D. Analisis Kasus Produksi Kipas Angin “SiJempol” oleh PT. Neo National
113 1. Kronologis
113 2. Analisa Hukum
117
BAB IV : HAMBATAN YANG DIALAMI PT. NEO NATIONAL DALAM RANGKA MENGIMPLEMENTASIKAN SNI
TERHADAP PRODUK KIPAS ANGIN MERK “SIJEMPOL” DIKAITKAN DENGAN PENEGAKAN
HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN
123
A. Hambatan dari Aspek Substansi Hukum 123
B. Hambatan dari Aspek Aparatur Hukum 128
C. Hambatan dari Aspek Budaya Hukum 132
1. Budaya Hukum Aparat Pemerintah 132
2. Budaya Hukum Pelaku Usaha 135
3. Budaya Hukum Masyarakat 135
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
137
A. Kesimpulan 137
B. Saran 140
DAFTAR PUSTAKA 141
LAMPIRAN I : PEDOMAN WAWANCARA
148 LAMPIRAN II :
SURAT MOHON IZIN PENELITIAN 150
LAMPIRAN III : SURAT TANGGAPAN PENELITIAN
152
Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK
Standard Nasional Indonesia SNI diadopsi dari International Standard Organization ISO, mengenai SNI Kipas Angin khususnya diadopsi dari
International Electronic Commission IEC. Apabila pelaku usaha tidak menerapkan SNI maka akan dikenakan sanksi pidana melalui Undang-Undang No. 8 Tahun 1999
tentang Perlindungan Konsumen. Permasalahan timbul ketika pelaku usaha sedang mengimplementasikan SNI yang harus memproduksi dalam hal uji coba untuk
mendapatkan SPPT-SNI. Sebagai contoh dapat diangkat PT. Neo National yang sedang melakukan pengujian terhadap kelayakan mutu produknya berupa Kipas
Angin merk “SiJempol”. Produk PT. Neo National memang belum memperoleh SNI, tetapi Tim TPPBJ Tim Pengawas Peredaran Barang dan Jasa mendapati kipas
angin yang berada di Pabrik PT. Neo National belum bersertifikat SNI. Oleh karena itu, PT. Neo National diduga telah melakukan pelanggaran di bidang perlindungan
konsumen yaitu memproduksi barang yang tidak SNI.
Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah preskriptif dengan jenis penelitian yuridis normatif dan bersifat deskriptif analitis. Sumber bahan
hukum yang digunakan menitikberatkan pada data sekunder berdasarkan bahan hukum primer dan didukung dengan bahan hukum tertier berupa wawancara. Data-
data yang didapat dianalisis dengan menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif. Penarikan kesimpulan dilakukan dengan menggunakan logika berfikir
deduktif – induktif.
Ketentuan yang dikenakan kepada PT. Neo National adalah Pasal 62 ayat 1 Jo. Pasal 8 ayat 1 huruf a dan e. Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen. Sementara itu, untuk mendapatkan SPPT-SNI, setiap pelaku usaha wajib untuk melakukan uji kelayakan mutu di Balai Riset Industri
Standardisasi. Untuk pengujian kelayakan mutu, pelaku usaha tersebut juga harus memproduksi sampel barang untuk dilakukan pengujian. Penelitian ini dilakukan
adalah untuk mendapatkan kepastian hukum di bidang SNI bagi pelaku usaha yang sedang melakukan implementasi SNI. Hambatan yang dialami oleh produsen adalah
pengaturan SNI yang saling tumpang tindih dengan pengaturan perlindungan konsumen; Sikap PPNS-PK yang tidak profesional dan proporsional; dan Ketidak-
pedulian Kementerian Perindustrian RI dalam membimbing pelaku usaha.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa : Pengaturan SNI yang diterapkan Pemerintah sebaiknya perlu ditinjau kembali penerapannya dan kewenangan-
kewenangan setiap kementerian terkait; Pelaku Usaha bersatu di dalam suatu asosiasi untuk melakukan pengujian terhadap Pasal 8 ayat 1 Undang-Undang No. 8 Tahun
1999 tentang Perlindungan Konsumen; Bagi PPNS-PK dan pelaku usaha yang mengimplementasikan SNI agar dapat diberikan pelatihan-pelatihan hukum dan
bimbingan SNI. Kata Kunci
: Standard Nasional Indonesia; Perlindungan Konsumen;
danImplementasi SNI.
Universitas Sumatera Utara
A B S T R A C T
Indonesian National Standard SNI was adopted by the International Standard Organization ISO, the ISO adopted in particular fan of the International
Electronic Commission IEC. If businesses do not implement the SNI shall be sanctioned by Law No. 8 of 1999 on Consumer Protection. Problems arise when
businesses are implementing SNI should produce in terms of trials to get SPPT-SNI. For example, be appointed PT. Neo National was to test the feasibility of the product
quality brands such as Fan “SiJempol”. Products PT. Neo National was not obtained SNI, but TPPBJ Team Team Supervisor Circulation of Goods and
Services found that the fan was in factory PT. Neo National has not been certified SNI. Therefore, PT. Neo National alleged to have committed violations of consumer
protection in the field of producing goods that are not SNI.
The methodology used in this research is the type of prescriptive-research, normative and descriptive analysis. Sources of legal materials that are used to focus
on secondary data based on primary legal material and powered by a tertiary legal materials in the form of an interview. The data obtained were analyzed using
qualitative descriptive analysis method. Inferences made using deductive thinking logic – inductive.
Provisions charged to PT. Neo National was Article 62 Paragraph 1 Jo. Article 8 Paragraph 1 Letter a and e. Law No. 8 of 1999 on Consumer Protection.
In the meantime, to get SPPT-SNI, all businesses required to conduct due diligence on the quality Industrial Research Institute of Standardization. To test the feasibility
of quality, these businesses also have to produce the goods samples for testing. This research was conducted to obtain legal certainty in the field of SNI for businesses
who are implementing SNI. Barriers experienced by manufactures are SNI setting that overlap with consumer protection. Arrangements; Attitutde of PPNS-PK were
unprofessional and proportionate; and Lact-disregard the Ministry of Industry in guiding businesses.
The result from these research showed that : The Government adopted ISO setting should be reviewed and its implementation powers any relevant ministries;
Business communities are united in an association to conduct testing of Article 8 Paragraph 1 of Law No. 8 of 1999 on Consumer Protection; For PPNS-PK and
businesses that implement the SNI in order to be given legal training and guidance standards.
Key Word
: Indonesia National Standard;Consumer Protection;
andImplementation of SNI.
Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN