a Tujuan hendaknya mengandung unsur proses dan produk
b Tujuan harus bersifat spesifik dan dinyatakan dalam bentuk perilaku nyata
c Mengandung pengalaman belajar yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang dimaksud
d Pencapaian tujuan kadang kala membutuhkan waktu yang relatif lama
e Harus realistis dan dapat dimaknai sebagai kegiatan belajar atau pengalaman belajar tertentu
f Harus komprehensif, artinya mencakup segala tujuan yang ingin dicapai sekolah.
47
Penyusunan tujuan pembelajaran bukanlah pekerjaan yang mudah, tetapi membutuhkan konsentrasi yang serius, karena
harus disesuaikan dengan kebutuhan anak dan masyarakat, serta ilmu pengetahuan.
Setelah menyusun tujuan pembelajaran, selanjutnya adalah memilih sumber bahan pembelajaran. Rusman mengutip
pandangan Ansyari yang menyatakan bahwa bahan pelajaran mencakup tiga komponen, yaitu ilmu pengetahuan, proses dan
nilai-nilai.
48
Dalam hal ini, tiga komponen tersebut dapat dirinci sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai sekolah.
Kegiatan perencanaan ini selanjutnya akan dituangkan dalam bentuk tertulis yang dikenal dengan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran RPP. RPP merupakan suatu perkiraan atau proyeksi guru mengenai seluruh kegiatan yang
akan dilakukan,
terutama dalam
kaitannya dengan
pembentukan kompetensi
dan pencapaian
tujuan pembelajaran.
49
Jadi, guru diharapkan memiliki kemampuan menyusun RPP, karena hal ini merupakan muara dari segala
pemahaman guru tentang pengetahuan teori, keterampilan
47
Rusman, op. cit., h. 333.
48
Ibid.
49
Mulyasa, Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah, Jakarta: Bumi Aksara, 2009, cet. III, h. 155.
dasar, dan pemahaman yang mendalam tentang objek belajar dan situasi pembelajaran.
2 Pelaksanaan Melaksanakan kurikulum merupakan kegiatan inti dari
proses implementasi. Pelaksanaan kurikulum tidak akan bermakna jika tidak direncanakan. Melaksanakan yang
dimaksud di sini adalah proses pembelajaran di kelas. Pada proses pelaksanaan ini terdapat tiga langkah yang
harus ditempuh, yaitu tahap permulaan, tahap pembelajaran, dan tahap penilaian serta tindak lanjut.
50
Tahap permulaan merupakan langkah awal untuk mengondisikan peserta didik
agar dapat mengikuti pelajaran secara kondusif. Tahap pembelajaran
merupakan tahapan
inti, dimana
guru menyampaikan pelajaran yang telah disiapkan sebelumnya.
Kegiatan terakhir adalah penilaian dan tindak lanjut dari proses pelaksanaan pembelajaran.
Proses pelaksanaan ini pada dasarnya merupakan kegiatan menciptakan sistem pembelajaran sesuai perencanaan
sebelumnya. Jadi, guru seyogyanya melaksanakan sesuai perencanaan, baik sumber belajar, media, serta metode
pembelajaran. Oleh karena itu, proses pembelajaran bukanlah kegiatan mudah, tetapi guru harus memiliki keterampilan yang
memadai, seperti kemampuan membuka pembelajaran, menjelaskan,
memberi ide,
mendemonstrasikan, mendefinisikan,
membandingkan, memotivasi,
mendisiplinkan, membagi waktu, serta bertanya. 3 EvaluasiPenilaian
Menurut Oemar Hamalik, tahap evaluasi implementasi kurkulum adalah untuk melihat dua hal, yaitu proses
50
Rusman, op. cit., h. 335.
pelaksanaan yang sedang berjalan sebagai fungsi kontrol, dan untuk melihat hasil akhir yang telah dicapai.
51
Pada dasarnya,
kegiatan evaluasi
ini adalah
melaksanakan proses
penilaian dengan
menggunakan instrumen yang telah dikembangkan pada waktu perencanaan,
lalu memberikan tindak lanjut perbaikan proses serta masukan perbaikan kurikulum.
