Pembinaan Pengawasan Dalam Implementasi Standar Nasional

penyidikan dilakukan oleh PPNS, kesempatan untuk membuktikan bahwa PT. Neo National tidak bersalah, tidak diberikan. 94

C. Penegakan Hukum Terhadap Pelanggaran Standar Nasional Indonesia

Penegakan hukum berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 102 Tahun 2000 tentang Standardisasi Nasional dilakukan oleh Petugas Pengawas Standar Barang dan atau Jasa di Pabrik dari Direktorat Jenderal Pembinaan Industri Kementerian Perindustrian Republik Indonesia. 95 Petugas Pengawas Standar Barang dan atau Jasa di Pabrik tersebut disebut dengan PPSP. Menurut Pasal 1 angka 27 Peraturan Menteri Perindustrian No. 86M-INDPER92009 tentang Standar Nasional Indonesia Bidang Industri, PPSP adalah “Pegawai Negeri Sipil di pusat atau daerah yang ditugaskan untuk melakukan pengawasan barang dan atau jasa di lokasi produksi yang SNI-nya telah diberlakukan secara wajib atau yang diterapkan secara sukarela oleh produsen”. Selanjutnya akan dibahas mengenai pengawasan dalam implementasi SNI yang dilakukan oleh pelaku usaha.

