berasal dari transmisi getaran melalui tulang tengkorak langung menuju ke telinga tengah, proses ini disebut dengan bone conduction Ganong, 2003.
2.2. Otitis Media Supuratif Kronik 2.2.1. Definisi
Otitis media supuratif kronik adalah infeksi kronis telinga tengah dengan perforasi membran timpani dan sekret yang keluar dari telinga tengah secara terus
menerus. Sekret mungkin encer, kental, bening, atau berupa nanah Djaafar, 2007.
2.2.2. Etiologi
Infeksi merupakan penyebab terjadinya otitis media supuratif kronik. Agen infeksi yang paling sering menyebabkan OMSK adalah bakteri, bakteri
aerob yang terbanyak adalah Staphylococcus aureus 36,1, diikuti Eschericia coli 27,7 dan Proteus 19,4, Pseudomonas aeruginosa 2,8 Nursiah, 2000.
Diantara bakteri ini Pseudomonas aeruginosa dipercaya sebagai bakteri yang sering menyebabkan kerusakan telinga tengah dan area mastoid yang parah
WHO, 2004.
2.2.3. Patofisiologi
Otitis media supuratif kronik dimulai dengan episode infeksi akut. Iritasi dan inflamasi pada mukosa telinga tengah akan menyebabkan edema mukosa.
Proses inflamasi yang berkelanjutan pada akhirnya akan menyebabkan ulserasi mukosa dan kerusakan permukaan epitel membran timpani. Sistem pertahanan
pejamu yang bertujuan untuk mengeliminasi proses infeksi akan menyebabkan terbentuknya jaringan granulasi dan polip pada telinga tengah. Siklus inflamasi,
ulserasi, dan pembentukan jaringan granulasi yang terus berulang pada akhirnya akan menyebabkan kerusakan pada struktur tulang pendengaran.
Proses kerusakan membran timpani, terbentuknya jaringan granulasi, dan kerusakan tulang pendengaran akan menyebabkan gangguan transmisi gelombang
suara ke telinga dalam sehingga bermanifestasi sebagai tuli konduktif Parry et al., 2011. Tuli sensorineural dapat muncul
ketika proses inflamasi melibatkan
fenestra rotunda, yang merupakan membran semipermeabel, menyebabkan lewatnya material toksin sehingga mengakibatkan perubahan biokimia pada
perilimfe dan endolimfe
dan menyebabkan gangguan pada organ of Corti Allabasi, Alsaimary dan Najim, 2010; Kasliwal, Joshi, dan Pareeket, 2004.
Durasi penyakit pada OMSK juga berhubungan dengan jenis dan derajat gangguan pendengaran yang muncul. Pada OMSK yang telah berlangsung selama
26 tahun, insidensi tuli sensorineuralnya sebesar 33,33 Kaur, Sonkhya, dan
Bapna, 2003. Tala 2010 mendapatkan kemunculan tuli sensorineural setelah OMSK yang berlangsung diatas 15 tahun. Sebanyak 50 pasien dengan derajat
gangguan dengar sedang dan sedang berat adalah penderita OMSK diatas 10 tahun Maharjan, 2009. Hal ini disebabkan karena proses peradangan telinga
tengah yang berlangsung lama cenderung akan berlanjut semakin parah dan melibatkan struktur disekitarnya termasuk telinga dalam dan tulang pendengaran.
2.2.4. Faktor Resiko