Kegiatan evaluasi
memiliki beberapa
manfaat, diantaranya sebagaimana yang disampaikan oleh Kunandar,
yaitu sebagai berikut: a Untuk memberikan umpan balik bagi peserta didik
b Untuk memantau kemajuan dan mendiagnosis kesulitan belajar yang dialami peserta didik
c Untuk umpan balik bagi guru dalam memperbaiki metode, pendekatan, kegiatan, dan sumber belajar
yang digunakan d Untuk memberikan informasi kepada orang tua dan
komite sekolah tentang efektivitas pendidikan.
52
Jadi, pada tahap ini guru melakukan penilaian dengan maksud untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan sehingga
diharapkan dapat ditindaklanjuti menuju perbaikan di masa akan datang.
Tugas seorang guru sangatlah berat dan rumit karena menyangkut masa depan suatu generasi manusia. Sebagai
seorang pelaksana kurikulum saja, guru dituntut untuk mampu melaksanakan
aktivitasnya mulai
dari merencanakan,
melaksanakan, dan menilai kurikulum tersebut. Oleh karena itu, guru harus mampu mengaktualisasikan dirinya dengan seoptimal
mungkin.
51
Hamalik, op. cit., h. 250.
52
Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP dan Sukses dalam Sertifikasi Guru, Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2007, h. 389-390.
B. Kurikulum Cambridge
Kurikulum Cambridge merupakan kurikulum yang diadaptasi dari Universitas Cambridge, Inggris. Organisasi yang menaungi pelaksanaan
kurikulum Cambridge adalah Cambridge International Examination CIE. CIE adalah bagian dari The Cambridge Assessment Group, yaitu organisasi
nirlaba di bawah Universitas Cambridge. Kurikulum ini mengembangkan pemahaman, pengetahuan dan keterampilan peserta didik yang merupakan inti
dari pengalaman belajar.
53
Dalam kurikulum tersebut, hal yang penting adalah proses, karena proses mencerminkan bagaimana pikiran siswa bekerja.
Misi dari Cambridge
International Examination adalah untuk
memberikan pendidikan yang unggul dalam kelas dunia melalui penyediaan kurikulum, penilaian dan jasa. Mereka berkomitmen untuk memperluas akses
pendidikan yang berkualitas tinggi kepada peserta didik di seluruh dunia.
54
Kurikulum Cambridge menawarkan empat tingkatan program pendidikan. Kualifikasi program tersebut berdasarkan usia peserta didik. Tingkatan
program pendidikan Cambridge dapat dilihat pada bagan berikut ini:
55
53
“Cambridge International Examination”, www.cie.org.uk, diunduh Sabtu, 23 Mei 2015, pukul 12.30 WIB.
54
“Cambridge International Examination”, www.cie.org.uk, diunduh Sabtu, 23 Mei 2015, pukul 12.43 WIB.
55
Palmer Di, Reach Sherry, The Cambridge International Continuum, Cambridge: Cambridge Press, 2008, h. 3.
Bagan 2.2 Level Kurikulum Cambridge
Berdasarkan bagan di atas, dapat diketahui beberapa hal sebagai berikut:
1. Cambridge primary atau juga dikenal dengan Cambridge International Primary Programme merupakan program untuk anak usia 5-11 tahun. Pada
tahapan ini terdapat tiga mata pelajaran yang diajarkan, yaitu bahasa inggris, matematika, dan sains. Pada akhir program dilaksanakan tes
prestasi untuk mengetahui kemajuan siswa. 2. Cambridge secondary 1 atau Cambridge Lower Secondary Programme
merupakan program pendidikan untuk anak usia 11-14 tahun. Tingkatan ini memiliki pola yang sama dengan program sebelumnya, tetapi pembelajaran
pada tingkatan ini lebih mendalam. Pada akhir program dilakukan tes yang dikenal dengan sebutan Cambridge Chekpoint sebagai evaluasi guru
terhadap kemajuan siswa, serta mendiagnosa kekuatan dan kelemahan siswa dan juga menilai kesiapan mereka untuk memasuki kualifikasi
program selanjutnya. 3. Cambridge secondary 2 atau Cambridge IGCSE
merupakan program untuk peserta didik yang berusia 14-16 tahun. Pada tingkatan ini sekolah
dapat memilih lebih dari tujuh puluh mata pelajaran sesuai dengan
kebutuhan masing-masing sekolah. Program ini akan menghasilkan peserta didik yang terbaik dan mengembangkan kesuksesan mereka melalui
pembelajaran dan pelatihan. 4. Cambridge advance merupakan program untuk anak usia 16-18 tahun.
