menunjukan tingkat kemampuan bahasa inggris mereka. Jumlah maksimal perisai bintang untuk bagian test adalah lima.
16
Melalui sertifikat yang tidak mencantumkan lulus atau gagal dapat menjadikan peserta didik tetap percaya diri dan mereka dapat merayakan
prestasi karena mereka merasa dihargai hasil belajarnya. Selain itu, hal tersebut dapat menjadi motivasi bagi peserta didik untuk meningkatkan kemampuan
bahasa inggris mereka.
2. Implementasi Kurikulum Cambridge di MI Mumtaza
Implementasi di tingkat satuan pendidikan merupakan kegiatan inti pada implementasi kurikulum, karena di sinilah kurikulum tersebut akan diuji. Oleh
karena itu, diperlukan strategi implementasi yang efektif dan efisien, terutama dalam mengoptimalkan kualitas pembelajaran, Karena bagaimana pun baiknya
sebuah kurikulum, efektivitasnya sangat ditentukan oleh implementasi di sekolah, baik oleh satuan pendidikan maupun oleh guru.
Implementasi kurikulum Cambridge ini dibagi menjadi dua, yaitu implementasi oleh satuan pendidikan dan implementasi oleh guru. Kedua
bagian tersebut dijelaskan sebagai berikut: a. Implementasi oleh Satuan Pendidikan
Kuni Afifah Hasan mengungkapkan bahwa MI Mumtaza menerapkan tiga kurikulum, yaitu Kurikulum Nasional, Kurikulum Kementerian Agama
dan Kurikulum Cambridge.
17
Ketiga kurikulum tersebut diterapkan berdasarkan mata pelajaran. Mata pelajaran pada Kurikulum Nasional
adalah 1 Ilmu Pengetahuan Sosial IPS, 2 Bahasa Indonesia dan 3 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan PKn, 4 Seni Budaya dan
Prakarya dan 5 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Keterampilan. Pada Kurikulum Kementerian Agama adalah 1 Pendidikan Agama
Islam PAI, 2 Akidah Akhlak, 3 Qur’an Hadits, 4 Fiqih, 5 Sejarah Kebudayaan Islam dan 6 Bahasa Arab. Sedangkan pada kurikulum
16
Tri Atmoko Hadi, op. cit.
17
Kuni Afifah Hasan, M. HI, op. cit.
Cambridge adalah 1 English, 2 Match dan 3 Science. Pembagian mata pelajaran pada kurikulum tersebut ditampilkan dalam bentuk table berikut:
Tabel 4.4 Mata Pelajaran pada Kurikulum di MI Mumtaza
No Kurikulum
Mata Pelajaran Durasi
Minggu
1 Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan
Ilmu Pengetahuan Sosial IPS 2
Bahasa Indonesia 5
Pendidikan Pancasila
dan Kewarganegaraan PKn
2 Seni Budaya dan Prakarya
2 Pendidikan Jasmani, Olahraga,
dan Keterampilan 2
2 Kementerian Agama
Pendidikan Agama Islam PAI 6
Akidah Akhlak 2
Qur’an Hadits 2
Fiqih 2
Sejarah Kebudayaan Islam 2
Bahasa Arab 2
3 Cambridge
English 6
Match 6
Science 6
Kepala Sekolah menjelaskan proses awal penerapan kurikulum Cambridge adalah setelah memutuskan untuk menerapkan kurikulum
Cambridge, sekolah menggunakan jasa konsultan pendidikan dari Mentari Books Indonesia. Tidak ada standar khusus yang diterapkan oleh pihak
Cambridge kepada sekolah, serta sekolah tidak membayar fee apapun kepada pihak Cambridge.
18
Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat diketahui
18
Khalimi, S.Pd, op. cit.
bahwa MI Mumtaza menerapkan Cambridge English Language Assesment CELA. Hal ini dapat diketahui dari tidak adanya kewajiban bagi sekolah
untuk membayar fee kepada pihak Cambridge. Lebih lanjut, Kuni Afifah mengatakan bahwa kurikulum Cambridge
diterapkan pada tiga mata pelajaran utama, yaitu match, science dan english.
