurkan untuk memberikan Pekerjaan Rumah PR kepada peserta didik, sehingga mereka dapat bermain dan menghabiskan
waktu bersama keluarga. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat diketahui bahwa
pelaksanaan pembelajaran di MI Mumtaza cukup bagus. Hal ini diketahui dari suasana pembelajaran yang aktif, kondusif, kritis,
pelibatan peserta didik dan lain sebagainya. Meskipun demikian, guru masih kurang dalam penggunaan media pembelajaran, sehingga kegiatan
pembelajaran terasa sedikit monoton.
S
8
Hasil observasi pembelajaran pada mata pelajaran match kelas IV MI Mumtaza Pondok Cabe Rabu, 19 Oktober 2016 pukul 13.20 WIB
39
Hasil observasi pembelajaran pada mata pelajaran match kelas IV MI Mumtaza Pondok Cabe Rabu, 19 Oktober 2016 pukul 13.20 WIB
TU
3 Evaluasi Setelah melakukan perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran,
tahap selanjutnya yang tidak kalah penting adalah melaksanakan evaluasi. Pelaksanaan evaluasi pada kurikulum Cambridge dijabarkan
oleh Kuni Afifah Hasan bahwa evaluasi pembelajaran dilaksanakan seperti kurikulum nasional. Sedangkan ujian yang selenggarakan oleh
Cambridge hanya mata pelajaran bahasa inggris. Ujian ini persiapan, pelaksanaan dan penilaian sepenuhnya dilakukan oleh Mentari Books
Indoensia, sekolah hanya menyiapkan peserta didik dan tempat saja.
40
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa pelaksanaan ujian untuk mata pelajaran mathc dan science mengikuti
kurikulum nasional, seperti Ujian Tengah Semester UTS, Ujian Akhir Semester UAS, dan Ujian Nasional UN. Sedangkan mata pelajaran
english terdapat test dari Cambridge yang diselenggarakan Mentari. Hal ini dikarenakan sekolah tersebut menerapkan Cambridge English
Language Assesment CELA yang hanya memiliki satu subject, english. Test English yang dilaksanakan oleh Mentari Books Indonesia tersebut
hanya menilai kognitif peserta didik, sedangkan hasil afektif dan psikomotorik peserta didik tidak dapat diketahui.
Pada tahun 2016 MI Mumtaza telah mendapatkan sertifikat sebagai Preparation Centre dalam penyelenggaraan test english dari
Cambridge. Sertifikat tersebut diperoleh setelah sekolah pada beberapa tahun terakhir ini selalu mendaftarkan lebih dari 125 peserta didik setiap
tahunnya untuk mengikuti test tersebut.
41
Dengan diperolehnya sertifikat tersebut, maka lembaga pendidikan lain disekitar MI Mumtaza yang
belum menjadi preparation centre dapat mendaftarkan peserta didiknya untuk mengikuti test english melalui sekolah tersebut.
V
Kuni Afifah Hasan, M. HI, op. cit.
41
Khalimi, S.Pd, op. cit
WX