PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA

163 Peluang di Bidang Penyelenggaraan Keamanan dan Ketertiban Masyarakat Jika suatu daerah ingin menjadi pusat pertumbuhan ekonomi dengan mengundang investasi masuk, maka pemerintah daerah menjamin terselenggaranya keamanan dan ketertiban masyarakat. Berikut ada beberapa peluang dalam bidang ini: a. Sistem sosio budaya masyarakat Sumatera Barat yang menjadi norma sosial dan budaya dapat menjadi acuan masyarakat dalam bertindak dan bertingkah laku; b. Masih kuatnya sendi adat dan budaya masyarakat Minangkabau yang berfalsafahkan “adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah” untuk mencegah tindakan kriminal di lingkungan masyarakat; c. Masih banyaknya daerah Kabupaten dan Kota di Sumatera Barat yang masih menerapkan adat dan budaya dalam berinteraksi sehingga dapat mencegah tindakan kriminalitas berkembang. Tantangan di Bidang Penyelenggaraan keamanan dan Ketertiban Masyarakat, berikut tantangan yang dihadapi di bidang ini adalah: a. Posisi daerah Sumatera Barat yang berbatasan dengan beberapa provinsi yang sedang berkembang pesat secara ekonomi seperti Sumatera Utara, Provinsi Jambi dan Provinsi Riau sehingga memberi imbas pada mobilitas orang dan barang yang menjurus pada tindakan kriminal; b. Semakin gencarnya masuk budaya dari luar sehingga mengubah pola hidup masyarakat di Sumatera Barat yang berorientasi pada materialisme yang menjadi pemicu meningkatnya angka kriminalitas; c. Semakin sulitnya masyarakat mendapatkan pekerjaan yang layak sehingga mendorong mereka untuk mencari cara ilegal untuk memenuhi kebutuhan hidup.

4. PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA

Sejak terbitnya UU No.6 tahun 2014 tentang desa membawa keuntungan bagi nagari di Sumatera Barat. Hal ini terkait dengan adanya jaminan UU agar kesejahteraan masyarakat di desa atau nagari dapat diwujudkan. Salah satu upaya yang telah dilakukan Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Barat untuk meningkatkan kesejahteraan ini adalah melalui pemberdayaan masyarakat desa atau nagari. Realita kemajuan nagaridesa ini dapat dilihat dari semakin berkembangnya nagaridesa karena pemekaran yang dilakukannya pemekaran. Saat ini saja terdapat 755 nagari dan 125 desa berdasarkan data BPS tahun 2012. Tabel berikut dapat dilihat perkembangan pertambahan jumlah nagaridesa di Sumatera Barat. 164 Tabel 2.68 Jumlah wilayah administratif di Sumatera Barat Wilayah Administratif Tahun 2010 2011 2012 Kabupaten 12 12 12 Kota 7 7 7 Kecamatan 176 176 176 Desa 126 125 125 Kelurahan 260 260 260 Nagari 628 648 755 Jorong 3.545 3.640 3.640 Sumber: Sumbar Dalam Angka, 2013 Keadaan ini mendorong Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Barat untuk terus mengupayakan pemberdayaan bagi masyarakatnya. Pemberdayaan masyarakat berbasiskan desa atau nagari ini tidak lain bertujuan untuk mengurangi angka kemiskinan. Ada berapa program pemberdayaan masyarakat yang dilakukan di desa atau nagari ini di antaranya melaksanakan kegiatan penyaluran kredit mikro di nagari, revitalisasi pasar nagari, membuka keterisoliran nagaridesa dengan meningkatkan sarana transportasi, komunikasi, telekomunikasi, membangun kelembagaan jaminan sosial bagi masyarakat miskin serta pelaksanaan program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri pedesaan. Program ini dapat dilaksanakan dengan baik oleh pemerintah daerah dengan realisasi yang optimal. Selain itu, program pemberdayaan masyarakat yang memang ditujukan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat di desa dan nagari juga mendapat perhatian pemerintah dengan memfokuskan ke beberapa kegiatan utama seperti kegiatan pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga, kegiatan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan tenaga teknis dan masyarakat, kegiatan penyelenggaraan desiminasi informasi bagi masyarakat desa, penilaian nagari kelurahan berprestasi melalui melalui perlombaan nagarikelurahan, kegiatan koordinasi pemberdayaan masyarakat dalam menunjang TMMDN, kegiatan pembinaan anak sekolah SDMI melalui program PMT-AS pasca gempa, kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat, dan kegiatan pemberdayaan pelestarian dan pengembangan adat istiadat dan nilai sosial budaya. Dari semua kegiatan yang dilaksanakan tersebut, umumnya sudah dapat dilaksanakan dengan baik dengan peningkatan realisasi input dan output dari tahun ke tahun. Besarnya perhatian Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Barat ini mengindikasikan bahwa membangun Sumatera Barat memang idealnya dimulai dari desa atau nagari. Bahkan potensi keberhasilan melaksanakan pemberdayaan masyarakat ini sangat besar karena juga 165 didukung oleh sistem sosial budaya masyarakat Sumatera Barat yang hidup berbasiskan pada suku memiliki sumber ekonomi bersama seperti pemanfaatan tanah ulayat. Persoalannya sekarang bergantung pada pemerintah daerah menerbitkan peraturan daerah dalam hal pemanfaatan sumber ekonomi dengan basis sosial dan budaya tersebut. Peluang di Bidang Pemberdayaan Masyarakat Desa dan Nagari Dengan kekayaan adat dan budaya Sumatera Barat menjadi potensi yang dapat dikembangkan dalam upaya memberdayakan masyarakat di desa dan nagari. Realita ini dapat dilihat dari peluang yang ada sebagai berikut: a. Sistem kekerabatan berdasarkan sistem sosio budaya di ranah Minang menjadi potensi yang dapat mendukung pemberdayaan masyarakat di desa dan nagari; b. Ketersediaan sumber-sumber ekonomi yang mendukung di desa dan nagari berbasiskan sumber daya alam yang dapat dikembangkan sebagai aset bagi masyarakat untuk membentuk kelompok usaha bersama. c. Adanya dukungan kebijakan pemerintah pusat tentang tata kelola desa yang mandiri sehingga memudahkan pelaksanaan pengembangan nagaridesa di Sumatera Barat. Tantangan di Bidang Pemberdayaan Masyarakat Desa dan Nagari: a. Terbitnya UU No.6 tahun 2014 tentang desa yang mewajibkan pemerintah memberikan bantuan keuangan untuk membangun desa berdampak pada keinginan masyarakat untuk memekarkan jorong- jorong di nagari menjadi nagari baru. Jelas ini berdampak kepada keutuhan nagari sebagai kesatuan masyarakat hukum adat; b. Belum adanya sinergi program dan kegiatan yang berasal dari inisiatif masyarakat di desa dan nagari dengan program dan kegiatan yang dilaksanakan dan berasal dari pemerintah daerah. Akibatnya capaian dalam bidang pemberdayaan masyarakat di desa dan nagari tidak terwujud. c. Belum meratanya ketersediaan sarana transportasi, komunikasi dan telekomunikasi yang dapat membuka keterisoliran nagaridesa di Sumatarea Barat

5. PERTANAHAN