BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL
3.1. Kerangka Konsep Variabel independen
Variabel dependen
3.2. Variabel dan Definisi Operasional 3.2.1. Variabel Penelitian
a. Variabel tergantung dependen : jenis dan derajat gangguan
pendengaran. b. Variabel bebas independen
: jenis OMSK, lama sakit, jenis perforasi membran timpani.
3.2.2. Definisi Operasional Variabel a. Jenis OMSK
Otitis media supuratif kronis adalah radang kronis telinga tengah dengan perforasi membran timpani dan riwayat keluarnya sekret dari telinga otore lebih
dari tiga bulan baik terus menerus ataupun hilang timbul. Pasien OMSK ditegakkan oleh dokter di poliklinik THT RSUP H. Adam Malik dan
diklasifikasikan sebagai OMSK benigna atau OMSK maligna.
a. Cara ukur : observasi
c. Alat ukur : otoskop
d. Skala pengukuran : nominal e. Hasil pengukuran :
- Otitis media supuratif kronis tipe benigna: Jenis OMSK
Lama Sakit Jenis Perforasi
Jenis Gangguan Pendengaran Derajat Gangguan pendengaran
• Perforasi letaknya sentral pada pars tensa, perforasi dapat subtotal atau total. Bila perforasi total, masih tampak pinggir membran
timpani annulus timpanikus. • Jarang terdapat granulasi atau polip.
• Sekret mukoid atau mukopurulen dan tidak berbau busuk.
- Otitis media supuratif kronis tipe maligna: • Perforasi letaknya di marginal atau atik. Bila perforasi total, maka
annulus timpanikus tidak ada lagi. • Sering terdapat granulasi dan polip.
• Sekret purulen dan berbau busuk Tala, 2010.
b. Jenis Perforasi Membran Timpani
Perforasi membran timpani adalah kondisi rupturnya atau terbentuk celah pada membran timpani.
a. Cara ukur : observasi
b. Alat ukur : otoskop
c. Skala ukur : nominal
d. Hasil pengukuran : untuk menentukan jenis perforasi membran timpani digunakan kriteria:
- Perforasi sentral, perforasi yang tidak melibatkan bagian annulus. - Perforasi subtotal, perforasi yang melibatkan pars tensa dengan lebar
lebih dari 50 dan hanya menyisakan bagian annulus yang utuh. - Perforasi total, perforasi yang melibatkan seluruh pars tensa termasuk
bagian annulus. - Perforasi atik, perforasi yang melibatkan pars flaksid Islam et al.,
2010; Nepal et al., 2001.
c. Lama Sakit
Lama sakit adalah waktu mulai penderita mengalami keluhan sampai datang berobat ke RSUP H. Adam Malik Medan dinyatakan dalam tahun.
a. Cara ukur : wawancara
b. Alat ukur : kuesioner
c. Skala ukur : ordinal
d. Hasil pengukuran : hasil pengukuran dikategorikan sebagai berikut : - 10 tahun
- 10 tahun Kaur, Sonkhya, dan Bapna, 2003; Maharjan et al., 2009; Tala, 2010.
d. Jenis Gangguan Pendengaran
Gangguan pendengaran adalah gangguan proses mendengar yang berdasarkan letak lokasi kelainannya terbagi atas tiga jenis yaitu:
- Tuli konduktif, dimana kelainannya terletak mulai dari telinga luar sampai ke telinga tengah.
- Tuli sensorineural, dimana kelainannya terletak pada telinga dalam dan pusat pendengaran.
- Tuli campur, dimana kelainannya merupakan gabungan dari tuli konduktif
dan sensorineural.
a. Cara ukur : observasi
b. Alat ukur : audiometri nada murni
c. Skala ukur : nominal
d. Hasil pengukuran : jenis gangguan pendengaran dikategorikan berdasarkan hasil pembacaan audiogram, yaitu :
- Tuli konduktif, dimana bila ambang hantaran tulang lebih baik dari
hantaran udara sebesar 10 dB atau lebih. -
Tuli sensorineural, bila ambang hantaran tulang sama dengan ambang hantaran udara dan keduanya tidak normal.
- Tuli campuran, bila ambang hantaran tulang berkurang, namun
masih lebih baik dari hantaran udara sebesar 10 dB atau lebih Lassman, Levine, dan Greenfield, 1997.
e. Derajat Gangguan Pendengaran