Implementasi Kurikulum Cambridge di MI Mumtaza

Evaluasi implementasi kurikulum Cambridge di sekolah ini hanya dilaksanakan oleh internal sekolah dan tidak ada evaluasi maupun pengawasan dari pihak Cambridge. 26 Padahal evaluasi kurikulum selain dilaksanakan oleh internal sekolah, seharusnya juga melibatkan pihak eksternal, seperti orang tua murid dan pihak Cambridge. Hal ini untuk memastikan bahwa pelaksanaan kurikulum sesuai dengan ketentuan dari Cambridge dan transparan. Oleh karena itu, evaluasi perlu dilaksanakan untuk mengetahui tingkat ketercapaian tujuan dan kinerja berbagai pihak. Sehingga hasil evaluasi dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi pimpinan untuk mengambil keputusan selanjutnya. b. Implementasi oleh Guru Implementasi kurikulum Cambridge oleh guru ini adalah kegiatan pembelajaran yang merupakan tempat untuk melaksanakan dan menguji kurikulum. Hal yang tidak kalah penting dalam proses pembelajaran adalah penataan kelas. Oleh karena itu, sebelum menjelaskan lebih jauh tentang implementasi kurikulum Cambridge oleh guru, maka terlebih dahulu dikemukakan gambaran umum penataan kelas di MI Mumtaza. Satu rombongan belajar di MI Mumtaza berjumlah 20-22 siswa. Setiap siswa memiliki satu meja belajar dan satu loker yang digunakan untuk menyimpan buku-buku dan alat tulis lainnya. Siswa tidak diperkenankan membawa pulang buku-buku tersebut. Meja belajar peserta didik dapat dipindahkan, sehingga posisi meja belajar peserta didik dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan guru. 27 Jumlah peserta didik yang ideal dalam satu rombongan belajar menjadikan suasana kelas kondusif dan guru dapat mengawasi peserta didik dengan mudah. Kebijakan meninggalkan buku-buku di sekolah diterapkan dengan asumsi bahwa peserta didik telah melaksanakan pembelajaran di kelas dengan baik dan ketika mereka pulang ke rumah adalah waktu bagi 26 Kuni Afifah Hasan, M. HI, op. cit. 27 Hasil observasi pembelajaran pada mata pelajaran match kelas IV MI Mumtaza Pondok Cabe Rabu, 19 Oktober 2016 pukul 13.20 WIB mereka untuk bermain dan istirahat. Meja belajar yang dapat berpindah- pindah menjadikan suasana sekolah tidak monoton. Pada setiap kelas terdapat satu lemari yang berisi alat dan media pembelajaran yang disediakan oleh sekolah, seperti lem, kertas HVS, kertas warna, gunting. 28 Fasilitas-fasilitas yang telah disediakan oleh sekolah tersebut mempermudah guru dalam melaksanakan pembelajaran, karena barang-barang yang diperlukan sudah tersedia di setiap ruang belajar. Secara umum terdapat tiga tahapan implementasi kurikulum oleh guru, yaitu perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. 1 Perencanaan Perencanaan pada tahap ini merupakan proses merencanakan kegiatan pembelajaran. Ardita Yulia Safitri menjelaskan bahwa setiap mata pelajaran pada kurikulum Cambridge memiliki Frame Work atau silabus yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran. Selain itu, teacher’s guide book atau buku pegangan guru yang diperoleh dari Mentari juga digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran. 29 Lebih lanjut Mustolihuddin menngungkapkan bahwa secara administrasi, persiapan pembelajaran pada kurikulum Cambridge adalah sama dengan kurikulum nasional, yaitu membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP yang dalam kurikulum Cambridge dinamakan dengan Lesson Plan. 30 Untuk diketahui, pada kurikulum nasional guru diwajibkan untuk menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP sebelum mengajar, karena RPP berfungsi sebagai pedoman bagi guru dalam proses kegiatan pembelajaran. