Gejala Klinis Diagnosis Otitis Media Supuratif Kronik 1. Definisi

2.2.7. Gejala Klinis

a.Telinga berair Otore Sekret yang dihasilkan dapat bersifat purulen kental, putih atau mukoid encer tergantung stadium peradangan. Pada OMSK tipe jinak, cairan yang keluar berupa mukus yang tidak berbau dan yang sering kali sebagai reaksi iritasi mukosa telinga tengah oleh perforasi membran timpani dan infeksi. Keluarnya sekret biasanya intermiten. Jika berbau busuk kemungkinan telah terjadi abses atau fistel retroaurikuler, polip atau jaringan granulasi di liang telinga, terlihat kolestetoma pada telinga tengah tanda ini biasanya merupakan tanda dini dari OMSK tipe maligna Nursiah, 2000. b.Gangguan pendengaran Terjadi gangguan pendengaran disebabkan oleh karena putusnya rantai pendengaran dan kerusakan pada membran timpani. Derajat gangguan pendengaran ini ditentukan oleh ukuran dan posisi defek pada membran timpani, rantai osikular, dan derajat edema dan jaringan granulasi Islam et al., 2010. c.Nyeri telinga otalgia Nyeri adalah keluhan yang tidak lazim, Kemunculan keluhan ini menunjukkan adanya komplikasi intrakranial atau intratemporal ataupun otitis eksterna sekunder Bruns, 2011. d.Vertigo Keluhan vertigo merupakan tanda telah terjadinya fistel labirin akibat erosi dinding labirin oleh kolesteatom, kondisi ini dapat juga disebabkan akibat komplikasi intrakranial ke serebelum Paparella dan Levine, 1997; Helmi, 2005.

2.2.8. Diagnosis

Diagnosa ditegakkan berdasarkan gejala klinis dan pemeriksaan THT terutama dengan menggunakan otoskop. Adapun pemeriksaan tambahan yang dapat dilakukan antara lain : a. Tes garpu penala Tes sederhana ini dapat digunakan untuk menentukan ada tidaknya komplikasi OMSK berupa gangguan pendengaran. Kelebihan tes ini adalah sederhana, efisien, dan relatif murah, namun kekurangannya, tes ini hanya dapat menentukan tipe gangguan pendengaran, tanpa mengetahui derajatnya, dan pemeriksaan ini sangat subjektif. b. Tes audiometri Tes audiometri dapat digunakan untuk membedakan jenis gangguan pendengaran beserta dengan derajatnya. Derajat gangguan pendengaran dan nilai ambang pendengaran menurut WHO: - 0 – 25 dB : normal - 26 – 40 dB : ringan - 41 – 60 dB : tuli sedang - 61 – 80 dB : tuli sedang berat - 81 dB : tuli berat c. Pemeriksaan radiologi Bertujuan untuk melihat ada tidaknya komplikasi intrakranial maupun intratemporal. Beberapa pemeriksaan yang dapat dilakukan antara lain : • Foto polos : Pada foto polos, proyeksi yang sering digunakan adalah : • Posisi Schuller. • Proyeksi Mayer dan Owen. • Proyeksi Stenver. • Proyeksi Chausse III. • CT scan dan MRI Lee, 2008. c. Kultur bakteri dan uji sensitifitas Kultur bakteri bertujuan untuk menentukan agen penyebab infeksi pada OMSK, Bakteri merupakan agen penyebab utama OMSK, Bakteri yang umum ditemukan antara lain bakteri aerob seperti Pseudomonas aeruginosa, Escherichia coli, Staphylococcus aureus, Streptococcus pyogenes, Proteus mirabilis, Klebsiella species ataupun jenis bakteri anaerob seperti Bacteroides, Peptostreptococcus, Proprionibacterium WHO, 2004. Pada kultur bakteri sebaiknya diikuti oleh uji sensitifitas, hal ini penting dilakukan karena Pseudomonas sebagai salah satu bakteri penyebab utama Mansoor, 2009 ternyata telah resisten terhadap beberapa golongan antibiotik yang sering digunakan seperti β-laktam, Penisilin, Sefalosporin, Aminoglikosida, Imipinem, Aztreonam, dan Meropenem Mesaros et al., 2007; Poole, Krebes, dan Neshat, 1993.

2.2.9. Komplikasi