Daya Saing dan Kemampuan SDM Lokal

151 pendidikan menjadi suatu hal sangat strategis untuk meningkatkan pertumbuhan masyarakat. Mengembangkan pendidikan sebagai upaya investasi SDM menjadi sangat strategis bagi pengembangan ekonomi, dan tentunya dengan melihat dan meningkatkan relevansinya dengan aspek-aspek lainnya. Pendidikan dalam arti luas harus menyumbangkan lulusan yang memiliki nilai tambah bagi kebutuhan sumber daya manusia dalam pengembangan ekonomi. Karena upaya investasi SDM melalui pendidikan akan menjembatani sektor ekonomi dengan kebutuhan tenaga kerja sebagai pemacu utamanya dalam meningkatkan produktivitas. Untuk dapat melakukan peran tersebut, kuncinya terletak pada kemampuan pemerintah daerah dalam membangun aparatnya yang profesional. Membangun pemerintah daerah yang efisien dan profesional menjadi hal penting, jika masing-masing daerah memiliki daya saing tinggi dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat secara efektif, efisien, dan profesional. Berikut ini digambarkan komposisi SDM kita dewasa ini berdasarkan jenjang pendidikan formal, 52 yaitu: 52 Lihat: Nelson Pomalingo. 2005. Strategi Peningkatan SDM Lokal Dalam Menghadapi Tantangan Global. Makalah dibawakan pada Disampaikan pada Forum Mubes HPMIG VII Bandung, 6-10 Juni 2005. SDM Pendidikan Tinggi 1,29 SDM Pendidikan Menengah 20,92 SDM Pendidikan Rendah 77,80 152

B. Strategi Peningkatan SDM secara Utuh dan Berkualitas

Bagaimana meningkatkan kualitas SDM kita? Sebuah tanda tanya besar, sebab banyak faktor yang harus dipenuhi menuju pencapaian SDM yang utuh dan berkualitas. Kata sumber, daya, dan manusia sebenarnya tidak ada satu kata pun yang sulit untuk dipahami. Ketiga kata ini jika diartikan secara keseluruhan adalah daya yang bersumber dari manusia . Daya yang bersumber dari manusia dapat pula disebut tenaga atau kekuatan energi atau power. Berkaitan dengan strategi peningkatan SDM yang berkualitas, maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan seperti yang diuraikan oleh Siagian 1995, yaitu 1 perencanaan tenaga kerja, 2 rekruitmen, 3 seleksi, 4 penempatan, 5 sistem imbalan, 6 pembinaan, dan 7 pengembangan karir. Selain itu, konsep peningkatan dan pembangunan kualitas manusia meliputi perencanaan, pengembangan, dan pemanfaatan sumber daya manusia. Perencanaan SDM menyangkut aspek potensi atau persediaan SDM dan kebutuhannya. Demikian pula, pengembangan SDM terdiri dari aspek pendidikan, latihan kerja, pengembangan psikis, termasuk kesehatangizi dan lingkungan. Sedangkan penggunaan SDM mencakup aspek kesempatan kerja dan tingkat pendapatan. Seperti terlihat dalam bagan berikut ini. Bagan: Konsepsi Pembangunan Manusia Perencanaan SDM Pengembangan SDM Pemanfaatan SDM  Potensipersediaan  Pendidikan  Kebutuhan dan latihan kerja  Pengembangan psikis  Kesehatangizi  Lingkungan hidup  Kesempatan kerja  Pendapatan Mengacu pada hal-hal yang telah dikemukakan di atas, maka pengembangan atau peningkatan kualitas SDM secara utuh perlu dilaksanakan dengan menggunakan cara sebagai berikut: a. Pengembangan Rasio-Intelektual Jalur ini menitikberatkan pada pengembangan kualitas manusia melalui pengembangan kemampuan berpikir atau rasio intelektual yang antara lain dilaksanakan melalui peningkatan kemampuan untuk menilai keadaan salah-benar . Pendidikan formal diharapkan dapat memberikan kontribusi 153 terbesar dalam pengembangan rasio intelektual melalui materi dasar hitung menghitung, membuat perbandingan, mengekspresikan ide melalui tulisan, membuat keputusan dengan kendala-kendala tertentu termasuk pengembangan sikap tepat waktu, sikap kerapian, dan lain-lain. Atau dengan kata lain bahwa penilaian salah-benar biasanya ditentukan oleh nilai-nilai scientific yang pengembangannya dilakukan melalui pengembangan rasio mind development, melalui jalur pendidikan formal. b. Pengembangan Intuisi-Batin Pengembangan intuisi-batin berhubungan dengan pengembangan etika yang dikaitkan dengan kemampuan seseorang untuk memberi penilaian baik-buruk suatu keadaankondisi. Apabila penilaian salah-benar ditentukan oleh nilai-nilai tertentu yang dikembangkan melalui jalur pendidikan formal, maka etika sangat tergantung pada ―suara hati‖ yang dipengaruhi oleh adat, moral, kebiasaan, agama, dan lain-lain. Peranan pendidikan keluarga non-formal dan agama sangat mempengaruhi suara hati. Selain itu, etika juga dipengaruhi oleh kepribadian seseorang. Selanjutnya kepribadian sangat dipengaruhi oleh faktor genetika, keluarga dari ayah-ibu, lingkungan sosial, latar belakang pendidikan, pekerjaan, keluarga dari istri, banyaknya anak, dan lain-lain. c. Pengembangan Fisik Manusia Pengembangan fisik merupakan hal yang terpenting dalam pengembangan kualitas SDM, karena dengan fisik yang sehat manusia akan dapat menghidupi dirinya sendiri, yang selanjutnya akan menjurus pada pengembangan jiwa yang sehat. Adapun pengembangan SDM di tempat kerja meliputi: a perlindungan tenaga kerja, b pengembangan Quality of Working Life QWL, yaitu konsep pembangunan lingkungan kerja yang nyaman, sehingga dengan sendirinya akan meningkatkan produktivitas kerja dan akan mengurangi ―laborturnover”. Adapun pendekatan yang cocok digunakan untuk menyusun lingkungan kerja yang nyaman tersebut dapat dilakukan dengan: 1 Pendekatan partisipatif, yaitu pendekatan yang dilakukan dengan mengikutsertakan para karyawan untuk menyusun rencana tempat kerja tersebut. 2 Pendekatan teknis dan organisatoris, yaitu pendekatan yang menggunakan dasar tingkat teknologi peralatan dan prosedur operasi yang ada, dan digabungkan dengan efektifitas organisasi dan kebutuhan dasar manusia. 3 Pendekatan berdasarkan keinginan lingku-ngan kerja yang cocok untuk kondisi tertentu.