Pengujian Kelayakan Mutu Perbuatan Melawan Hukum Dalam Pengaturan Perlindungan Konsumen

2. Pengujian Kelayakan Mutu

Sistem pembuktian pada permasalahan hukum yang dihadapi PT. Neo National adalah sistem pembuktian berimbang. Hal ini dimaksudkan agar tercapai keadilan bagi pelaku usaha maupun bagi PPNS. Untuk membuktikan bahwa PT. Neo National sedang melakukan implementasi SNI maka Baristand Industri Surabaya dijadikan sebagai saksi dalam perkara dimaksud. Bukti-bukti yang diajukan juga diberikan kepada PPNS yang menangani perkara tersebut. Baristand Industri Surabaya dijadikan sebagai saksi ahli dalam pengujian kelayakan mutu terhadap Kipas Angin merk “SiJempol”. Tujuannya adalah agar PPNS mengetahui bagaimana cara-cara menguji sebuah kipas angin, apa-apa saja dan bagian apa saja yang diujikan. Setelah dilakukannya pemeriksaan, Baristand Industri Surabaya mengeluarkan pernyataan bahwa PT. Neo National sedang melakukan implementasi SNI dan benar bahwa telah beberapa kali mengajukan implementasi terhadap produk Kipas Angin merk “SiJempol” dengan tipe NN 1651 KP. Pengujian kelayakan mutu dilakukan terhadap kumparan dinamo, bentuk kipasnya dan bahan-bahan dasar untuk pembuatan kipas angin tersebut.

3. Perbuatan Melawan Hukum Dalam Pengaturan Perlindungan Konsumen

Perbuatan melawan hukum dalam pengaturan perlindungan konsumen adalah perbuatan pelaku usaha yang memberikan dampak negatif kepada konsumen. Perbuatan itu dapat dibuktikan dengan adanya konsumen yang mengadu kepada Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat LPKSM. Pengaduan Universitas Sumatera Utara kepada LPKSM dijamin oleh Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Untuk memenuhi perbuatan melawan hukum dalam pengaturan perlindungan konsumen terkait Pasal 62 ayat 1 Jo. Pasal 8 ayat 1 huruf a. dan e. Undang- Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen adalah harus terpenuhinya seluruh unsur-unsur yang terdapat di dalam ketentuan tersebut. Unsur- unsur yang tidak terpenuhi dalam permasalahan hukum yang dihadapi PT. Neo National adalah unsur 93 a. “Memproduksi barang; : b. Memperdagangkan barang; c. Tidak memenuhi atau tidak sesuai dengan standar yang dipersyaratkan”. Dengan demikian, untuk menyatakan seseorang bersalah dan melakukan perbuatan melawan hukum dalam pengaturan perlindungan konsumen maka harus memenuhi unsur-unsur yang terdapat di dalam pasal yang dipersangkakan. Apabila tidak terpenuhi maka perkara akan dihentikan. Hubungan perbuatan melawan hukum dalam hukum perlindungan konsumen dengan pembuktian terbalik adalah pelaku usaha harus diberikan kesempatan untuk mencari bukti-bukti pendukung baginya untuk menyatakan dirinya tidak bersalah. Tetapi pembuktian itu hanyalah dapat dilakukan di pengadilan semata. Pada saat 93 Surat Kejaksaan Agung RI perihal Pengembalian Berkas Perkara an. Sjarifuddin, yang disangka melanggar Pasal 62 ayat 1 Jo. Pasal 8 ayat 1 huruf a. dan huruf e. Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen kepada Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen Kementerian Perdagangan Republik Indonesia. Universitas Sumatera Utara penyidikan dilakukan oleh PPNS, kesempatan untuk membuktikan bahwa PT. Neo National tidak bersalah, tidak diberikan. 94

C. Penegakan Hukum Terhadap Pelanggaran Standar Nasional Indonesia

Penegakan hukum berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 102 Tahun 2000 tentang Standardisasi Nasional dilakukan oleh Petugas Pengawas Standar Barang dan atau Jasa di Pabrik dari Direktorat Jenderal Pembinaan Industri Kementerian Perindustrian Republik Indonesia. 95 Petugas Pengawas Standar Barang dan atau Jasa di Pabrik tersebut disebut dengan PPSP. Menurut Pasal 1 angka 27 Peraturan Menteri Perindustrian No. 86M-INDPER92009 tentang Standar Nasional Indonesia Bidang Industri, PPSP adalah “Pegawai Negeri Sipil di pusat atau daerah yang ditugaskan untuk melakukan pengawasan barang dan atau jasa di lokasi produksi yang SNI-nya telah diberlakukan secara wajib atau yang diterapkan secara sukarela oleh produsen”. Selanjutnya akan dibahas mengenai pengawasan dalam implementasi SNI yang dilakukan oleh pelaku usaha.

1. Pembinaan Pengawasan Dalam Implementasi Standar Nasional