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat diketahui bahwa perencanaan pada kurikulum Cambridge adalah identik dengan 28 Hasil observasi pembelajaran pada mata pelajaran english kelas III MI Mumtaza Pondok Cabe Senin, 14 November 2016 pukul 13.20 WIB 29 Hasil wawancara dengan Ardita Yulia Safitri, S.Pd Guru Bahasa Inggris MI Mumtaza Pondok Cabe Rabu, 21 September 2016, pukul 11.00 WIB 30 Hasil wawancara dengan Mustolihudin, S.Pd Guru Matematika MI Mumtaza Pondok Cabe Kamis, 13 Oktober 2016, pukul 10.00 WIB kurikulum nasional, yaitu membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP. Jadi, tidak ada perbedaan signifikan dalam merencanakan pembelajaran pada kurikulum Cambridge dengan kurikulum nasional. Perbedaan hanya terdapat pada pedoman penyusunan RPP saja, yang mana sudah disediakan pada frame work dan buku pegangan guru, sehingga guru dapat dengan mudah membuat RPP. Meskipun demikian, pada penyusunan RPP guru menemukan kesulitan dalam menentukan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar SK-KD. 31 Kesulitan tersebut dikarena guru harus menyesuaikannya dengan kurikulum nasional, sedangkan pada kurikulum Cambridge hanya terdapat learning outcomes yang setara dengan Standar Kompetensi pada kurikulum nasional. Contoh penyesuaian tersebut, Learning Outcomes yang terdapat pada buku pegangan guru kurikulum Cambridge adalah “Recognising and identifying animals based on their feeds”. Maka standar kompetensi yang dipilih adalah “menggolongkan hewan berdasarkan jenis makanannnya” dan kompetensi dasarnya “mengidentifikasi jenis-jenis makanan hewan” dan “menggolongkan hewan berdasarkan jenis makanannya”. 32 Menurut hemat peneliti, kesulitan yang dihadapi guru tersebut cukup beralasan, karena kurikulum Cambridge yang berasal dari luar negeri memiliki landasan filosofis yang berbeda dengan kurikulum nasional dalam menentukan tujuan suatu pembelajaran. MI Mumtaza sebagai sekolah nasional masih tetap harus mengikuti ujian layaknya sekolah lain di Indonesia, sehingga guru harus mengikuti SK-KD kurikulum nasional. 2 Pelaksanaan Pelaksanaan pembelajaran merupakan kegiatan inti dalam implementasi kurikulum. Pada tahap ini, semua perencanaan yang telah 31 Mustolihudin, S.Pd, op. cit. 32 Diperoleh dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam IPA kelas IV semester I L disiapkan oleh guru akan dilaksanakan dalam bentuk nyata. Proses pelaksanaan pembelajaran secara umum di dalam kelas dijelaskan oleh Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum sebagai berikut: “Proses pembelajaran kurikulum Cambridge hampir sama dengan kurikulum nasional, hanya saja pembelajaran mata pelajaran Cambridge menggunakan bahasa inggris sebagai bahasa pengantar . kelas I penggunaan bahasa inggris masih fifty fifty dengan bahasa Indonesia, karena masih banyak peserta didik yang belum bisa berbahasa inggris. Pada kelas II persentase penggunaan bahasa inggris 75 dan sisanya menggunakan bahasa Indonesia. Kelas III – VI sudah menggunakan full English sebagai bahasa pengantar”. 33 Untuk melihat secara langsung implementasi kurikulum Cambridge oleh guru, maka peneliti melakukan pengumpulan data dengan teknik observasi. Observasi dilakukan pada mata pelajaran match kelas 4, science kelas 4 dan english kelas 3. Terdapat tiga kegiatan pada proses pembelajaran, yaitu pembuka, inti dan penutup. a Kegiatan Pembuka Guru menanyakan kabar peserta didik dan memperhatikan kesiapan mereka dalam menerima materi pelajaran, serta guru meminta peserta didik untuk mengambil buku pelajaran di loker masing-masing. Lalu guru melakukan kegiatan apersepsi sebelum melakukan kegiatan inti pembelajaran. 