Rekontruksi Ide MANUSIA DAN PENDIDIKAN
8
masyarakat merupakan bagian juga untuk menerima Keadilan sosial bagi seluruh Bangsa Indonesia, karena sejak zaman penjajahan sampai saat ini
posisi pendidikan Islam selalu berada dalam posisi marginal. Dengan pendidikan, manusia dapat memiliki dan mengembangkan ilmu
pengetahuan dan teknologi tanpa menimbulkan kerusakan bagi kehidupan manusia. Pendidikan membawa pengaruh yang sangat besar terhadap
pengembangan hidup setiap individu dan masyarakat melalui peningkatan kemampuan intelektual kemampuan-kemampuan emosi dalam menghadapi
berbagai hal, serta kemampuan-kemampuan motorik dalam menggiatkan dan mengkoordinasikan gerakan individu.
Pendidikan merupakan suatu proses yang tidak bisa dipisahkan dengan manusia yang menjadi subyek dan obyek dari upaya pendidikan itu sendiri,
karena mencakup 3 tiga aspek dasar dalam diri manusia. Pentingnya pendidikan ini bagi masyarakat tergambar dari peranan yang dibawa dalam
kegiatan pendidikan dalam kaitannya dengan perkembangan seseorang.
Pendidikan dinyatakan secara langsung mendorong perubahan kemampuan seseorang, seperti yang dikemukakan oleh Redja Mudyahardjo 1985:70,
bahwa dapat dikatakan pentingnya pendidikan adalah secara langsung mendorong terjadinya perubahan kualitas kemampuan kognitif, afektif, dan
psikomotor, selanjutnya peningkatan dalam ketiga macam kawasan tersebut
9
tidak sekedar untuk meningkatkan belaka, tetapi suatu peningkatan yang hasilnya dapat dipergunakan untuk lebih meningkatkan taraf hidupnya
sebagai pribadi, pekerjaprofesional, warga masyarakat dan warga negara dan makhluk Tuhan.
Perkembangan suatu masyarakat sangat bergantung pada kondisi pendidikan masyarakatnya sebagai potensi pendidikan di wilayah tersebut.
Sifatnya mutlak dalam kehidupan, baik dalam kehidupan seseorang, keluarga, maupun bangsa dan negara. Maju mundurnya suatu bangsa banyak ditentukan
oleh maju mundurnya pendidikan bangsa itu.
Berpijak dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan memegang peranan penting dalam meningkatkan kemampuan setiap individu,
mendorong kemajuan masyarakat dan bangsa karena dengan pendidikan yang ditempuh memungkinkan seseorang atau pihak tertentu untuk mampu
berkembang secara wajar dalam aspek sosial, ekonomi, industri dan sebagainya. Bahkan ada yang berpendapat bahwa pendidikan merupakan
suatu proses yang tidak bisa dipisahkan dengan manusia yang menjadi subyek dan obyek dari upaya pendidikan itu sendiri, karena mencakup 3 tiga aspek
dasar dalam diri manusia. Pentingnya pendidikan ini bagi masyarakat tergambar dari peranan yang dibawa dalam kegiatan pendidikan dalam
kaitannya dengan perkembangan seseorang.
Pendidikan dinyatakan secara langsung mendorong perubahan kemampuan seseorang. Pentingnya pendidikan adalah secara langsung mendorong
terjadinya perubahan kualitas kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor, selanjutnya peningkatan dalam ketiga macam kawasan tersebut tidak sekedar
untuk meningkatkan belaka, tetapi suatu peningkatan yang hasilnya dapat dipergunakan untuk lebih meningkatkan taraf hidupnya sebagai pribadi,
pekerja profesional, warga masyarakat dan warga negara dan makhluk Tuhan.
Pendidikan diyakini banyak orang sebagai proses yang dinamis dalam melahirkan kemampuan manusia. Manusia memiliki potensi untuk tumbuh
dan berkembang sebagai suatu kekuatan yang dinamis dan dapat mempercepat perkembangannya. Dengan pendidikan manusia dapat memiliki dan
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi tanpa menimbulkan kerusakan bagi kehidupan manusia.
Berdasarkan uraian di atas, dapat dijelaskan bahwa pendidikan membawa pengaruh yang sangat besar terhadap pengembangan hidup setiap individu
dan masyarakat melalui peningkatan kemampuan intelektual kemampuan- kemampuan emosi dalam menghadapi berbagai hal, serta kemampuan-
kemampuan motorik dalam menggiatkan dan mengkoordinasikan gerakan individu. Pendidikan sangat penting bagi seseorang dalam kehidupan maupun
dalam memacu peningkatan kualitas kehidupan masyarakat. Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari proses kehidupan, baik berkaitan dengan kehidupan
10
seseorang, kehidupan keluarga, masyarakat maupun kehidupan suatu bangsa dan negara. Melalui kegiatan pendidikan yang diikuti atau ditekuni,
diharapkan berubah kemampuan seseorang dari kemampuan yang bersifat potensial menjadi kemampuan nyata yang diperlukan dalam meningkatkan
taraf hidup lahir dan bathin. Pendidikan membawa perubahan-perubahan dalam diri orang yang menekuninya, seperti peningkatan pengetahuan,
kemampuan, ketrampilan serta adanya perubahan sikap dan perilaku, sehingga terdapat perbedaan yang jelas antara kemampuan orang yang tidak
berpendidikan dengan yang berpendidikan.
