KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL PENYELENGGARAAN KEAMANAN DAN KETERTIBAN

191

2.2.5. PEMERINTAHAN 1.

PERENCANAAN PEMBANGUNAN Dalam hal perencanaan pembangunan, isu strategis yang utama adalah kurangnya sumberdaya manusia perencana pembangunan. Kekurangan ini tidak saja dalam jumlah, baik jumlah perencana sebagai fungsional perencana maupun staf pendukung yang berada dalam kelembagaan struktural perencana. Kekurangan ini ditambah dengan lemahnya kompetensi perencana. Kelemahan dari sisi jumlah dan kualitas perencana ini berdampak kepada kurangnya kualitas hasil rencana, karena secara prosedural dan substansial tidak didukung oleh kapasitas perencana yang diharapkan. Selain itu, cara pandang perencanaan yang masih didominasi oleh perencanaan sektoral juga sulit dirubah agar beralih kepada perencanaan yang terintegrasi dengan mensinergikan beberapa banyak sektor guna efisiensi dan efektifitas. Perencana yang dibutuhkan kedepan adalah perencana yang terbuka dan mampu mengkomunikasikan isu dengan stakeholders, sehingga perumusan masalah pembangunan menjadi tepat karena dipahami secara bersama. Komunikasi, koordinasi dan kerjasama yang baik antar sektor bidang perlu dibangun dan dikembangkan di dalam atau antar institusi yang terlibat dalam perencanaan pembangunan. Kelemahan dalam hal koordinasi dan pengelolaan data yang selama ini juga merupakan masalah, perlu diselesaikan dengan sistem pengelolaan data terintegrasi.

2. KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL

Peningkatan pemanfaatan jumlah penduduk sebagai bonus demografi dalam melaksanakan pembangunan daerah Laju pertumbuhan penduduk Sumatera Barat yang cukup baik sebenarnya dapat dimanfaatkan menjadi modal dasar pembangunan. Implikasi dari pertumbuhan penduduk ini adalah bertambahnya angkatan kerja produktif yang menjadi bonus demografi yang bermanfaat bagi daerah Sumatera Barat. Pemerintah daerah di Sumatera Barat idealnya dapat memanfaatkan bonus demografi ini dengan menyusun program dan kegiatan pembangunan yang relevan, terutama dalam memanfaatkan jumlah penduduk yang terus bertambah. Selain itu, agar bonus demografi yang dalam jangka waktu 10 tahun hingga 20 tahun ke depan membawa manfaat yang benar-benar dapat dimanfaatkan bersama, pemerintah daerah juga harus dapat mengendalikan jumlah penduduk dengan baik agar kualitas hidup masyarakat semakin membaik. Beberapa isu strategis yang harus menjadi perhatian ke depan adalah: 1 Meningkatkan kemampuan dan ketrampilan usia angkatan kerja melalui pembuatan program dan kegiatan yang relevan sehingga memiliki keahlian sesuai dengan minat dan bakatnya dalam menciptakan lapangan pekerjaan 192 2 Meningkatkan kualitas hidup keluarga agar generasi yang dihasilkan mampu bersaing dalam menghadapi integrasi ekonomi global ke depan.