Program ini menawarkan pembelajaran yang fleksibel kepada siswa untuk mempersiapkan mereka memasuki perguruan tinggi. Program ini juga
merupakan salah satu program yang paling dihormati di seluruh dunia, karena lulusannya dianggap memiliki kemampuan akademik untuk
melanjutkan studi ke perguruan tinggi di seluruh dunia. CIE bekerjasama dengan penerbit untuk menyediakan bahan
pembelajaran baik cetak maupun elektronik dan memberikan pelatihan kepada guru.
56
Pelatihan tersebut dapat dilaksanakan dengan tatap muka dan online. Guru dapat memilih pelatihan sesuai dengan tingkatan dan jadwal sekolah.
Selain itu, pelatihan ini menawarkan pelatihan profesional guru untuk meningkatkan keterampilan mereka dalam pembelajaran.
Selain itu, sekolah yang yang telah terdaftar pada CIE dapat mengakses situs utama Cambridge secara gratis dan tidak terbatas.
57
Pada situs tersebut terdapat administrasi kurikulum dan sumber belajar, termasuk skema kerja
setiap bagian kurikulum. Informasi dan pelatihan online juga tersedia di situs tersebut.
Selanjutnya, karena pengembangan kurikulum Cambridge pada siswa tidak bisa dilakukan secara instant, sikap mental kurikulum Cambridge
membutuhkan sentuhan nyata real touch untuk mengasah kemampuan siswa. Penerapan kurikulum Cambridge pada siswa juga sesuai dengan
tujuan pengembangan kurikulum. Pada saat kurikulum Cambridge sudah benar-benar menyatu dengan pola pikir siswa
maka proses belajar mengajar menggunakan kurikulum ini akan berjalan dengan baik. Dengan
adanya penerapan kurikulum Cambridge, pihak sekolah termasuk siswa harus turut mendukung dan melaksanakan kurikulum tersebut dengan baik.
56
Ibid., h. 5.
57
Ibid.
C. Perbandingan Kurikulum Nasional dan Cambridge 1. Kurikulum Nasional
Kurikulum Nasional Indonesia saat ini masih menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP setelah Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan memutuskan tetap menggunakan kurikulum tersebut. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah kurikulum
operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan.
58
UU Sisdiknas tahun 2003 mewajibkan kepada seluruh sekolah di Indonesia untuk menggunakan kurikulum yang ditentukan oleh
pemerintah pusat, meskipun demikian setiap satuan pendidikan diberi wewenang untuk mengembangkan kurikulum tersebut sesuai dengan
kebutuhan masing-masing, tentu dengan memperhatikan aturan-aturan yang telah ditentukan.
Kurikulum nasional ini diterapkan dengan tujuan sebagai berikut: a.
Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam mengembangkan dan mengelola kurikulum
b. Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat terhadap
kurikulum melalui pengambilan keputusan bersama c.
Meningkatkan kompetisi yang sehat antar satuan pendidikan tentang kualitas pendidikan yang akan dicapai.
59
Kurikulum nasional memiliki tingkat pendidikan dari Sekolah Dasar SD sederajat, Sekolah Menengah Pertama SMP sederajat dan
Sekolah Menengah Atas SMA sederajat. Struktur dan muatan KTSP pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah yang tertuang dalam Standar Isi meliputi lima kelompok mata pelajaran, yaitu sebagai berikut:
a. Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia b. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian
c. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi
58
Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, BAB I pasal 1 ayat 15.