34 Apersepsi dilakukan oleh guru dengan memberikan stimulus terhadap pengetahuan peserta didik dengan materi pembelajaran yang akan diberikan. Kegiatan pembuka pembelajaran seperti ini memang seharusnya dilakukan oleh guru sehingga peserta didik benar-benar siap untuk menerima materi pelajaran. b Kegiatan Inti Guru menyampaikan materi pembelajaran dan komunikasi dalam kelas tersebut menggunakan bahasa inggris, baik lisan 33 Kuni Afifah Hasan, M. HI, op. cit. 34 Hasil observasi pembelajaran pada mata pelajaran science kelas IV MI Mumtaza Pondok Cabe Rabu, 9 November 2016 pukul 11.00 WIB MN maupun tulis. 35 Penggunaan bahasa inggris ini sesuai dengan ketentuan penggunaan kurikulum Cambridge. Meskipun demikian, jika peserta didik menemukan kesulitan dalam beberapa kalimat bahasa inggris, maka guru akan menjelaskannya menggunakan bahasa Indonesia. Guru menguasai materi pembelajaran dan dapat mengaitkannya dengan pengetahuan yang relevan dan realitas kehidupan peserta didik, serta memberikan wawasan global kepada peserta didik sesuai dengan materi pembelajaran. Selain itu, pembelajaran juga dilaksanakan secara sistematis dan sesuai dengan tujuan atau indikator pencapaian kompetensi. 36 Penguasaan materi pembelajaran mutlak dimiliki seorang guru, sehingga ia bisa menyampaikan informasi secara utuh kepada peserta diidik. Selain itu, materi pembelajaran yang dihubungkan dengan realitas kehidupan peserta didik membuat mereka mudah memahami materi pembelajaran, karena mereka mengalami sendiri apa yang disampaikan oleh guru. Wawasan global yang disampaikan oleh guru dapat membuka pikiran peserta didik tentang dunia internasional. Selama kegiatan pembelajaran berlangsung, peserta didik terlihat antusias dan terlibat aktif dalam pembelajaran tersebut. 37 Hal ini sangat jelas terlihat, peserta didik selalu merespon dan kritis terhadap penjelasan guru, serta mereka tidak takut untuk untuk memberikan pendapat tentang persoalan yang diutarakan oleh guru. Pembelajaran yang kritis merupakan tujuan kurikulum Cambridge, yaitu untuk membentuk sikap kritis peserta didik melalui pemecahan masalah. O P Hasil observasi pembelajaran pada mata pelajaran english kelas III MI Mumtaza Pondok Cabe Senin, 14 November 2016 pukul 13.20 WIB O 6 Hasil observasi pembelajaran pada mata pelajaran science kelas IV MI Mumtaza Pondok Cabe Rabu, 9 November 2016 pukul 11.00 WIB 37 Hasil observasi pembelajaran pada mata pelajaran science kelas IV MI Mumtaza Pondok Cabe Rabu, 9 November 2016 pukul 11.00 WIB QR Meskipun guru dapat membangun antusiasme peserta didik dalam pembelajaran, namun masih kurang dalam pemanfaatan media pembelajaran. 38 Pada dasarnya, media pembelajaran mempermudah guru dalam penyampaian materi dan murid dalam memahami materi tersebut. Oleh karenanya guru sebaiknya menggunakan media pembelajaran ketika mengajar, apa lagi pada sekolah ini setiap kelas telah tersedia projyektor dan speaker. c Kegiatan Penutup Sebelum menutup pembelajaran, guru menyimpulkan materi dengan melibatkan peserta didik. Guru juga memeriksa tugas yang telah diberikan kepada peserta didik ketika proses pembelajaran. Tidak ada tugas yang harus diselesaikan oleh peserta didik di rumah, guru hanya mengingatkan agar mereka rajin belajar dan menjaga kesehatan. Guru menyelesaikan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang telah ditentukan. 39 Kurikulum Cambridge sangat menghargai waktu peserta didik dan menekankan proses, sehingga pada kurikulum Cambridge tidak dianjurkan untuk memberikan Pekerjaan Rumah PR kepada peserta didik, sehingga mereka dapat bermain dan menghabiskan waktu bersama keluarga. