kurikulum menunjukkan adanya kegiatan pembelajaran, yaitu upaya guru untuk membelajarkan peserta didik baik di sekolah melalui
kegiatan tatap muka, maupun di luar sekolah melalui kegiatan terstruktur dan mandiri. Dalam konteks inilah, guru dituntut untuk
menggunakan berbagai strategi pembelajaran, metode mengajar, media pembelajaran, dan sumber-sumber belajar.
23
Untuk lebih memahami tentang komponen proses ini, penulis memandang perlu untuk mengutip pendapat para ahli tentang
pengertian strategi dan metode sebab kedua definisi dan istilah tersebut sering dipertukarkan. Menurut JR. David, yang dikutip oleh Sholeh
Hidayat, strategi diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu.
24
Sedangkan Metode adalah cara yang digunakan guru untuk menyampaikan isi kurikulum atau materi pelajaran sesuai dengan
tujuan kurikulum.
25
Ada beberapa strategi pembelajaran yang dapat digunakan guru dalam menyampaikan isi kurikulum, yaitu :
1 Strategi ekspositori klasikal, yaitu guru lebih banyak
menjelaskan materi sebelumnya yang telah diolah sendiri, sementara peserta didik lebih banyak menerima
2 Strategi heuristik discovery dan inquiry 3 Strategi pembelajaran kelompok kecil; kerja kelompok dan
diskusi kemlompok 4 Strategi pembelajaran individual.
26
Istilah lain yang sering dipertukarkan adalah pendekatan approach, pengertian pendekatan berbeda dengan strategi maupun
metode. Pendekatan diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang terhadap proses pembelajaran.
27
Sholeh Hidayat mengutip pendapat Roy Killer yang mengemukakan bahwa ada dua pendekatan dalam
23
Ibid,. h. 92.
24
Hidayat, op.cit,. h. 64.
25
Arifin, loc. cit.
26
Ibid.
27
Hidayat, op.cit,. h. 65.
pembelajaran, yaitu 1 pendekatan yang berpusat pada guru dan 2 pendekatan yang berpusat pada siswa.
28
Dua pendekatan menurut Ror Killer di atas merupakan jenis pendekatan secara umum. Pada hakikatnya, pendekatan sangat
bergantung pada guru berdasarkan strategi yang digunakan dan tujuan yang ingin dicapai.
d. Komponen Evaluasi
Pengembangan kurikulum merupakan proses yang tidak berhenti. Evaluasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam
proses tersebut. Melalui evaluasi dapat ditentukan tingkat ketercapaian kurikulum, sehingga bisa dijadikan bahan pertimbangan apakah suatu
kurikulum perlu dipertahankan atau tidak, dan bagian-bagian yang perlu disempurnakan.
Komponen-komponen kurikulum yang dievaluasi juga sangat sangat luas. Nana Syaodih berpendapat bahwa evaluasi kurikulum
bukan hanya mengevaluasi hasil belajar siswa dan proses pembelajarannya, tetapi juga desain dan implementasi kurikulum,
kemampuan dan unjuk kerja guru, kemampuan dan kemajuan siswa, sarana prasarana dan sumber belajar.
29
Dalam konteks kurikulum, evaluasi dapat berfungsi untuk mengetahui apakah tujuan yang telah ditetapkan telah tercapai atau
belum, atau evaluasi digunakan sebagai umpan balik dalam perbaikan strategi yang ditetapkan. Kedua fungsi tersebut menurut Scriven seperti
yang dikutip oleh Wina Sanjaya dan Dian Andayani adalah evaluasi sebagai fungsi formatif dan sebagai fungsi sumatif.
30
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat diketahui bahwa komponen evaluasi memiliki peran strategis untuk mengetahui
efektivitas komponen lainnya. Hasil evaluasi dapat dijadikan pedoman dalam mengambil suatu keputusan tentang kurikulum.
28
Ibid.
29
Sukmadinata, op. cit., h. 173.
30
Ruhimat, op. cit., h. 56.
5. Implementasi Kurikulum
a.
Pengertian
Implementasi kurikulum adalah suatu penerapan konsep, ide, program, atau tatanan berbagai aktivitas baru, sehingga terjadi perubahan
pada sekelompok orang yang diharapkan berubah.
31
Dengan demikian, implementasi kurikulum merupakan penerapan atau pelaksanaan program
kurikulum yang telah disusun dan senantiasa dilakukan penyesuaian terhadap situasi lapangan dan karakteristik peserta didik, baik
perkembangan intelektual, emosional, serta fisiknya. Rusman mengutip pendapat Saylor dkk tentang implementasi
kurikulum, yaitu “instruction is thus the implementation of the curriculum plan, usually, but not necessarily, involving teaching in the sense of
student teacher interaction in an educational setting”.
32
Pengertian ini memberikan pemahaman bahwa kurikulum dalam dimensi kegiatan adalah
sebagai manifestasi dari upaya untuk mewujudkan kurikulum yang masih bersifat dokumen tertulis menjadi aktual dalam serangkaian aktivitas
pembelajaran. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi implementasi kurikulum,
yaitu sebagai berikut: 1 Karakteristik kurikulum, yang mencakup ruang lingkup bahan ajar,
tujuan, fungsi, sifat, dan sebagainya. 2 Strategi implementasi, yaitu strategi yang digunakan dalam
implementasi kurikulum, seperti diskusi profesi, seminar, penataran, lokakarya penyediaan buku kurikulum, dan berbagai
kegiatan lain yang dapat mendorong penggunaan kurikulum di lapangan.
3 Karakteristik pengguna kurikulum, yang meliputi pengetahuan, keterampilan, serta nilai dan sikap guru terhadap kurikulum dalam
pembelajaran.
33
31
Hamalik, op. cit., h. 237.
32
Rusman, Manajemen Kurikulum, Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2009, h. 74.
33
Hamalik, op. cit., h. 239.