3. PENYELENGGARAAN KEAMANAN DAN KETERTIBAN

MASYARAKAT a. Peningkatan kesejahteraan masyarakat sebagai upaya menekankan tingginya angka kriminalitas dan gangguan keamanan dalam masyarakat Provinsi Sumatera Barat memiliki angka kriminalitas yang cukup tinggi di Indonesia. Banyak ahli mengaitkan bahwa tingginya angka kriminalitas ini berhubungan dengan rendahnya tingkat kesejahteraan masyarakat di Sumatera Barat. Biasanya tingginya angka kriminalitas ini berbanding lurus dengan masalah kemiskinan dan ketersediaan lapangan pekerjaan. Oleh karenanya, salah satu upaya yang harus dilakukan terus menerus adalah menekankan angka kemiskinan ini dengan cara menyediakan lapangan pekerjaan serta memberikan tambahan modal bagi masyarakat yang memang berminat dengan usaha kecil dan menengah untuk meningkatkan ekonomi keluarga mereka. Beberapa isu strategis yang harus menjadi perhatian ke depan adalah: - Penciptaan lapangan kerja baru dengan mempermudah investasi masuk ke daerah provinsi Sumatera Barat. - Memperkuat modal UMKM untuk mengembangkan usahanya sehingga mampu menyerap tenaga kerja baru. - Menurunkan angka kriminalitas melalui sinergi program dan kegiatan antar SKPD dengan institusi kepolisian dengan melibatkan institusi RTRW, sekolah dan organisasi masyarakat sipil. b. Peningkatan kemampuan aparat keamanan dan koordinasi dalam menyelesaikan kasus kriminalitas sehingga membawa dampak pada penurunan angka kriminalitas dalam masyarakat Dibandingkan dengan daerah lain, maka Sumatera Barat termasuk daerah yang angka kriminalitasnya cukup tinggi. Oleh karena itu, upaya menyelesaikan angka kriminalitas yang masih tinggi ini menjadi pekerjaan besar bagi aparat keamanan agar kehidupan masyarakat Sumatera Barat menjadi aman dan tertib. Selain itu, yang jauh lebih penting adalah memperluas kesempatan bekerja bagi generasi muda, memperbaiki ekonomi keluarga dan memberikan pendidikan akhlak bagi siswamahasiswa juga harus menjadi perhatian untuk menurunkan meningkatnya angka kriminalitas ini. Beberapa isu strategis yang harus menjadi perhatian ke depan adalah: 1 Meningkatkan kemampuan aparatur seperti Kesbangpol bekerja sama dengan lembaga terkait lainnya dalam menyusun program dan 193 kegiatan yang berhubungan dengan upaya menciptakan keamanan lingkungan. 2 Meningkatkan sinergi antar lembaga dalam melakukan pengamanan lingkungan. 3 Membangun sentra ekonomi baru berbasiskan nagaridesa berbasiskan pemanfaatan sumber daya alam yang tersedia. 4. Pemberdayaan masyarakat dan desa Pemberdayaan masyarakat nagari dan desa dengan cara memperkuat sistem nilai sosial dan budaya masyarakat Sejak diterbitkannya UU No.62014 tentang desa membawa kemanfaatan bagi masyarakat di nagari untuk mengembangkan potensi yang mereka miliki. Persoalannya sekarang upaya menggali potensi masyarakat ini harus didukung secara aktif oleh pemerintah daerah. Misalnya, dengan cara menerbitkan peraturan daerah yang mendukung masyarakat menggali potensi mereka beradasarkan kearifan lokal. Dengan cara ini, maka kualitas hidup masyarakat di nagaridesa terasa mudah untuk diwujudkan. Dengan demikian, kegiatan pemberdayaan masyarakat dengan sendirinya akan dapat dilaksanakan. Apalagi dengan menjadikan nagari sebagai basis penyelenggaraan pemerintahan terdepan dan basis pembangunan di Sumatera Barat, maka pemerintah daerah harus mengarahkan program dan kegiatan kepada aspek ini. Selain itu, UU desa juga menegaskan adanya pilihan dalam melaksanakan nagari, apakah dalam bentuk nagari atau nagari adat. Oleh karenanya, pemerintah daerah seyogyanya melakukan kajian yang komprehensif sehingga pilihan kepada penyelenggaraan nagari atau nagari adat dapat meminimalkan kerugian yang ditimbulkannya. Selain itu, adanya bantuan dari pemerintah pusat untuk memberi bantuan nagari telah mendorong masyarakat untuk dapat meningkatkan status jorong menjadi nagaridesa. Tujuannya adalah untuk mendapatkan bantuan keuangan yang besarnya antara 1 milyar sampai 1,4 milyar bergantung pada kondisi nagaridesa tersebut. Dari satu sisi, seperti dari aspek ekonomi ini memang menguntungkan masyarakat, terutama dalam melaksanakan pembangunan. Namun, dari segi lain, bantuan ini berakibat pada lunturnya semangat bernagari yang ikatan sosial dan budayanya akan semakin turun. Oleh karena itu, pemerintah daerah harus memikirkan program dan kegiatan yang memperkuat peningkatan status nagaridesa ini, dan dari segi lain juga memperkuat ikatan nilai masyarakat terkait dengan pelaksanaan bernagari ini. Perhatian pada upaya meningkatkan pendapatan masyarakat di desanagari juga menjadi isu yang strategis beberapa tahun ke depan. Hal ini merupakan implikasi semakin terintegrasinya Sumatera Barat dengan pasar bebas Asean. Begitu juga, dampak dari integrasi sistem ekonomi dunia menyebabkan kemampuan masyarakat mengakses pasar 194 dan meningkatkan konsumsinya menjadi terbatas. Oleh karena itu, perlu ada kebijakan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat di desanagari. Beberapa isu strategis yang harus menjadi perhatian ke depan adalah: - Pengembangkan sistem sosial budaya masyarakat Nagaridesa; - Membentuk nagari adat sebagai dasar penyelenggaraan pemerintahan terendah; - Peningkatan kemampuan aparatur pemerintahan nagari dalam penyelenggaraan fungsi pemerintahan dan tata kelola nagaridesa; - Peningkatan kualitas hidup masyarakat nagari dengan cara mensinergikan sumber daya yang ada di nagari berdasarkan prinsip kemandirian; - Peningkatan pendapatan masyarakat di pedesaannagari dengan cara mendorong daya kreasi dan daya inovasi masyarakat di sektor ekonomi kreatif;

5. PERTANAHAN