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat diketahui bahwa pelaksanaan pembelajaran di MI Mumtaza cukup bagus. Hal ini diketahui dari suasana pembelajaran yang aktif, kondusif, kritis, pelibatan peserta didik dan lain sebagainya. Meskipun demikian, guru masih kurang dalam penggunaan media pembelajaran, sehingga kegiatan pembelajaran terasa sedikit monoton. S 8 Hasil observasi pembelajaran pada mata pelajaran match kelas IV MI Mumtaza Pondok Cabe Rabu, 19 Oktober 2016 pukul 13.20 WIB 39 Hasil observasi pembelajaran pada mata pelajaran match kelas IV MI Mumtaza Pondok Cabe Rabu, 19 Oktober 2016 pukul 13.20 WIB TU 3 Evaluasi Setelah melakukan perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, tahap selanjutnya yang tidak kalah penting adalah melaksanakan evaluasi. Pelaksanaan evaluasi pada kurikulum Cambridge dijabarkan oleh Kuni Afifah Hasan bahwa evaluasi pembelajaran dilaksanakan seperti kurikulum nasional. Sedangkan ujian yang selenggarakan oleh Cambridge hanya mata pelajaran bahasa inggris. Ujian ini persiapan, pelaksanaan dan penilaian sepenuhnya dilakukan oleh Mentari Books Indoensia, sekolah hanya menyiapkan peserta didik dan tempat saja. 40 Berdasarkan penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa pelaksanaan ujian untuk mata pelajaran mathc dan science mengikuti kurikulum nasional, seperti Ujian Tengah Semester UTS, Ujian Akhir Semester UAS, dan Ujian Nasional UN. Sedangkan mata pelajaran english terdapat test dari Cambridge yang diselenggarakan Mentari. Hal ini dikarenakan sekolah tersebut menerapkan Cambridge English Language Assesment CELA yang hanya memiliki satu subject, english. Test English yang dilaksanakan oleh Mentari Books Indonesia tersebut hanya menilai kognitif peserta didik, sedangkan hasil afektif dan psikomotorik peserta didik tidak dapat diketahui. Pada tahun 2016 MI Mumtaza telah mendapatkan sertifikat sebagai Preparation Centre dalam penyelenggaraan test english dari Cambridge. Sertifikat tersebut diperoleh setelah sekolah pada beberapa tahun terakhir ini selalu mendaftarkan lebih dari 125 peserta didik setiap tahunnya untuk mengikuti test tersebut. 41 Dengan diperolehnya sertifikat tersebut, maka lembaga pendidikan lain disekitar MI Mumtaza yang belum menjadi preparation centre dapat mendaftarkan peserta didiknya untuk mengikuti test english melalui sekolah tersebut. V Kuni Afifah Hasan, M. HI, op. cit. 41 Khalimi, S.Pd, op. cit WX

3. Perbedaan Kurikulum Nasional dan Cambridge

Setelah mengetahui implementasi kurikulum Cambridge di MI Mumtaza, maka pada subbab ini dijelaskan perbedaannya dengan implementasi kurikulum nasional KTSP. Perbedaan keduanya ditampilkan dalam bentuk table berikut ini. Tabel 4.5 Perbedaan Kurikulum Nasional dan Cambridge No Aspek Kurikulum Nasional Cambridge 1 Perencanaan Pedoman Penyusunan RPP Silabus terdapat SK- KD Framework hanya terdapat SK Perumusan Tujuan Guru hanya menentukan indikator berdasarkan silabus Guru menentukan KD dan Indikator berdasarkan framework 2 Pelaksanaan Sumber Belajar - Buku siswa - Buku guru - Buku siswa - Buku guru - CD Metode - Ceramah - Problem Solving Media - Projektor - Projektor 3 Evaluasi Penyelenggara Sekolah Mentari Books Indonesia Aspek penilaian - Kognitif - Afektif - Psikomotorik - Kognitif Raport Hasil - Disampaikan dalam bentuk raport - Menggunakan angka - Menggunakan istilah - Disampaikan dalam bentuk sertifikat - Tidak menggunakan angka YZ lulus atau gagal - Tidak menggunakan lulus atau gagal Berdasarkan table di atas dapat diketahui bahwa perumusan kedua kurikulum diharuskan meyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP, meskipun dengan pedoman yang berbeda. Pada kurikulum nasional, terdapat silabus yang memuat Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar, sehingga ketika menyusun RPP, guru hanya perlu menentukan indikator. Sedangkan framework pada kurikulum Cambridge hanya memuat learning outcomes atau Standar Kompetensi pada kurikulum nasional, sehingga guru masih