1. Pembinaan Pengawasan Dalam Implementasi Standar Nasional

Indonesia SNI Pembinaan dan pengawasan dalam hal implementasi SNI adalah dilakukan oleh PPSP berdasarkan Peraturan Menteri Perindustrian No. 86M-INDPER92009 tentang Standar Nasional Indonesia Bidang Industri. Pengawasan barang atau jasa 94 Wawancara dengan Sjarifuddin selaku Komisaris PT. Neo National, Medan, 18 Januari 2013. 95 Pasal 16 Jo. Pasal 17, Peraturan Menteri Perindustrian No. 86M-INDPER92009 tentang Standar Nasional Indonesia Bidang Industri. Universitas Sumatera Utara yang diberlakukan SNI secara wajib atau Spesifikasi Teknis secara wajib, dilakukan secara berkala dan atau secara khusus di lokasi produksi dan di luar lokasi produksi sekurang-kurangnya 1 satu kali dalam 2 dua tahun oleh Direktorat Jenderal Pembina Industri. 96 PPSP yang ditugaskan oleh Direktorat Jenderal Pembina Industri Kementerian Perindustrian Republik Indonesia harus memenuhi ketentuan sebagai berikut 97 a. “Pegawai Negeri Sipil pada unit kerja di Pusat dan Daerah yang membidangi perindustrian; : b. Pendidikan serendah-rendahnya Sarjana MudaD III; dan c. Telah lulus pelatihan PPSP yang diselenggarakan oleh BPPI atau Direktorat Jenderal Pembina Industri atau dinas berkoordinasi dengan BPPI”. Apabila PPSP telah memenuhi persyaratan sebagaimana disebut di atas maka diberikan sertifikat oleh Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri BPPI. 98 BPPI adalah unit kerja di lingkungan Departemen Perindustrian yang bertugas mengkoordinasikan standardisasi bidang industri. 99 96 Pasal 16, Peraturan Menteri Perindustrian No. 86M-INDPER92009 tentang Standar Nasional Indonesia Bidang Industri. Dalam melakukan tugasnya PPSP wajib mengenakan Tanda Pengenal Pegawai dan membawa Surat Tugas Pengawasan dari Direktorat Jenderal Pembinaan Industri terkait bagi PPSP 97 Pasal 18, Peraturan Menteri Perindustrian No. 86M-INDPER92009 tentang Standar Nasional Indonesia Bidang Industri. 98 Pasal 19, Peraturan Menteri Perindustrian No. 86M-INDPER92009 tentang Standar Nasional Indonesia Bidang Industri. 99 Pasal 1 angka 30, Peraturan Menteri Perindustrian No. 86M-INDPER92009 tentang Standar Nasional Indonesia Bidang Industri. Universitas Sumatera Utara pusat dan daerah. 100 Permasalahan juga timbul dikarenakan persyaratan untuk menjadi PPSP adalah bukan seorang Sarjana Hukum, oleh karena itu dapat mengakibatkan penegakan hukum yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan berlaku. PPSP sudah pasti hanya mengetahui pengaturan terkait SNI, sedangkan hukum acaranya dalam hal ini KUHAP tidak dikuasai. Hal ini menyebabkan penegakan hukum yang dilakukan oleh PPSP menjadi tanggung dan kebanyakan penyidikan yang dilakukan selalu dipaksakan. Oleh karena itu, jika ada PPSP yang tidak membawa Tanda Pengenal Pegawai dan membawa Surat Tugas Pengawasan maka pelaku usaha ataupun produsen tidak wajib untuk mengikuti pengawasan dan pembinaan yang dilakukannya. Pengawasan yang dilakukan oleh PPSP terdiri dari dua bentuk, yaitu : Pengawasan Berkala dan Pengawasan Khusus. Pengawasan Berkala oleh PPSP terhadap barang dan jasa di pabrik dalam memenuhi standar mutu dilakukan dengan cara pemeriksaan pabrik dan pemeriksaan mutu melalui pengambilan sampel di pabrik dilakukan secara acak sekurang-kurangnya sekali dalam setahun dan diujikan ke Laboratorium Penguji yang telah diakreditasi oleh KAN dan hasilnya dilaporkan dalam Berita Acara Pengawasan disampaikan kepada Direktur Jenderal Pembina Industri untuk dilakukan evaluasi. 101 100 Pasal 20, Peraturan Menteri Perindustrian No. 86M-INDPER92009 tentang Standar Nasional Indonesia Bidang Industri. Sedangkan, Pengawasan Khusus melakukan pengecekan kembali ke lokasi pabrik, melakukan uji atau survey atau penelitian 101 Pasal 23, Peraturan Menteri Perindustrian No. 19M-INDPER52006 tentang Standardisasi, Pembinaan dan Pengawasan Standar Nasional Indonesia Bidang Industri. Universitas Sumatera Utara ulang terhadap barang dan jasa hasil pengawasan berkala yang dilaksanakan oleh pihak produsen yang bersangkutan dalam pemenuhan standar, hasil uji atau penelitian ulang tersebut dibuat dalam Berita Acara Pengawasan dan disampaikan kepada Direktur Jenderal Pembina Industri terkait untuk dilakukan evaluasi. 102 Pemeriksaan yang dilakukan adalah dalam hal proses produksi dan pemeriksaan mutu melalui pengambilan contoh di lokasi produksi dan di luar lokasi produksi yang dilakukan secara acak. 103 Contoh yang diambil tersebut diuji oleh Laboratorium Penguji atau Lembaga Inspeksi yang telah ditunjuk oleh Menteri. Sekarang ini, laboratorium penguji atau lembaga inspeksi yang telah ditunjuk oleh Menteri adalah Lembaga Sertifikasi Produk LS-Pro dan Sucofindo. Hasil pemeriksaan di lokasi produksi dan di luar lokasi produksi serta pengujian sampel yang diujikan di laboratorium penguji atau lembaga inspeksi dituangkan dalam Berita Acara Pengawasan dan disampaikan kepada Direktorat Jenderal Pembina Industri terkait untuk dilakukan evaluasi. 104 Pembiayaan yang berkaitan dengan pelaksanaan pengawasan yang dilakukan oleh PPSP dibawah instruksi Direktorat Jenderal Pembina Industri, BPPI atau Dinas Pembina Industri pada ProvinsiKabupatenKota dibebankan kepada APBN atau APBD. 105 102 Pasal 24, Peraturan Menteri Perindustrian No. 19M-INDPER52006 tentang Standardisasi, Pembinaan dan Pengawasan Standar Nasional Indonesia Bidang Industri. Selanjutnya mengenai ketentuan teknis pelaksanaan pengawasan oleh PPSP yang belum diatur dalam Peraturan Menteri Perindustrian No. 86M- 103 Pasal 21 ayat 1, Peraturan Menteri Perindustrian No. 86M-INDPER92009 tentang Standar Nasional Indonesia Bidang Industri. 104 Pasal 21 ayat 2 dan 3, Peraturan Menteri Perindustrian No. 86M-INDPER92009 tentang Standar Nasional Indonesia Bidang Industri. 105 Pasal 23, Peraturan Menteri Perindustrian No. 86M-INDPER92009 tentang Standar Nasional Indonesia Bidang Industri. Universitas Sumatera Utara INDPER92009 tentang Standar Nasional Indonesia Bidang Industri, diatur dengan Peraturan Direktur Jenderal Pembina Industri pada Kementerian Perindustrian Republik Indonesia. 106

2. Penegakan Hukum Administrasi