Larangan Bagi Pelaku Usaha Dalam Kegiatan Pemasaran

2. Larangan Bagi Pelaku Usaha Dalam Kegiatan Pemasaran

Larangan bagi pelaku usaha dalam kegiatan pemasaran diatur dalam Pasal 9 – Pasal 16, Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Adapun rumusan ketentuan tersebut adalah sebagai berikut : Pasal 9, menyatakan bahwa : 1 “Pelaku usaha dilarang menawarkan, memproduksi, mengiklankan suatu barang danatau jasa secara tidak benar, danatau seolah-olah : a. Barang tersebut telah memenuhi danatau memiliki potongan harga, harga khusus, standar mutu tertentu, gaya atau mode tertentu, karakteristik tertentu, sejarah atau guna tertentu; b. Barang tersebut dalam keadaan baik danatau baru; c. Barang danatau jasa tersebut telah mendapatkan danatau memiliki sponsor, persetujuan, perlengkapan tertentu, keuntungan tertentu, ciri- ciri kerja atau aksesori tertentu; d. Barang danatau jasa tersebut dibuat oleh perusahaan yang mempunyai sponsor, persetujuan atau afiliasi; e. Barang danatau jasa tersebut tersedia; f. Barang tersebut tidak mengandung cacat tersembunyi; g. Barang tersebut merupakan kelengkapan dari barang tertentu; h. Barang tersebut berasal dari daerah tertentu; i. Secara langsung atau tidak langsung merendahkan barang danatau jasa lain; j. Menggunakan kata-kata yang berlebihan, seperti aman, tidak berbahaya, tidak mengandung resiko atau efek sampingan tampak keterangan yang lengkap; k. Menawarkan sesuatu yang mengandung janji yang belum pasti. 2 Barang danatau jasa sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilarang untuk diperdagangkan; 3 Pelaku usaha yang melakukan pelanggaran terhadap ayat 1 dilarang melanjutkan penawaran, promosi, dan pengiklanan barang danatau jasa tersebut”. Pasal 10, menyatakan bahwa : “Pelaku usaha dalam menawarkan barang danatau jasa yang ditujukan untuk diperdagangkan dilarang menawarkan, mempromosikan, mengiklankan atau membuat pernyataan yang tidak benar atau menyesatkan mengenai : a. Harga atau tarif suatu barang danatau jasa; Universitas Sumatera Utara b. Kegunaan suatu barang danatau jasa; c. Kondisi, tanggungan, jaminan, hak atau ganti rugi atas suatu barang danatau jasa; d. Tawaran potongan harga atau hadian menarik yang ditawarkan; e. Bahaya penggunaan barang danatau jasa”. Pasal 11, menyatakan bahwa : “Pelaku usaha dalam hal penjualan yang dilakukan melalui cara obral atau lelang, dilarang mengelabuimenyesatkan konsumen dengan : a. Menyatakan barang danatau jasa tersebut seolah-olah telah memenuhi standar mutu tertentu; b. Menyatakan barang danatau jasa tersebut seolah-olah tidak mengandung cacat tersembunyi; c. Tidak berniat untuk menjual barang yang ditawarkan melainkan dengan maksud untuk menjual barang lain; d. Tidak menyediakan barang dalam jumlah tertentu danatau jumlah yang cukup dengan maksud menjual barang yang lain; e. Tidak menyediakan jasa dalam kapasitas tertentu atau dalam jumlah cukup dengan maksud menjual jasa yang lain; f. Menaikkan harga atau tarif barang danatau jasa sebelum melakukan obral”. Pasal 12, menyatakan bahwa : “Pelaku usaha dilarang menawarkan, mempromosikan atau mengiklankan suatu barang danatau jasa dengan harga atau tarif khusus dalam waktu dan julah tertentu, jika pelaku usaha tersebut tidak bermaksud untuk melaksanakannya sesuai dengan waktu dan jumlah yang ditawarkan, dipromosikan, atau diiklankan”. Pasal 13, menyatakan bahwa : 1 “Pelaku usaha dilarang menawarkan, mempromosikan, atau mengiklankan suatu barang danjasa dengan cara menjanjikan pemberian hadiah berupa barang danatau jasa lain secara cuma-Cuma dengan maksud tidak memberikannya atau memberikan tidak sebagaimana yang dijanjikannya; 2 Pelaku usaha dilarang menawarkan, mempromosikan atau mengiklankan obat, obat tradisional, suplemen makanan, alat kesehatan, dan jasa Universitas Sumatera Utara pelayanan kesehatan dengan cara menjanjikan pemberian hadiah berupa barang danatau jasa lain”. Pasal 14, menyatakan bahwa : “Pelaku usaha dalam menawarkan barang danatau jasa yang ditujukan untuk dipergangkan dengan memberikan hadiah melalui cara undian, dilarang untuk: a. Tidak melakukan penarikan hadiah setelah batas waktu yang dijanjikan; b. Mengumumkan hasilnya tidak melalui media massa; c. Memberikan hadiah tidak sesuai dengan yang janjikan; d. Mengganti hadiah yang tidak setara dengan nilai hadiah yang dijanjikan”. Pasal 15, menyatakan bahwa : “Pelaku usaha dalam menawarkan barang danatau jasa yang dilarang melakukan dengan cara pemaksaan atau cara lain yang dapat menimbulkan gangguan baik fisik maupun fisik terhadap konsumen”. Pasal 16, menyatakan bahwa : “Pelaku usaha dalam menawarkan barang danatau jasa melalui pesanan dilarang untuk : a. Tidak menepati pesanan danatau kesepakatan waktu penyelesaian sesuai dengan yang dijanjikan; b. Tidak menepati janji atas suatu pelayanan danatau prestasi”. Dalam hal PT. Neo National yang mengimplementasikan SNI memproduksi barang maka tidak dapat dimasukkan ke dalam kegiatan pelaku usaha yang memasarkan produknya. Hal ini dikarenakan tujuan dari PT. Neo National yang memproduksi barang adalah tindakan bukan berorientasikan komersil melainkan hanya untuk mendapatkan sertifikasi SNI bukan keuntungan. Pihak yang dirugikan terhadap produksi barang secara massal tanpa mengkomersilkannya adalah PT. Neo National itu sendiri bukan pihak lain. Universitas Sumatera Utara

3. Larangan Bagi Pelaku Usaha Dalam Kegiatan Periklanan