Derajat Gangguan Pendengaran Hipotesis

e. Derajat Gangguan Pendengaran

Derajat gangguan pendengaran menunjukkan tingkat keparahan gangguan pendengaran yang dikategorikan berdasarkan derajat gangguan pendengaran WHO. a. Cara ukur : observasi b. Alat ukur : audiometri nada murni c. Skala ukur : ordinal d. Hasil pengukuran : derajat gangguan pendengaran dikategorikan berdasarkan derajat gangguan pendengaran WHO : - 0 – 25 dB : normal - 26 – 40 dB : tuli ringan - 41 – 60 dB : tuli sedang - 61 – 80 dB : tuli sedang berat - 81 dB : tuli berat

3.3. Hipotesis

Dengan mempertimbangkan landasan teori yang telah dikemukakan sebelumnya, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah: • Ada hubungan antara jenis OMSK dengan jenis dan derajat gangguan pendengaran • Ada hubungan antara tipe perforasi dengan jenis dan derajat gangguan pendengaran • Ada hubungan antara lama sakit dengan jenis dan derajat gangguan pendengaran

BAB 4 METODE PENELITIAN

4.1. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain potong lintang Cross Sectional, yaitu suatu penelitian yang mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor risiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat point time approach Notoadmodjo, 2010. 4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2.1 Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di Poliklinik THT-KL FK USURSUP. H. Adam Malik Medan. Rumah sakit ini dipilih karena merupakan rumah sakit tipe A dan menjadi rumah sakit rujukan utama untuk wilayah Sumatera Utara dan sekitarnya.

4.2.2. Waktu penelitian

Penelitian dilakukan mulai Juli 2012 sampai dengan September 2012.

4.3. Populasi dan Sampel

4.3.1 Populasi a. Populasi Target

: Semua penderita OMSK

b. Populasi Terjangkau : Semua penderita OMSK yang datang

berobat ke poliklinik THT RSUP. H. Adam Malik Medan mulai Juli 2012 sampai dengan September 2012.

4.3.2. Sampel Penelitian

Sampel penelitian adalah subyek yang diambil dari populasi yang memenuhi kriteria pemilihan sampel. Teknik pemilihan sampel ialah teknik non- probability sampling dengan cara consecutive sampling. Pada consecutive sampling, semua subyek yang datang dan memenuhi kriteria pemilihan