19
Sebagaimana diketahui, CELA hanya memiliki satu subject, yaitu english, tetapi sekolah ini menerapkan kurikulum Cambridge pada
mata pelajaran juga. Meskipun demikian, hal ini diperbolehkan dengan syarat menggunakan buku dari Cambridge.
Dalam implementasi kurikulum terdapat tiga tahapan yang dilakukan, yaitu perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Ketiga tahapan tersebut
dijelaskan sebagai berikut: 1 Perencanaan
Kepemimpinan kepala sekolah memainkan peran strategis dalam proses pengembangan kurikulum, sebab tanpa kepemimpinan yang komit
pada implementasi kurikulum dapat menyebabkan tujuan pendidikan bisa tidak terarah, perencanaan pembelajaran tidak terlaksana dengan tuntas
dan kurikulum tidak diimplementasikan sebagaimana seharusnya. Pada tahapan perencanaan ini terdapat tiga kegiatan yang dilakukan
oleh kepala sekolah, yaitu 1 Musyawarah, 2 Pembagian Tugas dan 3 Pelatihan. Kepala Sekolah menjelaskan bahwa musyawarah dilaksanakan
ada awal tahun ajaran baru dengan melibatkan seluruh guru dan bidang kurikulum, serta orang tua murid. Musyawarah tersebut membahas
program tahunan serta pemetaan SK-KD untuk setiap semester.
20
Perencanaan pada awal tahun ajaran baru memang semestinya dilaksanakan, sehingga program-program kurikulum selama satu tahun
telah disiapkan dengan matang. Musyawarah yang melibatkan orang tua murid diperlukan agar mereka memahami beban belajar anak-anak dan
mereka dapat membantu guru dalam mendidik putra-putri mereka.
19
Kuni Afifah Hasan, M. HI, op. cit.
20
Khalimi, S.Pd, op. cit.
Selain melakukan musyawarah pada awal tahun, MI Mumtaza juga aktif mengikuti pelatihan yang diselenggarakan oleh Mentari Books
Indonesia. Wakil Kepala Sekolah Bidang HRD mengungkapkan bahwa seluruh guru mata pelajaran Cambridge sudah pernah mengikuti Training
Subject dari Cambridge, bahkan Kepala Sekolah juga telah mengikuti pelatihan melalui kegiatan Leaders Ghathering dari Cambridge.
21
Melalui pelatihan tersebut diharapkan tenaga pendidik dapat meningkatkan
kompetensi mereka, sehingga kurikulum dapat diimplementasi dengan baik dan tujuan sekolah dapat tercapai.
Kepala sekolah sebagai pemimpin tertinggi di satuan pendidikannya pada tahap perencanaan melakukan pembagian tugas kepada jajarannya
sesuai dengan keahlian masing-masing individu. Hal ini disampaikan oleh Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum, semua warga sekolah
terlibat dalam setiap kegiatan sekolah, begitupun dengan implementasi kurikulum Cambridge. Sedangkan secara struktur organisasi, pihak yang
terlibat adalah kepala sekolah, wakasek bidang kurikulum, wakasek bidang kesiswaan, wakasek bidang HRD dan guru. Meskipun demikian,
kewenangan implementasi kurikulum diberikan kepada Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum, yang bertugas merencanakan program
pembelajaran, memastikan pelaksanaan sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan serta melakukan pengawasan.
22
Penempatan seseorang pada suatu bidang sesuai dengan keahliannya menunjukkan seorang
pemimpin telah mampu melaksanakan sebidang tahap perencanaan.
2 Pelaksanaan Setelah melakukan perencanaan, tahapan selanjutnya tahap
selanjutnya adalah pelaksanaan. Kepala Sekolah menjelaskan bahwa pada tahap pelaksanaan ini, ia melakukan pengawasan terhadap kinerja guru
serta melakukan pengarahan baik secara langsung maupun tidak
21
Aan Fadia Annur, S.Pd, op. cit.
22
Kuni Afifah Hasan, M. HI, op. cit.
langsung. Pengarahan secara langsung adalah arahan yang disampaikan langsung kepada guru, sedangkan pengarahan tidak langsung seperti
mengutus guru-guru untuk mengikuti pelatihan-pelatihan”.