harus menentukan Kompetensi Dasar dan indikator ketika menyusun RPP. Pada aspek metode pembelajaran, kurikulum nasional guru masih banyak yang menggunakan metode ceramah, sedangkan pada kurikulum Cambridge, pembelajaran menggunakan metode problem solving pemecahan masalah. Evaluasi pembelajaran pada kurikulum nasional diselenggarakan sendiri oleh sekolah, sehingga bisa menilai aspek kognitif, afektif dan psikomotorik peserta didik, serta hasil evaluasi penilaian disampaikan dalam bentuk raport. Sedangkan pada kurikulum Cambridge, ujian diselenggarakan oleh pihak Cambridge melalui Mentari Books Indonesia, sekolah hanya menyediakan tempat. Aspek yang dinilai hanya kognitif peserta didik, serta laporan hasil ujian disampaikan dalam bentuk sertifikat dan tidak menggunakan istilah lulus atau gagal. Berdasarkan perbedaan kurikulum nasional dan Kurikulum Cambridge, maka dapat dianalisis implementasi kurikulum Cambridge di MI Mumtaza Pondok Cabe Pamulang Tangerang Selatan. Analisis ini berdasarkan teori pada bab III tentang komponen kurikulum, yaitu tujuan, isimateri, proses dan evaluasi. a. Tujuan Dalam kerangka dasar kurikulum, komponen tujuan mempunyai peranan yang sangat penting dan strategis, karena akan mengarahkan dan [ mempengaruhi komponen-komponen kurikulum lainnya. Sebagaimana diketahui bahwa hirarki tujuan kurikulum adalah tujuan nasional, tujuan institusional, tujuan kurikuler standar kompetensi dan tujuan instruksional kompetensi dasar. 1 Tujuan nasional; Peneliti menganggap tujuan kurikulum cambridge itu sendiri sebagaimana tujuan nasional. Tujuan kurikulum cambridge adalah mengembangkan pemahaman, pengetahuan dan keterampilan peserta didik yang merupakan inti dari pengalaman belajar. 42 2 Tujuan Institusional; tujuan ini adalah tujuan sekolah, yaitu Menjadi pusat pendidikan Islam unggulan yang mampu membentuk dan melahirkan pemimpin Islam masa depan yang beriman, bertakwa, kritis, kreatif, terampil dan berakhlakul karimah. 43 3 Tujuan kurikuler Standar Kompetensi; pada kurikulum cambridge terdapat framework yang memuat leraning outcomes. 44 4 Tujuan instruksional; pada kurikulum cambridge tidak terdapat tujuan kurikuler. Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat diketahui bahwa kurikulum cambridge tidak mengenal tujuan kurikuler dan tujuan instruksional yang pada kurikulum nasional disebut dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar SK-KD, tetapi ia hanya memiliki learning outcomes atau Standar Kompetensi saja. Setiap guru tentu diwajibkan membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP sebelum melaksanakan pembelajaran di kelas. Pada RPP tersebut terdapat tujuan, media pembelajaran, metode pembelajaran, langkah-langkah dan rencana evaluasi. Tujuan pembelajaran mengikuti SK-KD kurikulum nasional, jadi guru harus menyesuaikan tujuan pembelajaran pada kurikulum cambridge 42 Diperoleh dari website resmi kurikulum cambridge 43 Diperoleh dari Profil MI Mumtaza Islamic School Pondok Cabe Tahun Ajaran 2016- 2017 44 Hasil wawancara dengan Aan Fadia Annur, S.Pd Guru Science kelas VI MI Mumtaza Pondok Cabe pada hari Senin, 17 Oktober 2016, pukul 11.00 WIB \\ dengan SK-KD pada kurikulum nasional. 45 Hirarki tujuan seharusnya memiliki kesinambungan dari tujuan paling tinggi hingga tujuan paling bawah. Berdasarkan penjelasan di atas, terdapat ketidaksinambungan antara tujuan-tujuan tersebut. Sebagai tujuan paling tinggi, tujuan kurikulum cambridge seharusnya menjadi “payung” bagi tujuan-tujuan yang lain. Tetapi, tujuan pembelajaran pada mata pelajaran cambridge menggunakan SK-KD dari kurikulum nasional. Hal ini menunjukkan ketidaksinambungan atau terputusnya hirarki tujuan pada komponen tujuan kurikulum. b. IsiMateri Pihak Mentari sebagai perwakilan cambridge di Indonesia mengungkapkan bahwa terdapat dua jenis cambridge, yaitu Cambridge International Examination CIE dan Cambridge English Language Assesment CELA. CIE memiliki tiga subject utama, yaitu English, match dan science, sedangkan CELA hanya menawarkan satu subject, yaitu English, tetapi sekolah disilahkan jika ingin menggunakan subject lain. 46 MI Mumtaza menerapkan tiga mata pelajaran utama yang menggunakan kurikulum cambridge, yaitu English, match, science. 