59
Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011, cet. VIII, h. 22.
d. Kelompok mata pelajaran estetika e. Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan.
60
Pada tingkat SDMI, kurikulum ini memuat 8 mata pelajaran, serta muatan lokal dan pengembangan diri. Delapan mata pelajaran
tersebut adalah Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS, Seni Budaya dan
Keterampilan, dan Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan.
61
Kurikulum nasional pada aspek evaluasi atau penilian, soal dan penskoran semuanya diserahkan kepada sekolah dengan standar-standar
yang sudah ada. Pelaksanaan ujian bisa mencapai empat kali dengan rincian ujian tengah semester dua kali dan ujian akhir semester dua kali
dalam satu tahun. Selain itu, bentuk soal pada kurikulum ini masih banyak menggunakan soal pilihan ganda.
2. Kurikulum Cambridge
Kurikulum Cambridge sebagai kurikulum yang diadaptasi dari luar negeri
merupakan kurikulum yang diterapkan oleh satuan pendidikan untuk melengkapi kurikulum nasional. Kurikulum adaptif
dari luar negeri ini memberikan dampak positif pada proses pembelajaran di sekolah. Sekolah yang menerapkan kurikulum ini adalah sekolah
yang pada umumnya menerapkan kebijakan bilingual. Kurikulum Cambridge menekankan pada logika berpikir dari
pada sekedar menghafal dan hitungan. Kurikulum ini membantu siswa untuk berpikir kritis dan lebih memperdalam belajarnya tetapi
tidak menyulitkan siswa walaupun menggunakan bahasa asing. Tujuan penerapan kurikulum Cambridge adalah sebagai berikut:
a. Untuk memberikan pendidikan yang unggul dalam kelas dunia
melalui penyediaan kurikulum, penilaian dan jasa.
60
Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, BAB III pasal 6 ayat 1
61
Zaenal Arifin, op.cit., h. 52.
+
b. Berkomitmen untuk memperluas akses pendidikan yang berkualitas
tinggi kepada peserta didik di seluruh dunia.
62
Kurikulum Cambridge
dibagi kepada
empat tingkatan
berdasarkan usia, yaitu Cambridge primary untuk usia 5-11 tahun, Cambridge secondary 1 untuk usia 11-14 tahun, Cambridge secondary 2
untuk usia 14-16 tahun, dan Cambridge advance untuk usia 16- 19 tahun.
63
Pada aspek isi kurikulum, Cambridge menyediakan 70 mata pelajaran, yang bisa dipilih oleh sekolah yang menerapkannya sesuai
dengan kebutuhan masing-masing. Meskipun demikian, pada tingkat Cambridge primary atau tingkat dasar, hanya terdapat tiga mata
pelajaran, yaitu bahasa inggris, matematika dan sains. Pada aspek evaluasi atau penilaian, kurikulum Cambridge
menerapkan ujian progressi pada akhir tahun pelajaran. Ujian progressi ini untuk soal dan penskoran ditangani langsung oleh
Cambridge International Examination
CIE yang berpusat di Inggris, sehingga dalam hal ini sekolah hanya sebagai penyelenggara
ujian saja. Selain itu, dalam pelaksanaannya hanya sekali dalam satu tahun. Soal yang diberikan bersifat analitis dan tidak terlalu teoritis
sebagaimana kurikulum nasional, lebih memakai nalar, logika, dan konsep.
Untuk mempermudah memahami perbandingan antara kurikulum nasional dan Cambridge, maka dijelaskan dengan tabel di bawah ini.
Tabel 2.1 Perbandingan Kurikulum Nasional dan Cambridge
No Aspek
Kurikulum Nasional Kurikulum Cambridge
1 Tujuan
Fokus membangun
kemandirian sekolah
Fokus menyediakan
kurikulum berkualitas
62
“Cambridge International Examination”, www.cie.org.uk, diunduh Sabtu, 1 Agustus 2015, pukul 12.43 WIB
63
Ibid.