23
Sistem pengawasan yang diterapkan oleh kepala sekolah dengan Pengawasan Kinerja Guru PKG yang dilaksanakan oleh Wakil Kepala
Sekolah Bidang HRD, yaitu dokumen tertulis tentang kinerja guru, baik kehadiran maupun kegiatan pembelajaran.
24
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat diketahui bahwa kepala sekolah cukup aktif melakukan
pengawasan terhadap kinerja guru yang memegang peranan penting dalam implementasi kurikulum.
3 Evaluasi Pengembangan kurikulum merupakan proses yang tidak berhenti
dan evaluasi merupakan bidang yang tidak terpisahkan dalam proses tersebut. Kepala Sekolah menjelaskan bahwa evaluasi kurikulum
dilaksanakan pada akhir tahun ajaran. Kegiatan tersebut membahas analisis irisan atau tingkat signifikansi perbedaan antara kurikulum
Cambridge dan kurikulum nasional, sehingga dapat diketahui mana yang telah tercapai dan belum atau mana yang tidak perlu diajarkan lagi pada
tahun berikutnya. Selain itu, kinerja tenaga pendidik dan tenaga kependidikan juga dievaluasi.
25
Kegiatan evaluasi yang dilaksanakan di sekolah ini eutin dilaksanakan setiap akhir tahun dan hasil evaluasi tentang analisis irisan
perbedaan kurikulum Cambridge dan kurikulum nasional dapat dijadikan pertimbangan dalam menentukan beban kurikulum Cambridge pada
tahun berikutnya. Selain itu, kinerja guru dievaluasi berdasarkan laporan Pengawasan Kinerja Guru PKG yang rutin dilaporkan oleh Wakil
Kepala Sekolah setiap bulannya.
23
Khalimi, S.Pd, op. cit.
24
Ibid.
25
Ibid.
Evaluasi implementasi kurikulum Cambridge di sekolah ini hanya dilaksanakan oleh internal sekolah dan tidak ada evaluasi maupun
pengawasan dari pihak Cambridge.
26
Padahal evaluasi kurikulum selain dilaksanakan oleh internal sekolah, seharusnya juga melibatkan pihak
eksternal, seperti orang tua murid dan pihak Cambridge. Hal ini untuk memastikan bahwa pelaksanaan kurikulum sesuai dengan ketentuan dari
Cambridge dan transparan. Oleh karena itu, evaluasi perlu dilaksanakan untuk mengetahui tingkat ketercapaian tujuan dan kinerja berbagai pihak.
Sehingga hasil evaluasi dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi pimpinan untuk mengambil keputusan selanjutnya.
b. Implementasi oleh Guru Implementasi kurikulum Cambridge oleh guru ini adalah kegiatan
pembelajaran yang merupakan tempat untuk melaksanakan dan menguji kurikulum. Hal yang tidak kalah penting dalam proses pembelajaran adalah
penataan kelas. Oleh karena itu, sebelum menjelaskan lebih jauh tentang implementasi kurikulum Cambridge oleh guru, maka terlebih dahulu
dikemukakan gambaran umum penataan kelas di MI Mumtaza. Satu rombongan belajar di MI Mumtaza berjumlah 20-22 siswa.
Setiap siswa memiliki satu meja belajar dan satu loker yang digunakan untuk menyimpan buku-buku dan alat tulis lainnya. Siswa tidak
diperkenankan membawa pulang buku-buku tersebut. Meja belajar peserta didik dapat dipindahkan, sehingga posisi meja belajar peserta didik dapat
disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan guru.
27
Jumlah peserta didik yang ideal dalam satu rombongan belajar menjadikan suasana kelas kondusif dan guru dapat mengawasi peserta didik
dengan mudah. Kebijakan meninggalkan buku-buku di sekolah diterapkan dengan asumsi bahwa peserta didik telah melaksanakan pembelajaran di
kelas dengan baik dan ketika mereka pulang ke rumah adalah waktu bagi
26
Kuni Afifah Hasan, M. HI, op. cit.
27
Hasil observasi pembelajaran pada mata pelajaran match kelas IV MI Mumtaza Pondok Cabe Rabu, 19 Oktober 2016 pukul 13.20 WIB