Pendidikan sebagai falsafah kehidupan, sebagai berikut : a. Pendidikan bertugas merumuskan peraturan-peraturan tentang tingkah
laku perbuatan makhluk yang bernama manusia dalam kehidupan dan penghidupannya.
b. Pendidikan menanamkan sistem-sistem norma tingkah laku perbuatan yang didasarkan kepada dasar-dasar filsafat yang dijunjung oleh lembaga
pendidikan dan pendidik dalam suatu masyarakat. c. Pendidikan bertugas merumuskan alat-alat, prasarana, pelaksanaan, teknik-
teknik dan atau pola-pola proses pendidikan dan pengajaran dengan mana akan dicapai dan dibina tujuan-tujuan pendidikan, dan ini meliputi
problematika kepemimpinan dan metode pendidikan, politik pendidikan sampai kepada seni mendidik. the art of education.
d. Isi moral pendidikan atau tujuan intermediate adalah berisi perumusan norma-norma atau nilai spiritual etis yang akan dijadikan sistem nilai
pendidikan dan atau merupakan konsepsi dasar nilai moral pendidikan yang berlaku di segala jenis dan tingkat pendidikan.
Dalam rumusan ini terkandung empat hal yang perlu digaris bawahi dan mendapat penjelasan lebih lanjut. Pertama usaha sadar dimana pendidikan
diselenggarakan berdasarkan rencana yang matang, mantap, jelas, lengkap, menyeluruh, berdasarkan pemikiran yang rasional obyektif. Pendidikan tidak
diselenggarakan secara tak sengaja, atau bersifat insidental dan seenaknya, atau berdasarkan mimpi di siang bolong dan penuh fantastis.
Kedua “fungsi pendidikan‖ adalah untuk menyiapkan peserta didik. Menyiapkan diartikan
bahwa peserta didik pada hakikatnya belum siap, tetapi perlu disiapkan dan sedang menyiapkan dirinya sendiri. Hal ini menunjuk pada proses yang
berlangsung sebelum peserta didik itu siap untuk terjun ke kancah kehidupan yang nyata. Penyiapan ini dikaitkan dengan kedudukan peserta didik sebagai
calon warga negara yang baik, warga belajar bangsa dan calon pembentuk keluarga baru, serta mengemban tugas kelak di kemudian hari. Ketiga, strategi
pelaksanaan pendidikan dilakukan dalam bentuk kegiatan bimbingan, pengajaran, atau latihan. Bimbingan pada hakekatnya adalah pemberian
bantuan, arahan, motivasi, nasihat dan penyuluhan agar siswa mampu
11
mengatasi, memecahkan masalah, menanggulangi kesulitan sendiri. Selanjutnya pengajaran adalah bentuk kegiatan di mana terjalin hubungan
interaksi dalam proses belajar dan mengajar antara tenaga kependidikan khususnya guru pengajar dan peserta didik untuk mengembangkan
perilaku sesuai dengan tujuan pendidikan. Terakhir pelatihan prinsipnya adalah sama dengan pengajaran, khususnya untuk ini, tujuan mengembangkan
keterampilan tertentu. Keempat, produk yang ingin dihasilkan oleh proses pendidikan adalah berupa prosedur yang memiliki kemampuan melaksanakan
peranan-peranannya untuk masa mendatang.
Untuk lebih memperjelas, ada baiknya kita simak sebuah moto yang dipakai oleh Kementerian Pendidikan Nasional, yang berasal dari buah pemikiran
seorang tokoh pendidikan nasional bangsa kita, Ki Hajar Dewantara, berbunyi Ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani, yang artinya
Di depan menjadi teladan, di tengah bersama anak membina anak dan memberi semangat, dan di belakang memberi dorongan motivasi.
Ing ngarso sung tulodo
: Di depan menjadi teladan. Orang yang mendidik atau orang tua aktif memberi contoh, dan anak pun aktif menerima,
mengikuti contoh yang diberikan. Ing madyo mangun karso
: Di tengah bersama anak memberi semangat. Orang tua secara aktif membina potensi anak, anak bereaksi
mengembangkan dan menyalurkan potensinya. Tut wuri handayan
i: Mengikuti dari belakang. Orang tua penddik mengikuti dan memberi dorongan sambil tetap memberikan pengaruh, dan
anak aktif bergerak maju. Hakikatnya perbuatan mendidik atau membimbing anak menuju
kedewasaan, tidak menjadikan anak sebagai atau sasaran perbuatan mendidik yang dilakukan oleh orang yang mendidik termasuk orang tua. Anak bukan
robot yang menunggu tombol perintah ditekan baru bergerak. Anak juga bukan seperangkat instrumen yang menunggu waktu untuk difungsikan. Anak
fidak dijadikan sebagai landasan tempat mendaratnya segala kemauan orang yang mendidiknya atau orang tuanya. Perbuatan mendidik itu adalah
mengantarkan untuk melepaskan. Jadi, dalam mendidik, anak tidak terus menerus didampingi, tidak selalu harus diantar, tidak perlu selalu dibimbing.
Dengan kata lain, ada saat tertentu di mana anak harus dilepas, diberikan kebebasan dan kesempatan untuk berdiri sendiri. Jika anak sudah dewasa
maka tidak, perlu dididik lagi. Ia, telah dapat memikul tanggung jawabnya sendiri, telah dapat berdiri sendiri. Karena itu pula anak harus dilepaskan.
12