Keadaan Peserta Didik Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Sejarah Singkat MI Mumtaza

Selain sebagai distributor buku dan pelaksana pelatihan, Mentari Books Indonesia juga sebagai penyelenggara Test English. CELA menyediakan empat jenis test English, yaitu sebagai berikut: a. Young Learners English b. General English and for School c. Academic and Professional English d. Bussiness English. 12 Lembaga pendidikan setingkat sekolah dasar mengikuti test english jenis pertama. Test tersebut mencakup empat kompetensi bahasa inggris, yaitu speaking, reading, writing dan listening. 13 Lebih lanjut Kuni Afifah mengatakan bahwa test english dilaksanakan dua tahun sekali dengan tiga tingkatan, yaitu starter untuk kelas II, mover untuk kelas IV dan flyer untuk kelas VI. 14 Banyaknya jenis test english yang disediakan oleh CELA menunjukkan bahwa test tersebut bukan hanya diperuntukkan bagi sekolah dasar dan formal saja, tetapi juga diperuntukkan bagi setiap orang yang ingin mengetahui tingkat kemampuan bahasa inggrisnya sesuai dengan klasifikasi test english tersebut di atas. Lebih lanjut Mustholihudin mengungkapkan bahwa biaya untuk mengikuti test English tersebut sekitar satu juta lima ratus ribu rupiah perpeserta didik. 15 Biaya tersebut cukup mahal dan hal ini dikarenakan penyelenggara test tersebut merupakan pihak Mentari dari persiapan sampai pengoreksian serta biaya pembuatan sertifikat untuk setiap peserta test. Hasil test tersebut disampaikan kepada peserta didik dalam bentuk sertifikat dan tidak ada istilah lulus atau gagal. Meskipun demikian, pada sertifikat tersebut dicantumkan berapa banyak perisai bintang yang mereka terima untuk setiap bagian test speaking, reading, writing dan listening yang 12 Tri Atmoko Hadi, op. cit. 13 Ibid. 14 Hasil wawancara dengan Kuni Afifah Hasan, M. HI Wakasek Bidang Kurikulum MI Mumtaza Pondok Cabe Rabu, 21 September 2016, pukul 09.00 WIB 15 Hasil wawancara dengan Mustolihudin, S.Pd Guru Matematika MI Mumtaza Pondok Cabe Kamis, 13 Oktober 2016, pukul 10.00 WIB menunjukan tingkat kemampuan bahasa inggris mereka. Jumlah maksimal perisai bintang untuk bagian test adalah lima. 16 Melalui sertifikat yang tidak mencantumkan lulus atau gagal dapat menjadikan peserta didik tetap percaya diri dan mereka dapat merayakan prestasi karena mereka merasa dihargai hasil belajarnya. Selain itu, hal tersebut dapat menjadi motivasi bagi peserta didik untuk meningkatkan kemampuan bahasa inggris mereka.

2. Implementasi Kurikulum Cambridge di MI Mumtaza

Implementasi di tingkat satuan pendidikan merupakan kegiatan inti pada implementasi kurikulum, karena di sinilah kurikulum tersebut akan diuji. Oleh karena itu, diperlukan strategi implementasi yang efektif dan efisien, terutama dalam mengoptimalkan kualitas pembelajaran, Karena bagaimana pun baiknya sebuah kurikulum, efektivitasnya sangat ditentukan oleh implementasi di sekolah, baik oleh satuan pendidikan maupun oleh guru. Implementasi kurikulum Cambridge ini dibagi menjadi dua, yaitu implementasi oleh satuan pendidikan dan implementasi oleh guru. Kedua bagian tersebut dijelaskan sebagai berikut: a. Implementasi oleh Satuan Pendidikan Kuni Afifah Hasan mengungkapkan bahwa MI Mumtaza menerapkan tiga kurikulum, yaitu Kurikulum Nasional, Kurikulum Kementerian Agama dan Kurikulum Cambridge. 17 Ketiga kurikulum tersebut diterapkan berdasarkan mata pelajaran. Mata pelajaran pada Kurikulum Nasional adalah 1 Ilmu Pengetahuan Sosial IPS, 2 Bahasa Indonesia dan 3 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan PKn, 4 Seni Budaya dan Prakarya dan 5 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Keterampilan. Pada Kurikulum Kementerian Agama adalah 1 Pendidikan Agama Islam PAI, 2 Akidah Akhlak, 3 Qur’an Hadits, 4 Fiqih, 5 Sejarah Kebudayaan Islam dan 6 Bahasa Arab. Sedangkan pada kurikulum 16 Tri Atmoko Hadi, op. cit. 17 Kuni Afifah Hasan, M. HI, op. cit.