47 Pada hakikatnya MI Mumtaza menerapkan Cambridge English Language Assesment CELA yang hanya menawarkan mata pelajaran english. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat diketahui bahwa sekolah hanya hanya menggunakan buku cambridge saja, tanpa ada pemahaman tentang konsep kurikulum cambridge secara utuh. Padahal, kurikulum bukan hanya tentang buku pelajaran, tetapi banyak aspek yang perlu diketahui, seperti tujuan, struktur kurikulum dan lain sebagainya. c. ProsesMetode Proses pembelajaran kurikulum Cambridge menggunakan metode Problem solving, yaitu guru hanya menyampaikan materi pembelajaran ] Hasil wawancara dengan Ardita Yulia Safitri, S.Pd Guru Bahasa Inggris MI Mumtaza Pondok Cabe pada hari Rabu, 21 September 2016, pukul 11.00 WIB ] 6 Hasil Wawancara melalui telepon dengan Tri Atmoko Hadi Book Consultan Mentari pada hari Kamis, 13 Oktober 2016, pukul 19.00 WIB 47 Hasil wawancara dengan Kuni Afifah Hasan, M. HI Wakasek Bagian Kurikulum MI Mumtaza Pondok Cabe pada hari Rabu, 21 September 2016, pukul 09.00 WIB _ secara umum, lalu peserta didik diminta untuk belajar secara mandiri, lalu mereka juga diminta untuk memecahkan masalah baik yang disampaikan oleh guru maupun buku pegangan siswa. Dengan metode problem solving, peserta didik menjadi aktif, kretaif dan kritis terhadap permasalahan atau penjelasan yang disampaikan oleh guru, sehigga proses pembelajaran di dalam kelas antusias diikuti oleh peserta didik. d. Evaluasi Pengembangan kurikulum merupakan proses yang tidak berhenti dan evaluasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam proses tersebut. Evaluasi implementasi kurikulum cambridge di MI Mumtaza dilaksanakan pada akhir tahun pelajaran oleh kepala sekolah dan guru-guru. Tidak ada evaluasi maupun pengawasan dari Mentari. Evaluasi kurikulum selain dilaksanakan oleh internal sekolah, seharusnya juga dilaksanakan oleh pihak eksternal, dalam hal ini adalah Mentari. Hal ini untuk memastikan bahwa pelaksanaan kurikulum sesuai dengan ketentuan dari cambridge. Terkait dengan evaluasi pembelajaran, Mentari hanya melaksanakan Ujian English. Hal ini sesuai dengan jenis program cambridge yang diterapkan, yaitu Cambridge English Language Assesment CELA yang hanya memiliki satu subject, English. Hal ini berarti bahwa mata pelajaran lain yang diterapkan tidak terdapat evaluasi pembelajaran dari cambridge, sehingga mata pelajaran tersebut hanya diuji sesuai dengan kurikulum nasional, termasuk Ujian Nasional. Hasil test tersebut disampaikan kepada peserta didik dalam bentuk sertifikat dan tidak ada istilah lulus atau gagal. Meskipun demikian, pada sertifikat tersebut dicantumkan berapa banyak perisai bintang yang mereka terima untuk setiap bagian test speaking, reading, writing dan listening yang menunjukan tingkat kemampuan bahasa inggris mereka. Jumlah maksimal perisai bintang untuk bagian test adalah lima. ` Melalui sertifikat yang tidak mencantumkan lulus atau gagal dapat menjadikan peserta didik tetap percaya diri dan mereka dapat merayakan prestasi karena mereka merasa dihargai hasil belajarnya. Selain itu, hal tersebut dapat menjadi motivasi bagi peserta didik untuk meningkatkan kemampuan bahasa inggris mereka.